Mengenai Saya

Foto saya
lucu,familier,friendly,imut

Rabu, 30 Juni 2010

kontrasepsi hormonal

Kontrasepsi Hormonal

Jumlah penduduk dunia yang terus meningkat akan menimbulkan banyak permasalahan dalam berbagai bidang, terutama di bidang sosial dan ekonomi. Pertambahan penduduk yang tidak terkendali dapat menyebabkan peledakan penduduk, dan pada akhirnya akan timbul kesulitan dalam pemerataan kemakmuran dalam masyarakat.

Dampak pertambahan penduduk yang cepat antara lain adalah dalam bidang pendidikan (semakin banyak anak yang tidak mendapatkan pendidikan yang memadai), bidang pelayanan kesehatan (banyak masyarakat yang tidak mendapat pelayanan kesehatan yang mencukupi), bidang tenaga kerja (banyaknya angka pengangguran karena terbatasnya lapangan pekerjaan), bidang sosial ekonomi (pendapatan per kapita masyarakat yang rendah), serta bidang lingkungan hidup (keseimbangan alam akan terganggu).1

Lembaran Data Populasi Dunia pada tahun 2000 menunjukkan Indonesia berada pada peringkat kelima dalam hal jumlah penduduk terbanyak, yaitu sebesar 237.500.000 jiwa. Untuk menekan pertambahan penduduk tersebut, maka sejak tanggal 23 Desember 1957 telah berdiri PKBI (Perkumpulan Keluarga Berencana Indonesia), yang menjadi cikal bakal timbulnya program nasional Keluarga Berencana (KB) di Indonesia. Tujuan program KB adalah memperbaiki kesehatan dan kesejahteraan keluarga, serta mengurangi angka kelahiran untuk meningkatkan taraf hidup rakyat dan bangsa.1

Program Nasional Keluarga Berencana di Indonesia bertujuan untuk mewujudkan “Keluarga Berkualitas tahun 2015”. Metode yang digunakan untuk mewujudkan tujuan tersebut adalah dengan penggunaan alat kontrasepsi oleh pasangan suami istri. Alat kontrasepsi tersebut dapat dengan metode sederhana sampai dengan metode modern, dengan tujuan untuk menekan angka kehamilan dan laju pertambahan penduduk.1

Sejarah

Pada tahun 1921 Haberlandt melakukan transplantasi ovarium binatang percobaan yang sedang hamil kepada binatang lain dari spesies yang sama. Ia menemukan kemandulan sementara pada binatang yang menerima transplantasi. Pada tahun 1930 Allen melakukan isolasi progesteron, dan pada tahun-tahun berikutnya Bickenbach dan von Massenbach menemukan bahwa progesteron, testosteron, dan estrogen dapat menghambat ovulasi. Walaupun demikian, sampai tahun 1950 hormon steroid ini belum mendapat tempat sebagai obat antifertilitas, tetapi banyak diselidiki untuk menghasilkan kortison.2

Barulah pada tahun 1950-an setelah Pincus, Chang, dan Rock menemukan bahwa pemberian progesteron per-os pada hari ke 5 sampai ke 25 daur haid dapat menghambat ovulasi, hormon steroid ini dipakai untuk keperluan kontrasepsi. Percobaan pertama pemakaian kontrasepsi oral dengan noretinodrel dan mestranol di Puerto Rico pada tahun 1956 membuktikan daya guna yang sangat tinggi sebagai kontrasepsi.2

Sejak itu perkembangan kontrasepsi hormonal berlangsung terus. Tahun 1960 pil kombinasi estrogen-progesteron mulai digunakan. Tahun 1963 pil sekuensial diperkenalkan. Sejak tahun 1965 sampai sekarang banyak diadakan penyesuaian dosis atau penggunaan progesteron saja, sehingga muncul pil mini, dan lain-lain. Perkembangan ini pada umumnya bertujuan mencari suatu kontrasepsi hormonal yang mempunyai daya guna tinggi, efek samping minimal, dan keluhan pasien yang sekecil-kecilnya.2

Secara umum, persyaratan metode kontrasepsi ideal adalah aman (tidak menimbulkan komplikasi berat jika digunakan), berdaya guna (jika digunakan sesuai aturan dapat mencegah terjadinya kehamilan), dapat diterima (dapat diterima oleh klien dan lingkungan budaya di masyarakat), terjangkau harganya oleh masyarakat, serta jika metode tersebut dihentikan penggunaannya maka klien akan segera kembali kesuburannya, kecuali untuk kontrasepsi mantap.2

I. DEFINISI

Kontrasepsi adalah upaya untuk mencegah kehamilan, upaya tersebut dpat bersifat sementara dan dapat pula bersifat permanen.2 Yang bersifat permanen pada wanita dinamakan tubektomi dan pada pria vasektomi. 3 Sedang yang bersifat sementara dapat menggunakan obat peroral, suntikan, intravaginal, atau dengan obat topikal intravaginal yang bersifat spermisid. Selanjutnya disini hanya akan dibahas mengenai kontrasepsi hormonal yang umumnya digunakan secara peroral, suntikan atau implantasi subkutan 4

Sampai sekarang cara kontrasepsi yang ideal belum ada. Kontrasepsi ideal itu harus memenuhi syarat sebagai berikut, dapat dipercaya, tidak menimbulkan efek yang mengganggu kesehatan, daya kerjanya dapat diatur menurut kebutuhan, tidak menimbulkan gangguan sewaktu melakukan koitus, tidak memerlukan motivasi terus-menerus, mudah pelaksanaan, murah harganya, dan dapat diterima penggunaannya oleh pasangan yang bersangkutan.2

II. MEKANISME KERJA

Mekanisme kerja kontrasepsi hormon steroid antara lain akan mempengaruhi:

1. Ovulasi dan Implantasi

2. Transpor gamet

3. Fungsi corpus luteum

4. Lendir serviks2

Mekanisme kerja Estrogen :

Estrogen disintesa dari kolesterol terutama di ovarium, dan kelenjar lain misalnya kortek adrenal, testis dan plasenta. Estrogen endogen pada manusia terdiri dari estriol, estradiol, dan estron.2

Mekanisme kerja estrogen dalam kontrasepsi adalah sebagai berikut :

1. Ovulasi

a. Estrogen menghambat ovulasi melalui efek pada hipotalamus, yang kemudian mengakibatkan supresi pada FSH dan LH kelenjar hipofise.]

b. Penghambatan tersebut tampak dari tidak adanya estrogen pada pertengahan siklus, tidak adanya puncak-puncak FSH dan LH pada pertengahan siklus dan supresi post-ovulasi peninggian progesteron dalam serum dan pregnandiol dalam urine yang terjadi dalam keadaan normal.

c. Ovulasi pun tidak selalu dihambat oleh estrogen dalam pil oral kombinasi (yang berisi estrogen 50 mcg atau kurang), karena estrogen mungkin hanya efektif 95-98% dalam menghambat ovulasi. Ovulasi juga bisa terhambat karena efek progesteron pada lendir cervix dan lingkungan endometrium serta tuba.

d. Produksi hormon-endogenous memang dihambat, tetapi tidak seluruhnya. Masih ada sedikit estrogen yang dihasilkan ovarium seperti pada fase folikuler dini siklus haid.2

