Mengenai Saya

Foto saya
lucu,familier,friendly,imut

Rabu, 07 Juli 2010

obat jamur kulit

OBAT JAMUR KULIT

Umumnya, obat jamur kulit ini bekerja menghambat jamur dengan mengganggu aktivitas sel jamur sehingga menjadi rusak. Obat jamur kulit diberikan berupa krim atau salep yang dapat dioleskan langsung pada daerah yang terinfeksi jamur. Namun, suatu obat jamur secara sistemik diperlukan sebagai tambahan bila infeksi sudah meluas.

  1. Penggolongan obat Jamur Kulit

    Obat jamur kulit yang ada di Indonesia , antara lain:

    1. Griseofulvin

      Obat ini efektif untuk infeksi jamur di kulit, rambut, dan kuku yang disebabkan berbagai jamur dermatofit seperti Trichophyton, Epidermophyton, dan Microsporum. Griseofulvin bekerja dengan menghambat mitoisi jamur dengan mengikat protein mikrotubuler dalam sel.

    2. Imidazol dan Triazol

      Obat jamur golongan imidazol mempunyai spektrum yang luas. Kelompok ini adalah mikonazol, klotrimazol, ekonazol, isokonazol, tiokonazol, dan bifonazol. Angka penyembuhan tinea pedis dengan mikonazol sebesar 95%.

    3. Tolnaftat

      Tolnaftat merupakan suatu tiokarbamat yang efektif untuk sebagian besar dermatofitosis yang disebabkan T. Rubrum, T. metagrophites, T. tonsurans, E. Floccosum, M.canis, M. Auduoini dan P.orbiculare tapi tidak efektif terhadap candida. Angka penyembuhan tolnaftat pada tinea pedis sebesar 80%.

    4. Nistatin

      Obat ini merupakan suatu antibiotik polien yang dihasilkan oleh Streptomyces noursei. Nistatin terutama digunakan infeksi kandida di kulit, selaput lendir dan saluran cerna.

    5. Lainnya

      kandisidin, asam benzoat dan asam salisilat, asam uindesilat, haloprogin, natamisin, siklopiroks olamin.

  2. Infeksi jamur kulit

    Infeksi jamur kulit kerap diderita oleh masyarakat yang tinggal di negara beriklim tropis. Indonesia memiliki iklim tropis yang berakibat suhu udara yang panas dan lembab sehingga menguntungkan bagi pertumbuhan organisme seperti jamur dan parasit.

    Jamur dapat tumbuh pada daerah kulit manusia yang lembab misalnya ketiak, selangkangan, sela jemari kaki, lipatan kulit yang lembab, di bawah lipatan payudara, atau di lipatan bokong. Bagian-bagian kulit tersebut selain lembab, sering tidak kering setiap kali habis mandi.

Infeksi jamur sendiri dibedakan menurut lokasi bersarangnya sebagai berikut;

  1. Tinea capitis bila menyerang kulit kepala, rambut, alis, dan bulu mata.
  2. Tinea barbae yang singgah di dagu dan pipi yang biasa ditumbuhi cambang.
  3. Tinea manuum yang mendarat di tangan dan telapak tangan.
  4. Tinea unguinum bisa menyerang kuku hingga rusak, rapuh, dan bentuknya tak lagi normal. Di bagian bawah kuku bakal menumpuk sisa jaringan kuku rapuh.
  5. Tinea pedis yang menyelip di sela-sela jari dan telapak kaki, dikenal juga dengan athlete's foot, ringworm of the foot, kutu air atau rangen kata orang Jawa, paling sering bercokol di antara jari ke-4 dan ke-5, yang kerap meluas ke bawah jari dan sela jari-jari lain.
  6. Pityriasis versicolor alias panu, yang kerap muncul dibadan, ketiak, lipatan paha, lengan, tungkai atas, leher, wajah, dan kulit kepala. Bentuknya berupa bercak bersisik halus putih hingga kecokelatan. Panu merupakan penyakit jamur permukaan menahun dan tak memberikan keluhan berarti.
  7. Tinea corporis atau kadas (kurap) timbul di leher atau badan, ditandai dengan munculnya bercak bulat atau lonjong, berbatas tegas antara yang kemerahan, bersisik, dan berbintil. Daerah tengahnya biasanya lebih "tenang", tak berbintil. Bila dibiarkan, bisa menjadi penyakit menahun, keluhannya pun jadi samar-samar hingga menimbulkan infeksi bakteri.
  8. Tinea cruris atau infeksi jamur di lipatan paha, daerah bawah perut, kelamin luar, selangkangan, dan sekitar anus. Penyakit yang satu ini kerap dianggap enteng, karena lebih enak digaruk ketimbang diobati. Tak jarang jamur selangkangan ini wujudnya menjadi tak karuan. Kulit selangkangan pun lebih legam, meradang dan basah bergetah, terutama jika jamur sudah ditunggangi infeksi oleh kuman lain.
  9. Candidosis. Infeksi jamur Candida sp. ini banyak menyerang kulit dan vagina kaum hawa. Umumnya tak berbahaya, meski dapat meradang. Kehadirannya ditandai dengan penebalan kulit, dadih putih bak kotoran, peradangan, dan sakit saat buang air kecil atau senggama.
    Penyakit jamur dapat berlangsung selama bertahun-tahun. Setelah diobati dengan obat jamur, biasanya penyakit akan mereda, tapi kemudian kambuh lagi. Hal ini yang menimbulkan persepsi bahwa penyakit jamur sukar disembuhkan.

Sebenarnya penyakit jamur bisa disembuhkan. Hanya saja jamur kulit sering tidak diobati sampai tuntas dan salah memilih obat antijamur. Untuk pemilihan obat jamur dan anti parasit topikal yang tepat ada baiknya anda periksakan diri dan konsultasi ke dokter spesialis kulit.

Di apotik online medicastore anda dapat mencari obat jamur dan anti parasit topikal yang berbeda dengan isi yang sama secara mudah dengan mengetikkan di search engine medicastore. Sehingga anda dapat memilih dan beli obat kulit sesuai dengan kemampuan anda.

jamur kulit

Lengkuas Merah Atasi Jamur Kulit
(Alpinia Purpurata R Schum)



Masyarakat lebih mengenal lengkuas sebagai rempah penyedap aneka masakan. Tanaman rimpang ini terdiri atas dua jenis varietas, yaitu lengkuas putih dan lengkuas merah.

Umumnya lengkuas putih lebih popular di gunakan sebagai bumbu masakan. Sementara lengkuas merah yang