2. Implantasi

a. Implantasi dari blastocyst yang sedang berkembang terjadi 6 hari setelah fertilisasi, dan ini dapat dihambat bila lingkungan endometrium tidak berada dalam keadaan optimal. Kadar estrogen atau progesteron yang berlebihan atau kurang/ inadekuat atau keseimbangan estrogen-progesteron yang tidak tepat, menyebabkan pola endometrium yang abnormal sehingga tidak baik untuk implantasi.2

b. Implantasi dari ovum yang telah dibuahi juga dapat dihambat dengan estrogen dosis tinggi (diethylstilbestrol, ethinylestradiol) yang diberikan sekitar pertengahan siklus pada sanggama yang tidak dilindungi, dan ini disebabkan karena terganggunya perkembangan endometrium yang normal. Efek inilah rupanya yang menjadi dasar bagi metode kontrasepsi pasca sanggama atau post-coital.2

3. Transpor gamet/ovum

Pada percobaan binatang, transpor gamet/ovum dipercepat oleh estrogen dan ini disebabkan karena efek hormonal pada sekresi dan peristaltik tuba serta kontraktilitas uterus.2

4. Luteolisis

a. Yaitu degenerasi dari corpus luteum, yang menyebabkan penurunan yang cepat dari produksi estrogen dan progesteron oleh ovarium, yang selanjutnya menyebabkan dibuangnya jaringan endometrium. Untuk kelangsungan kehamilan yang baik diperlukan fungsi corpus luteum yang baik.4

b. Degenerasi dari corpus luteum menyebabkan penurunan kadar progesteron serum dan selanjutnya mencegah implantasi yang normal, merupakan efek yang mungkin disebabkan oleh pemberian estrogen dosis tinggi pasca sanggama. 4

Mekanisme Kerja Progesterone :

Gestagen atau progesteron adalah hormone steroid yang meny
ebabkan terjadinya transformasi sekretorik pada endometrium dan yang juga sekaligus dapat mempertahankan kehamilan.5 Mekanisme kerja progesterone dalam kontrasepsi adalah sebagai berikut :

1. Ovulasi

Ovulasi sendiri mungkin dapat dihambat karena terganggunya fungsi poros hipotalamus-hipofisis-ovarium dan karena modifikasi dari FSH dan LH pada pertengahan siklus yang disebabkan oleh progesteron.5

2. Implantasi

a. Implantasi mungkin dapat dicegah bila diberikan progesteron pra-ovulasi. Ini yang menjadi dasar untuk membuat IUD yang mengandung progesteron.5

b. Pemberian progesteron-eksogenous dapat mengganggu kadar puncak FSH dan LH, sehingga meskipun terjadi ovulasi produksi progesterone yang berkurang dari corpus luteum menyebabkan penghambatan dari implantasi.5

c. Pemberian progesterone secara sistemik dan untuk jangka waktu yang lama menyebabkan endometrium mengalami keadaan “istirahat” dan atropi.5

3. Transpor Gamet atau Ovum

Pengangkutan ovum dapat diperlambat bila diberikan progesterone sebelum terjadi fertilisasi.5

4. Luteolisis

Pemberian jangka lama progesteron saja mungkin menyebabkan fungsi corpus luteum yang tidak adekuat pada siklus haid sehingga menghambat folikulogenesis.5

5. Lendir serviks yang kental

a. Dalam 48 jam setelah pemberian progesteron, sudah tampak lendir serviks yang kental, sehingga motilitas dan daya penetrasi dari spermatozoa sangat terhambat.

b. Lendir serviks yang tidak cocok dengan sperma adalah lendir yang jumlahnya sedikit, kental dan seluler serta kurang menunjukkan ferning dan spinnbarkeit.4

III. Macam-macam Kontrasepsi Hormonal

III.1. Pil / Tablet

a. Pil Oral Kombinasi (POK)

Adalah pil kontrasepsi berisi estrogen maupun progesterone (progestagen, gestagen). Dosis estrogen ada yang 0,05; 0,08; dan 0,1 mg pertablet. Sedangkan dosis dan jenis progesteronnya bervariasi dari masing-masing pabrik pembuatnya.4

Pil Oral Kombinasi (POK):

a. Mengandung estrogen dan progesterone

b. Terdapat beberapa macam POK :

Monophasic

Pil yang tersedia dalam kemasan 21 tablet, mengandung hormon aktif estrogen/progestin (E/P) dalam dosis yang sama, dengan 7 tablet tanpa hormon aktif.6

Multiphasic

Contoh :

Pil Biphasic : Pil yang tersedia dalam kemasan 21 tablet, mengandung hormon aktif estrogen/progestin (E/P) dalam dua dosis yang berbeda, dengan 7 tablet tanpa hormon aktif.6

Pil Triphasic : Pil yang tersedia dalam kemasan 21 tablet, mengandung hormon aktif estrogen/progestin (E/P) dalam tiga dosis yang berbeda, dengan 7 tablet tanpa hormon aktif.6

Cara kerja

Pil kombinasi akan

(a) Menghalangi produksi gonadotropin dan hipofise secara terus-menerus, sehingga tidak terjadi ovulasi;

(b) Merubah konsistensi lendir serviks menjadi tebal dan kental, sehingga penetrasi dan transportasi sperma akan terhalang, sulit, atau tidak mungkin sama sekali;

(c) Merubah peristaltic tuba dan rahim, sehingga mengganggu transportasi sperma maupun sel telur;

(d) Menimbulkan perubahan pada endometrium, sehingga tidak memungkinkan terjadinya nidasi;

(e) Merubah kepekaan indung telur terhadap rangsangan-rangsangan gonadotropin.4

Efektivitas

Secara teoritis hampir 100, dengan angka kegagalan 0,1-0,7.4

Kelebihan

1. Efektivitasnya tinggi, dapat dipercaya jika dimakan sesuai aturan pakainya.

2. Pemakai pil dapat hamil lagi, bilamana dikehendaki kesuburan dapat kembali dengan cepat.

3. Tidak mengganggu kegiatan seksual suami istri

4. Siklus haid menjadi teratur

5. Dapat menghilangkan keluhan nyeri haid (dismenorea).

6. Untuk pengobatan kemandulan, kadang-kadang dapat dipakai untuk memancing kesuburan

7. Untuk mengobati perdarahan haid pada wanita usia muda (Juvenile bleeding)

8. Dapat memperbaiki perdarahan tidak teratur yang disebabkan pemberian kontrasepsi hormonal lainnya.

9. Dikatakan dapat mengurangi kejadian kanker ovarium.

10. Dapat digunakan sejak usia remaja hingga menopause.

11. Dapat digunakan jangka panjang selama perempuan masih ingin menggunakan untuk mencegah kehamilan.

12. Dapat dihentikan setiap saat. 4,6

Kekurangan

1. Pil harus dimakan setiap hari, kurang cocok bagi wanita yang pelupa.

2. Motivasi harus diberikan secara lebih intensif4

Efek samping

v Ringan

Berupa mual muntah, pertambahan berat badan, perdarahan tidak teratur, meningkatkan tekanan darah, retensi cairan, edema, sakit kepala, timbulnya jerawat, alopesia, dan keluhan ringan lainnya. Keluhan ini berlangsung pada bulan-bulan pertama pemakaian pil. Pada sebagian kecil perempuan dapat menimbulkan depresi dan perubahan suasana hati, sehingga keinginan untuk melakukan hubungan seks berkurang.4,6

v Berat

Dapat terjadi trombo-embolisme, mungkin karena terjadi peningkatan aktivitas karena factor-faktor pembekuan atau karena pengaruh vaskuler secara langsung. Angka kejadian trombo-embolisme ini dilaporkan 4-9 kali lebih tinggi dari wanita bukan pemakai pil dari golongan umur yang sama. Namun angka kematian yang terjadi amat rendah, yaitu 3 per 100.000 wanita pemakai pil, hal ini diamati pada wanita-wanita di negara barat.4

Mengenai kemungkinan timbulnya karsinoma serviks uteri, menurut penelitian-penelitian yang dipercaya diluar negeri, dikatakan bahwa tidak diperoleh hubungan yang bermakna antara pemakai pil dengan kanker serviks maupun dengan displasia serviks.4

Kontra indikasi absolut

· Adanya gangguan fungsi hati,

· tromboflebitis atau riwayat tromboflebitis,

· kelainan serebro-vaskuler,

· keganasan pada kelenjar mamma dan alat reproduksi,

· adanya varises yang berat.4

Kontra indikasi Relatif

· Hipertensi,

· diabetes mellitus,

· penyakit tiroid,

· perdarahan abnormal pervaginam yang tidak jelas penyebabnya,

· penyakit jantung dan penyakit ginjal,

· serangan asma bronchial,

· eksema luas,

· migraine yang hebat,

· sering dapat serangan epilepsy,

· mioma uteri.3,5

Waktu mulai menggunakan pil kombinasi

· Setiap saat selagi haid, untuk meyakinkan kalau perempuan tersebut tidak hamil,

· Hari pertama sampai hari ke- 7 siklus haid,

· Boleh menggunakan pada hari ke-8, tetapi perlu menggunakan metode kontrasepsi yang lain (kondom) mulai hari ke-8 sampai hari ke-14 atau tidak melakukan hubungan seksual sampai telah menghabiskan paket pil tersebut.

· Setelah melahirkan :

o Setelah 6 bulan pemberian asi eksklusif

o Setelah 3 bulan dan tidak menyusui

o Pasca keguguran ( segera dalam waktu 7 hari).

· Bila berhenti menggunakan kontrasepsi injeksi, dan ingin menggantikan dengan pil kombinasi, pil dapat segera diberikan tanpa perlu menunggu haid.6

b. Pil sequential

Cara ini banyak dipakai pada tahun enam puluhan, sedangkan dewasa ini nampaknya kurang populer. 5

Pil sequensial :

a. Terdiri dari estrogen saja untuk 14-15 hari.

b. Disusul tablet kombinasi untuk 5-7 hari.3

Cara pemakaian

Mula-mula makanlah pil yang berisi estrogen selama 2 minggu, diteruskan dengan memakai pil kombinasi selama 1 minggu, lalu selama 1 minggu tidak makan pil apapun. Pada akhir minggu keempat akan terjadi perdarahan haid (withdrawal bleed
ing).5

Cara kerja

Khasiat utama pil sekuensial adalah menghambat ovulasi. Dosis estrogen yang ada lebih tinggi daripada dosis estrogen dalam pil kombinasi. Berhubung tidak adanya progesterone pada 2 minggu pertama, maka kelupaan makan pil hanya 1 hari saja akan menyebabkan terjadinya ovulasi, sehingga masih mungkin terjadi kehamilan.5

Indikasi

Pada wanita hipoestrogenik, haid tidak teratur, hipofertil, haid yang sering terlambat, dan wanita dengan jerawat.5

Efek samping

Sama dengan pil kombinasi.5

Efektivitas

Pil sekuensial sekarang ini kurang populer dibandingkan pil kombinasi. Angka kegagalan lebih tinggi dibandingkan pil kombinasi, yaitu 0,5-1,4. Ini disebabkan karena bila makan pil sekuensial ini tidak boleh lupa, dapat terjadi kehamilan.5

c. Mini pill

Dewasa ini mini pill mengandung gestagen turunan nortestosteron. Meskipun efek sampingnya rendah, penggunaan mini pill sebagai kontrasepsi sangat rendah. Rendahnya penggunaan mini pill karena mini pill tidak dapat menjamin berlangsungnya suatu siklus haid yang normal.

Jenis Minipil

· Kemasan dengan isi 35 pil : 300 μg levonorgestrel atau 350 μg noretindron.

· Kemasan dengan isi 28 pil : 75 μg norgestrel.6

Cara Kerja

Cara kerja mini pill sangat kompleks dan hingga kini belum diketahui secara pasti. Beberapa cara kerja yang telah diketahui diantaranya adalah :

· menekan sekresi gonadotropin dan produksi steroid di ovarium.

· Endometrium mengalami transformasi lebih awal sehingga implantasi lebih sulit.

· Mengentalkan lendir serviks sehingga menghambat penetrasi sperma.

· Mengubah motilitas tuba sehingga transportasi sperma terganggu.6

Efektivitas

Keefektifan mini pill sangat bergantung pada jenis gestagen yang terkandung dalam mini pill tesebut. Pada penggunaan mini pill jangan sampai kelupaan satu-dua tablet, atau jangan sampai terjadi gangguan gastrointestinal (muntah, diare), karena akibatnya kemungkinan kehamilan sangat besar. Penggunaan obat mukolitik asetil sistein dapat meningkatkan permeabilitas sperma, sehingga kemampuan kontraseptif mini pill dapat terganggu. Agar didapatkan kehandalan yang cukup tinggi, maka jangan sampai ada tablet yang terlupa, tablet digunakan pada jam yang sama (malam hari), dan senggama sebaiknya dilakukan 3-20 jam setelah penggunaan mini pill. Perlu hati-hati pemberian mini pill pada wanita gemuk karena kegagalannya akan lebih tinggi. Estrogen dalam lemak wanita gemuk sangat tinggi. Estrogen tersebut memiliki efek positif terhadap lendir serviks.5

Cara Pemakaian

Mini pill digunakan setiap hari dan apabila lupa tidak usah dirangkap.

Kelebihan

Kelebihan kontrasepsi :

· Sangat efektif bila digunakan secara benar.

· Tidak mengganggu hubungan seksual.

· Tidak mempengaruhi asi.

· Kesuburan cepat kembali.

· Nyaman dan mudah digunakan.

· Dapat dihentikan setiap saat.

Kelebihan nonkontrasepsi :

· Mengurangi nyeri haid

· Mengurangi jumlah darah haid

· Menurunkan tingkat anemia

· Mencegah kanker endometrium

· Melindungi dari penyakit radang panggul

· Tidak meningkatkan pembekuan darah

· Dapat diberikan pada penderita endometriosis

· Kurang menyebabkan peningkatan tekanan darah, nyeri kepala dan depresi

· Dapat mengurangi keluhan premenstrual sindrom ( sakit kepala, perut kembung, nyeri payudara, lekas marah)

· Sedikit sekali mengganggu metabolisme karbohidrat sehingga relatif aman diberikan pada perempuan pengidap kencing manis yang belum mengalami komplikasi.

Kekurangan

· Hampir 30 – 60 % mengalami gangguan haid ( perdarahan sela, spotting, amenorhea)

· Peningkatan/penurunan berat badan.

· Harus digunakan setiap hari dan waktu yang sama.

· Bila lupa satu pil saja, kegagalan menjadi lebih besar.

· Payudara menjadi tegang, mual, pusing, dermatitis, atau jerawat.

· Risiko kehamilan ektopik cukup tinggi ( 4 dari 100 kehamilan), tetapi risiko ini lebih rendah jika dibandingkan dengan perempuan yang tidak menggunakan minipil.

· Efektifitasnya menjadi lebih rendah bila digunakan bersamaan dengan obat tuberkulosis atau obat epilepsi.

· Tidak melindungi diri dari infeksi menular seksual.

· Hirsutisme ( tumbuh rambut/bulu berlebihan didaerah muka), tetapi sangat jarang terjadi.6

Efek samping

Gangguan metabolisme lemak maupun gangguan faktor pembekuan darah dijumpai jauh lebih sedikit pada penggunaan mini pill, dibandingkan bila menggunakan pil kombinasi. Kejadian kanker payudara juga jauh lebih rendah pada pemakai mini pill, sedangkan penggunaan pil kombinasi jangka panjang dijumpai angka kejadian kanker payudara yang sedikit meningkat. Karena mini pill mengandung gestagen saja, kemungkinan terjadi kanker endometrium jauh lebih rendah bila dibandingkan dengan pil yang mengandung estrogen. Terjadi sedikit peningkatan gula darah pada penggunaan mini pill. Namun, pada uji oral glukosa dijumpai kadar yang normal sehingga mini pill bukan merupakan kontraindikasi absolut bagi penderita kencing manis yang ringan maupun kencing manis yang laten. 5

Waktu mulai menggunakan minipil

· Mulai hari pertama sampai hari ke-5 siklus haid. Tidak diperlukan pencegahan dengan kontrasepsi lain.

· Dapat digunakan setiap saat, asal saja tidak terjadi kehamilan. Bila menggunakannya setelah hari ke-5 siklus haid, jangan melakukan hubungan seksual selama 2 hari atau menggunakan metode kontrasepsi lain untuk 2 hari saja.

· Bila pasien tidak haid, minipil dapat digunakan setiap saat, asal saja diyakini tidak hamil. jangan melakukan hubungan seksual selama 2 hari atau menggunakan metode kontrasepsi lain untuk 2 hari saja.

· Bila menyusui antara 6 minggu dan 6 bulan pasca persalinan dan tidak haid, minipil dapat dimulai setiap saat. Bila menyusui penuh, tidak memerlukan metode kontrasepsi tambahan.

· Bila lebih dari 6 minggu pasca persalinan dan pasien telah mendapat haid, minipil dapat dimulai pada hari ke 1-5 siklus haid.6

d. Morning after pill

Banyak istilah yang dipakai untuk menamakan kontrasepsi ini. Morning after pill menerangkan bahwa pil atau obat tersebut harus dimulai dalam waktu beberapa jam atau diberikan esok paginya. Karena Morning after pill ini digunakan setelah senggama, kontrasepsi ini bertujuan bukan mencegah konsepsi, melainkan untuk mencegah nidasi. Morning after pill ini berisi kombinasi estrogen dan progesteron.5

Cara Pemakaian

Pil atau obat ini diminum setelah senggama pada keesokan harinya paling lambat 48 jam pascasenggama. Misalnya dengan pemberian 2 tablet pil kombinasi, 2 kali/hari, dalam waktu 12 jam pascasenggama.5

Cara Kerja

Pemberian pil ini dapat mencegah terjadinya nidasi dan meningkatkan motilitas tuba sehingga transfor ovum tidak berjalan secara fisiologis. Untuk nidasi endometrium memproduksi enzim karbonhidrase. Pemberian estrogen dan progesteron dosis tinggi akan mengurangi pembentukan enzim tersebut, sehingga endometrium tidak fisiologis lagi.5

Indikasi

Hanya diindikasikan bagi wanita yang tidak menggunakan jenis kontrasepsi apapun, dan yang melakukan senggama pada pertengahan siklus. Kontrasepsi pascasenggama ini bukan merupakan suatu alternatif untuk kontrasepsi, melainkan pencegahan kehamilan secara darurat saja.5

Efek samping

Kemungkinan terjadinya kelainan bawaan major sangat kecil, seperti kanker genita
lia. Perlu hati-hati dalam menggunakan dietilstilbestrol (DES) kerena pernah dilaporkan menimbulkan kanker vulva. Obat kontrasepsi pascasenggama dapat menimbulkan sakit kepala, mual, daan muntah, sehingga perlu kadang-kadang diberikan tambahan obat antimuntah.3,5

III.2. Kontrasepsi suntikan

Kontrasepsi hormonal jenis KB suntikan di Indonesia semakin banyak dipakai karena kerjanya yang efektif, pemakaiannya praktis, harganya relatif murah dan aman. Cara ini mulai disukai masyarakat kita dan diperkirakan setengah juta pasangan memakai kontrasepsi suntikan untuk mencegah kehamilan (1983). Penelitian lapangan kontrasepsi suntikan dimulai tahun 1965, dan sekarang di seluruh dunia diperkirakan berjuta-juta wanita memakai cara ini untuk tujuan kontrasepsi.5

Macam kontrasepsi suntikan antara lain Depo-Provera dan Noristrat (Norigest).

Depo-Provera

Adalah Depo Medroksi Progesteron Asetat (DMPA) yang diproduksi oleh Upjohn, Amerika Serikat. Kemasan satu botol berisi 3 ml @ 50 mg/ml.

Cara kerja:

1. Obat ini menghalangi terjadinya ovulasi dengan jalan menekan pembentukan Releasing factor dari hipotalamus.

2. Lendir serviks bertambah kental, sehingga menghambat penetrasi sperma melalui serviks uteri.

3. Implantasi ovum dalam endometrium dihalangi

4. Kecepatan transpor ovum melalui tuba berubah.5

Keuntungan

Keuntungannya adalah efektivitas tinggi, sederhana pemakaiannya, cukup menyenangkan bagi akseptor (injeksi hanya 4x setahun), reversible, cocok untuk ibu-ibu yang menyusui anak.

Waktu pemberian dan dosis

Depo Provera sangat cocok untuk program post partum karena tidak mengganggu laktasi, dan terjadinya amenorea setelah suntikan-suntikan Depo Provera tidak akan mengganggu ibu-ibu yang menyusui anaknya dalam masa postpartum, karena masa ini terjadi amenorea laktasi. Untuk program postpartum, Depo Provera disuntikkan sebelum ibu meninggalkan rumah sakit; sebaiknya sesudah air susu ibu terbentuk, yaitu kira-kira hari ke 3 sampai ke 5. Depo Provera disuntikkan dalam dosis 150 mcg/cc sekali 3 bulan. Suntikan harus intramuskulus dalam.

Efek samping

Sering menimbulkan perdarahan yang tidak teratur (spotting, breakthrough bleeding) amenorea, menoragia, metrorrhagia. Seperti halnya dengan kontrasepsi hormonal lainnya, maka dijumpai pula keluhan mual, pusing, menggigil, mastalgia dan berat badan bertambah. 3

III.3. NORPLANT

Sinonim : Alat kontrasepsi bawah kulit (AKBK), implant, KB susuk. Norplant adalah suatu alat kontrasepsi yang mengandung levonorgestrel yang dibungkus dalam kapsul silastic-silicone dan disusukkan di bawah kulit. Jumlah kapsul yang disusukkan di bawah kulit adalah sebanyak 6 kapsul dan masing-masing kapsul panjangnya 34 mm dan berisi 36 mg levonorgestrel. 3

Mekanisme kerja

1. Menghentikan lendir serviks uteri sehingga menyulitkan penetrasi sperma.

2. Menimbulkan perubahan-perubahan pada endometrium sehingga tidak cocok untuk implantasi zygote.

3. Pada sebagian kasus dapat pula menghalangi terjadinya ovulasi.3

Kelebihan Norplant

Cara ini cocok untuk wanita yang tidak boleh menggunakan obat yang mengandung estrogen, perdarahan yang terjadi lebih ringan, tidak menaikkan tekanan darah, risiko terjadinya kehamilan ektopik lebih kecil jika dibandingkan dengan pemakaian alat kontrasepsi dalam rahim (AKDR). Selain itu cara Norplant ini dapat digunakan untuk jangka panjang (5 tahun) dan bersifat reversible.3

Efek samping Norplant

Gangguan pola haid seperti terjadinya spotting, perdarahan haid memanjang atau lebih sering berdarah (metrorrhagia), amenorea, mual-mual, anoreksi, pening, sakit kepala, kadang-kadang terjadi perubahan pada libido dan berat badan, timbul akne. Oleh karena jumlah progestin yang dikeluarkan ke dalam darah sangat kecil, maka efek samping yang terjadi tidak sesering pada penggunaan pil KB.3

Indikasi

Wanita yang ingin memakai kontrasepsi untuk jangka waktu yang lama tetapi tidak bersedia menjalani kontrasepsi mantap atau menggunakan AKDR. Wanita-wanita yang tidak boleh menggunakan pil KB yang mengandung estrogen.3

Kontraindikasi

1. Kehamilan atau disangka hamil.

2. Penderita penyakit hati.

3. Kanker payudara.

4. Kelainan jiwa

5. Varikosis.

6. Riwayat kehamilan ektopik.

7. Diabetes mellitus.

8. Kelainan kardiovaskular.3

Waktu Pemasangan

Waktu yang paling baik untuk pemasangan norplant adalah sewaktu haid berlangsung atau masa pra ovulasi dari siklus haid, sehingga adanya kehamilan dapat disingkirkan. Keenam kapsul yang masing-masing mengandung 36 mg levonorgestrel ditanamkan pada lengan kiri atas (atau pada lengan kanan atas akseptor yang kidal) lebih kurang 6-10 cm dari lipatan siku.3

Pengangkatan atau Ekstraksi

Pengangkatan norplant dilakukan atas indikasi :

1. Atas permintaan akseptor.

2. Timbulnya efek samping yang sangat mengganggu dan tidak dapat diatasi dengan pengobatan biasa.

3. Sudah habis masa pakainya.

4. Terjadi kehamilan.

DAFTAR PUSTAKA

1. Mochtar M, Keluarga Berencana, dalam Lutan D (ed), Sinopsis Obstetri, Obstetri Operatif-Obstetri Sosial, EGC, Jakarta, 1998, hal.249 – 254.

  1. Saifudin AS, Rachimhadi T, Ilmu Kebidanan, Yayasan Bina Pustaka Sarwono Prawirohardjo, Jakarta, 1999, hal. 905 – 910.
  1. Albar E, Kontrasepsi, dalam Saifudin AS, Rachimhadi T (ed), Ilmu Kandungan, Yayasan Bina Pustaka Sarwono Prawirohardjo, Jakarta, 1999, hal. 535 – 572.
  1. Hartanto H, Keluarga Berencana dan Kontrasepsi, Pustaka Sinar Harapan, Jakarta, 2003, hal 46 – 50.
  1. Baziad A, Kontrasepsi Hormonal, Yayasan Bina Pustaka Sarwono Prawirohardjo, Jakarta, 2002.
  2. Affandi B, Buku Panduan Praktis Pelayanan Kontrasepsi, Yayasan Bina

leishmania

LEISHMANIA

Pada genus Leishmania, hanya ada 3 spesies yang penting bagi manusia , yaitu : 1) Leishmania donovani yang menyebabkan Leismaniasis viseral atau kala azar, 2) Leishmania tropica yang menyababkan leishmaniasis kulit atau oriental sore dan 3) Leishmania braziliensis yang menyebabkan leismaniasis mukokutis atau Espundia.

MORFOLOGI DAN DAUR HIDUP

Genus Leishmania mempunyai 2 stadium, yaitu : 1) stadium amastigot atau stadium leismania yang terdapat pada manusia dan pada hospes reservoar dan 2) stadium promastigot atau stadium leptomonas yang terdapat pada hospes perantara (lalat Phlebotuomus atau lalat Lutzomyia). Pada waktu lalat Phlebotomus menghisap darah penderita leismaniasis,stadium amastigot terhisap dan dalam lambung berubah menjadi stadium promastigot, berkembang biak dengan cepat secara belah pasang longitudinal dan menjadi banyak dalam waktu 3-5 hari. Kemudian stadium promastigot bermigrasi melalui esofagis dan faring kesaluran hipofaring yang terdapat dalam probosis. Stadium promastigot adalah stadium infektif dan dapat ditularkan kepada manusia atau hospes reservoar, bila lalat tersebut mengisap darahnya. Dalam badan manusia stadium promastigot masuk kedalam sel makrofag dan berubah menjadi stadium amastigot. Kemudian stadium amastigot berkembang biak lagi secara belah pasang longitudinal dan seterusnya hidup didalam sel (intraselular). Transmisi dapat terjadi secara kontak langsung melalui luka gigitan lalat; ttansmisi secara kongenital tidak penting.

Ketiga spesies Leishmania mempunyai morfologi yang hampir sama , tetapi berbeda dalam sifat biakan, manifestasi klinis, penyebaran dan vektornya. Ketiga spesies tersebut terdiriatas sejumlah strain yang berbeda dalam virulensi, tipe, lesi sifat biologi dan adaptasi pada vektor. Penyembuhan kala azar dan oriental sore memberikan kekebalan yang lama. Keadaan malnutrisi dan debilitas merupakan pedisposisi serangan klinis. Imunisasi terhadap penyakit oriental sore berhasil dilakukan dengan menggunakan bahan biakan atau bahan dari lesi manusia atau dari limpa binatang yang terinfeksi.

A. Leishmania donovani

1. Hospes dan Nama Penyakit

Manusia merupakan hospes definitif dan parasit ini dapat menyebabkan leismaniasis viseral, yang disebut juga kala azar atau tropical splenomegaly atau dum-dum fever. Hospes reservoarnya adalah anjing. Dibeberapa daerah, penyakit ini dapat merupakan penyakit pada anjing yang sewaktu-waktu dapat ditularkan kepada manusia. Lalat Phlebotomus merupakan hospes perantara atau vektornya. Pada leismaniasis viseral atau kala azar yang disesuaikan dengan letak geografik dan strain vektornya. Kelima macam penyakit kala azar tersebut adalah : 1) tipe india yang menyerang orang dewasa muda. Tipe ini adalah tipe kala azar klasik dan tidak ditemukan pada hospes reservoar (anjing) ; 2) tipe Mediterania, yang dihinggapi anak balita dan mempunyai hospes reservoar anjing atau binatang buas ; 3) tipe Cina yang biasanya menyerang anak balita tetapi dapat menyerang orang dewasa ; 4) tipe Sudan, yang menghinggapi anak remaja dan orang dewasa muda. Juga tiidak ditemukan pada anjing, tetapi mungkin mempunyai hospes reservoar binatang buas ; 5) tipe Amerika selatan, penyakit ini jarang terjadi (sporadis) dan dapat menyerang semua umur.

2. Distribusi geografik

Daerah endemi penyakit ini sangat luas, yaitu berbagai negara di Asia (india), Afrika, Eropa (sekitar laut tengah), Amerika tengah dan selatan. Di indonesia penyakit ini belum pernah di temukan.

3. Morfologi dan Daur Hidup

Pada manusia, parasit ini hidup intraselular dalam darah, yaitu dalam sel retikulo-endotel (RE) sebagai stadium amastigot yang disebut benda Leishman-Donovan. Parasit ini berkembangbiak secara balah pasang dan berukuran kira-kira 2 mikron. Sel RE dapat terisi penuh oleh parasit, sehingga sel itu pecah. Stadium amastigot sementara berada dalam peredaran darah tepi, kemudian masuk atau mencari sel RE yang lain, sehingga stadium ini dapat ditemukan dalam sel RE hati, limpa, sumsum tulang dan kelenjar limfe viseral. Di lambung Phlebotomus, stadium stadium amastigit ini berubah menjadi stadium promastigot yang kemudian bermigrasi ke probosis. Infeksi terjadi dengan tusukan lalat Phlebotomus yang memasukkan stadium promastigot melaluii probosisnya ke dalam badan manusia.

4. Patologi dan Gejala Klinis

Oleh karena banyak sel RE yang rusak, maka tubuh berusaha membentuk sel-sel baru, sehingga terjadi hiperplasi dan hipertrofi RE. Akibatnya terjadi paembesaran limpa (splenomegali), pembesaran hati (hepatomegali), pembesaran kelenjar limfe (limfadenopati) dan anemia oleh karena pembentukan sel darah terdesak. Masa tunas penyakit ini belum pasti, biasanya berkisar 2-4 bulan. Setelah masa tunas, timbul demam yang berlangsung selama 2-6 minggu; mula-mula tidak teratur kemudian intermiten. Kadang-kadang demam menunujukan dua puncak seharai (double rise). Demam lalu hilang, tetapi dapat kambuh lagi. Lambat laun timbul spenomegali dan hepatomegali. Kelenjar limfe diusus dapat diserang parasit ini ; pad infeksi berat diusus dapat terjadi doare dan disentri. Anemia dan leukopenia terjadi sebagai akibat diserangnya sum-sum tulang. Kemudian timbul anoreksia (tidak nafsu makan) dan terjadi kakeksia (kurus kering), sehingga penderita menjadi lemah sekali. Daya tahan tubuh menurun,sehingga mudah terjadi infeksi sekunder. Sebagai penyulit dapat terjadi kankrum oris dan noma. Penyakit kala azar biasanya bersifat menahun. Sesudah gejala kala azar surut dapat timbul Leismanoid dermal, yaitu kelaianan kulit yang disebut juga leismaniasis pasca kala azar.

5. Diagnosis

Diagnosis dibuat berdasarkan gejala klinis, yang kemudian ditegakkan dengan : 1) menemukan parasi dalam darah langsung, biopsi hati, limpa, kelenjar limfe dan fungsi sum-sum tulang penderita; 2) Pembiakan dalam medium NNN ; 3) Inokulasi bahan pada binatang percobaan; 4) Reaksi imunologi yaitu :

a) Uji aglutinasi langsung (Direct aglutination test)

b) ELISA untuk mende3teksi zat anti. Untuk mengidentifikasi parasit secara cepat dikembangkan zat anti monolonal yang spesifik, yang dapat digunakan untuk mendeteksi antigen guna keperluan diagnostik.

c) Western blot untuk mandeteksi antigen yang timbul selama infeksi.

d) Polymerase chain reaction untuk mendiagnosis leismaniasis dilapangan dan leismaniasis pada penderita dengan infeksi HIV karena serologi untuk mendeteksi zat anti tidak berguna banyak pada kasus ini.

6. Pengobatan

Natrium antimonium glukonat, etilsibamin merupakan obat toksik tetapi sangat efektif untuk pengobatan penyakit ini. Penderita memerlukan istirahat total selama menderita penyakit akut; juga memerlukan banyak makanan yang mengandung kadar protein tinggi dan vitamin. Transfusi darah diberikan pada penderita dengan anemia berat, atau perdarahan pada selaput mukosa. Sebagai usaha penabggulangan leismaniasis maka dilakukan pengembangan vaksin antara lain vaksin yang terbuat dari leismania mati ataupun vaksin yang terbuat dari rekayasa genetik.

7. Epidemiologi

Di sekitar laut tengah, penyakit ini hanya terdapat pada balita dan disebut kala azar infantil. Anjing merupakan hospes reservoar dan penting sebagai sumber infeksi. Pada anji ng kelainan terdapat pada kulit, dinamakan Hunde kala azar. Di eropa dan amerika selatan anjing sebagai binatang peliharaan juga merupakan hospes reservoar, sedangkan di india penularan terjadi langsung antara manusia dan manusia karena anjing tidak penting sebagai hospes reservoar.

B. Leishmania tropica

1. Hospes dan Nama penyakit

Manusia merupakan hospes defenitif parasit ini dan yang berperan sebagai hospes reservor adalah anjing, gerbil dan binatang pengerat lainnya. Hospes perantaranya adalah lalat Phlebotomus. Parasit ini menyebabkan leismaniasis kulit atau oriental sore. Ada 2 tipe oriental sore yang menyebabkan oleh strain yang berlainan , yaitu : 1)leismaniasis kulit tipe kering atau urban yang menyebabkan penyakit menahun; 2) leismaniasis kulit tipe basah atau rural yang menyebabkan penyakit akut.

2. Distribusi geografik

Daerah endemi penyakit ini terdapat diberbagai negeri sekitar laut tengah, laut hitam, afrika, amerika tengah dan selatan, arab, india, pakistan dan ceylon. Di indonesia penyakit ini belum pernah ditemukan.

3. Morfologi dan Daur Hidup

Parasit hanya hidup didalam sel RE dibawah kulit didekat porte d’entree, sebagai stadium amastigot dan tidak menyebar kebagian lain. Morfologi parasit ini tidak dapat dibedakan dari L.donovani. bentuk promastigot yang merupakan bentuk infektif dapat ditemukan pada lalat Phlebotomus sebagai vektornya atau dalam biakan. L.tropica dalam sediaan apus dari lesi kulit terdapat intraseluler dalam leukosit, sel mononuklear, sel polinuklear, dan sel epitel atau terdapat eksterselular.cara infeksi sama seperti pada L.donovani.

4. Patologi dan Gejala Klinis

Masa tunas penyakit ini adalah 2 minggu sampai 3 tahun. Pada manusia penyakit ini terbatas pada jaringan kulit dan kadang-kadang menyerangselaput mukosa. Pada porte d’entree tyerjadi hiperplasia sel RE yang meangandung stadium amastigot; mula-mula terbentuk makula kemudian meanjadai papul.papul lalu pecah dan terjadi ulkus. Ulkus dapat sembuh sendiri dalam waktu beberapa bulan, kemudian meninggalkan parut kecil. Bila terjadi infeksi sekunder oleh bakteri, mungkin timbul gejala umum seperti demam, menggigil dan bila ulkus sembuh dapat meninggalkan parut yang besar. Ulkus pada leismaniasis kulit atau oriental sore dapat sembuh sendiri dalam beberapa bulan, meskipun penderita tidak diobati.

5. Diagnosis

Diagnosis ditegakan dengan : 1) menemukan parasit dalam sediaan apus yang diambil dari tepi ulkus atau dari sediaan biopsi; 2) pembiakan dari medium NNN; 3) reaksi imunologi.

6. Pengobatan

Obat yang dapat menghasilkan kesembuhan pada leismaniasis kulit adalah salep yang mengandung paromomisin. Alopurinol juga efektif pada pengobatan leismaniasis kulit. Pengobatan lokal dilakukan bila hanya ada satu atau dua ulkus saja. Bila terjadi luka multipel atau yang sudah lanjut diberi neostibosan. Didaerah endemi bila terdapat luka didaerah wajah, dianjurkan untuk tidak diberi pengobatan sampai waktu tertentu supaya penderita mendapat kekebalan. Untuk daerah non endemik pengobatan harus segera diberikan.

7. Epidemiologi

Anjing, gerbil dan binatang pengerat lainnya merupakan sumber infeksi yang penting bagi manusia. Untuk mengurangi kemunginan terjadinya transmisi antara penderita dan vektor, dianjurkan untuk menutup luka. Pemberantasan vektor (lalat pasir) dilakukan dengan penyemprotan insektisida diruma-rumahh. Juga dianjurkan memakai kelambu atau repelen waktu tidur agar terlindung dari gigitan lalat. Imunisasi aktif dapat memberikan perlindaungan yang efektif, meskipun imunitas baru didapat setelah beberapa bulan.

C. Leishmania brasiliensis

1. Hospes dan Nama penyakit

Manusia merupakan hopes definit parasit ini dan lalat Phlebotomus berperan sebagai hospes perantara. Penyakit yang disebabkan parasit ini disebut leismaniasis Amerika atau penyakit Espundia. Penyakit ini dapat dibagi menjadi 3 tipe menurut strain yaitu: 1) tipe ulkus Meksiko dengan lesi yang terbatas pada telinga. Penyakitnya menahun, parasitnya sedikit, ulkusnya kecil-kecil dan tidak menyebar ke mukosa lainnya; 2) tipe uta, lesi kulit yang menyerupai oriental sore, pada lesi yang dini lebih banyak ditemukan parasitnya daripada lesi yang sudah lama; penyakit ini jarang menyebar ke selaput mukosa: 3) tipe Espundia , sering bersifat polipoid dan ulkus dapat menyebar ke lapisan mokokutis dan kutis.

2. Distribusi geografik

Penyakit ini ditemukan diamerika tengah dan selatan (mulai dari guatemala sampai ke argentina utara dan paraguay). Di indonesia penyakit ini belum pernah ditemukan.

3. Morfologi dan Daur Hidup

Morfoloogi parasit ini tidak dapat dibedakan dari L.donovani dan L.tropica. stadium amastigot hidup didalam sel RE dibawah kulit pada porte d’entree dan menyebar ke selaput lendir (mukosa) yang berdekatan, seperti mulut, hidung dan tulang rawan telinga. Stadium promastigot terdapat pada lalat phlebotomus sebagai bentuk infektif. Bentuk ini ditemukan pula dalam baikan NNN. Infeksi terjadi seperti pada L.donovani dan L.tropica.

4. Patologi dan Gejala Klinis

Masa tunas penyakit ini berlangsung beberapa hari sampai beberapa bulan. Pada porte d’entree terjadi hiperplasi sel RE yang mengandung stadium amastigot. Kemudian timbul makula dan papul; setelah itau papul pecah dan terjadi ulkus. Parasit yang keluar bersama sekret ulkus menyebabkan ulkus baru atau granuloma. Saluran limfe tersumbat dan terjadilah nekrosis. Infeksi sekunder oleh bakteri merupakan penyulit, sehingga terjadi destruksi tulang rawan pada hidung atau telinga. Penyakit ini berlangsung bertahun-tahun dan bila tidak diobati dapat sembuh sendiri. Ulkus dapat sembuh sendiri dengan meninggalkan parut.

Lesi yang terjadi pada tipe uta,sama bentuknya dengan tipe meksiko,hanya prediksi pada telinga kurang dan jarang menghinggapi selaput lendir. Masa tunas pada tipe espundia adalah 2-3 bulan dan biasanya lesi pertama terjadi pada kulit dan mungkin juga terdapat diselaput lendir. Setelah ± 1 tahun terjadi lesi sekunder yang dapat menyebabkan cacat.

5. Diagnosis

Diagnosis ditegakkan dengan: 1) menemukan parasit dalam sediaan apus atau sediaan biopsi dari tepi ulkus; 2) pembiakan dalam medium NNN; 3) reaksi imunologi.

6. Pengobatan

Terapi intravena dengan etilstibamin harus dilakukan dengan segera setelah diagnosis dibuat, mengingat luka mukosakutan yang destruktif. Natrium antimonium tartrat dan stibofen dapat digunakan dalam pengobatan secara berturut-turut. Amfoterisin B juga mempunyai nilai terapeutik. Antibiotik diberikan bila tedapat infeksi sekunder oleh bakteri.

7. Epidemiologi

Di daerah endemi penyakit terbatas didaerah pinggiran hutan dan banyak terdapat pada orang dewasa laki-laki yang bekerja dihutan, sedangkan di brazil sepertiga penderitanya adalah anak-anak. Diduga, hospes reservoar adalah binatang liar. Anjing kadang-kadang mengandung parasit ini tetapi tidak menimbulkan kelainan pada tubuh binatang tersebut.

Di tunisia penanggulangan leismaniasis kulit dilakukan dengan membasmi koloni gerbil (hospes reservoar) dan menghilangkan sumber makanan gerbil dengan cara menanami pohon ditempat tersebut. Di peru penanggulangan leismaniasis kulit meliputi pemakaian insektisida didaerah perumahan dan sekitarnya yang merupakan fokus transmisi, serta memakai pakaian, gelang, topi yang telah dicelup dalam repelen.

uji bakteri

UJI BAKTERI ESCHERICIA COLI

PADA DEPO AIR MINUM ISI ULANG

Organisme koliform merupakan petunjuk adanya polusi kotoran (faeses). Bahaya sehubungan dengan air minum adalah bila air tersebut telah tercemar oleh bahan buangan atau kotoran manusia atau hewan berdarah panas. Bila pengotoran semacam itu terjadi, maka air tersebut mengandung bibit-bibit penyakit yang masih hidup. Meminum air semacam itu dapat berakibat timbulnya penyakit demam usus atau disentri.

Organisme yang paling umum digunakan sebagai mikroorganisme indikator adalah E. Coli dan kelompok koliform secara keseluruhan. Mikroorganisme indikator merupakan kelompok bakteri yang keberadaannya di makanan di atas batasan jumlah tertentu, yang dapat menjadi indikator suatu kondisi yang terekspos dan dapat mengintroduksi organisme hazardous (berbahaya) sehingga menyebabkan proliferasi spesies patogen ataupun toksigen.

Koliform sebagai suatu kelompok dicirikan sebagai bakteri berbentuk batang, gram negatif, tidak membentuk spora, aerobik dan anaerobik fakultatif yang memfermentasi laktosa dengan menghasilkan asam dan gas dalam waktu 48 jam pada suhu 35oC. Adanya bakteri koliform di dalam makanan/ minuman menunjukkan kemungkinan adanya mikroba yang bersifat enteropatogenik dan atau toksigenik yang berbahaya bagi kesehatan. Bakteri koliform dapat dibedakan menjadi 2 grup yaitu : (1) koliform fekal misalnya Escherichia coli dan ( 2 ) koliform nonfekal misalnya Enterobacter aerogenes. Escherichia coli merupakan bakteri yang berasal dari kotoran hewan atau manusia, sedangkan Enterobacter aerogenes biasanya ditemukan pada hewan atau tanam-tanaman yang telah mati. Jadi, adanya Escherichia coli dalam air minum menunjukkan bahwa air minum itu pernah terkontaminasi feses manusia dan mungkin dapat mengandung patogen usus. Oleh karena itu, standar air minum mensyaratkan Escherichia coli harus nol dalam 100 ml.

Secara garis besar Escherichia coli memiliki sifat-sifat bentuk batang, gram negatif, tidak berkapsul, umumnya mempunyai fimbria dan bersifat motile. Kehadiran bakteri coli besar pengaruhnya terhadap kehidupan manusia, terbukti dengan kualitas air minum, secara bakteriologis tingkatannya ditentukan oleh kehadiran bakteri tersebut yang disajikan pada tabel dibawah ini.

Tabel 1. Batas maksimum cemaran mikroba dalam air mineral

Jenis Makanan

Jenis Pengujian

Batas Maksimum

per gram/per ml

Air mineral

Angka lempeng total

MPN coliform

Escherichia coli*

Clostridium perfringens

Salmonella

102

<3>

0

0

negatif

Sumber :

Lampiran Surat keputusan Dirjen POM Nomor : 037267/B/SK/VII/89

Catatan :* 100 ml untuk jenis makanan bentuk cair

Cara kerja dalam menguji kualitas air minum dari sumber mata air dapat dibagi menjadi tiga bagian, yaitu sampling, pemilihan metode analisis dan membandingkan data yang didapat dengan spesifikasi acuan atau standar. Tiga langkah ini saling melengkapi dan berhubungan, karena :

Ø Heterogenitas distribusi dari mikroorganisme dalam sebagian besar sampel berarti bahwa rencana sampling harus mampu memberikan hasil secara statistik dalam hal standar.

Ø Kekurangtepatan dalam kebanyakan teknik mikrobiologis kuantitatif berarti bahwa standar/ acuan harus dihubungkan dengan data yang diperoleh dengan metode khusus, dan

Ø Jumlah sampel yang diperlukan dalam metode tes harus disertakan dalam laporan saat memilih jumlah dari tiap-tiap sampel.

A. PENGAMBILAN SAMPLING

1. Survey

Tahap pertama dalam perencanaan sistem pemantauan air adalah pengumpulan data mengenai keadaan lingkungan serta karakteristik dan pemanfaatan sumber air. Berdasarkan data tersebut dapat direncanakan lokasi pengambilan contoh yang tepat sesuai dengan keperluannya.

Survey diperlukan untuk menetapkan kecepatan terhadap pergantian gambaran mikrobiologis. Mengambil dan memeriksa sampel sebanyak mungkin dalam satu shift, sehari atau bahkan satu minggu (harus tepat), akan menunjukkan apakah pertambahan organisme dapat muncul, apakah itu cepat atau bertahap dan kapan waktu yang tepat untuk mengambil sampel agar dapat mendeteksinya. Di sisi lain, survey dapat mengindikasikan fluktuasi cepat dan tinggi dalam hitungan mikrobial. Dalam kasus seperti itu, akan diperlukan untuk mengambil sampel sesering mungkin sampai penyebab fluktuasi dapat diidentifikasi dan dikoreksi.

Faktor-faktor yang mempengaruhi dalam menentukan tempat lokasi sampling, dalam hal ini isi ulang air minum pada depo adalah :

a) Kualitas fisik yang meliputi kekeruhan, temperatur, warna, bau dan rasa. Kekeruhan air dapat ditimbulkan oleh adanya bahan-bahan organik dan anorganik yang terkandung di dalam air seperti lumpur dan bahan-bahan yang berasal dari buangan. Dari segi estetika, kekeruhan di dalam air dihubungkan dengan kemungkinan pencemaran oleh air buangan.

b) Kualitas kimia yang berhubungan dengan ion-ion senyawa ataupun logam yang membahayakan, di samping residu dari senyawa lainnya yang bersifat racun, seperti antara lain residu pestisida. Dengan adanya senyawa-senyawa ini kemungkinan besar bau, rasa dan warna air akan berubah, seperti yang umum disebabkan oleh adanya perubahan pH air. Pada saat ini kelompok logam berat seperti Hg, Ag, Pb, Cu, Zn, tidak diharapkan kehadirannya di dalam air.

susuk KB

Susuk KB
( Alat Kontrasepsi Bawah Kulit )

Alat kontrasepsi bawah kulit atau implant adalah kontrasepsi yang disusupkan di bawah kulit. Preparat yang terdapat saat ini adalah implant dengan nama dagang "NORPLANT" maupun "IMPLANON"

Dosis
Norplant terdiri dari 6 kapsul silastik, dimana setiap kapsulnya berisi levornorgestrel sebanyak 36 mg. Sedang Implanon terdiri 1 kapsul silastik yang berisi etonogestrel sebanyak 68 mg, yang dilepas tiap hari kurang lebih 30 microgram/hari

Cara kerja Implant.
Dengan disusupkannya 6 kapsul/1 kapsul silastik implant di bawah kulit, maka setiap hari dilepaskan secara tetap sejumlah leveonorgestrel ke dalam darah melalui proses difusi dari kapsul-kapsul yang terbuat dari bahan silastik. Besar kecilnya levonogestrel yang dilepas tergantung besar kecilnya permukaan kapsul silastik dan ketebalan dari dinding kapsul tersebut.
Satu set Implant yang terdiri dari 6 kapsul dapat bekerja secara efektip selama 5 tahun. Sedang Implanon yang terdiri dari 1 kapsul dapat bekerja secara efektip selama 3 tahun.

Cara kerja dalam pencegahan kehamilan.
Dengan dilepaskannya hormon levonargestrel secara konstan dan kontinyu maka cara kerja implant dalam mencegah kehamilan pada dasarnya terdiri atas 3 mekanisme dasar yaitu :
- Menghambat terjadinya ovulasi.
- Menyebabkan endometrium tidak siap untuk nidasi.
- Mempertebal lendir serviks.
- Menipiskan lapisan endometrium.

Efektifitasnya.
Efektifitasnya sangat tinggi, kegagalannya teoritis 0,2%, dalam praktek 1 - 3%.

Keuntungan Implant.
- Tidak menekan produksi ASI.
- Praktis, efektif.
- Tidak ada faktor lupa.
- Masa pakai panjang.
- Membantu mencegah anaemia.
- Khasiat kontrasepsi susuk berakhir segera setelah pengangkatan.
- Dapat digunakan oleh ibu yang tidak cocok dengan hormon estrogen.

Kekurangan Implant.
- Implant harus dipasang dan diangkat oleh petugas kesehatan yang terlatih.
- Petugas kesehatan harus dilatih khusus.
- Implant mahal.
- Implant sering mengubah pola haid.
- Susuk mungkin dapat terlihat dibawah kulit.

Sebelum tindakan pemasangan.
Perlu diberi konseling secara mantap untuk peserta KB mengingat pemkaian kontrasepsi yang lama dan harga susuk yang mahal.

Pemasangan implant.
Pemasangan dilaksanakan pada bagian tubuh yang jarang bergerak. Berdasarkan penelitian, lengan kiri merupakan tempat terbaik untuk pemasangan, yang sebelumnya dilakukan anaestesi lokal.

Tahap Pasca tindakan.
a) Peserta KB Susuk sebaiknya menjaga agar daerah sayatan tetap kering minimal selama 3 hari
untuk mempercepat penyembuhan dan mengurangi kemungkinan infeksi.
b) Lengan akseptor kadang-kadang terasa membengkak dan berwarna kebiru-biruan. Hal tersebut
biasanya akibat tindakan suntikan atau pemasangan implant dan akan menghilang dalam 3 hari
hingga 5 hari.
c) Setelah 5 tahun implant atau 3 tahun untuk Implanon pemakaian, implant dapat dilepas.

Kontraindikasi.
- Hamil atau diduga hamil.
- Tumor.
- Penyakit jantung, kelainan haid, darah tinggi, kencing manis.

Efek samping.
Pada dasarnya keluhannya sama dengan kontrasepsi suntik yaitu.
- Gangguan haid.
- Jerawat.
- Perubahan libido.
- Keputihan.
- Peubahan berat badan
- dll.
Bila terjadi hal-hal tersebut diatas konsultasikan kepada dokter anda untuk memperoleh konseling dan penanggulangan.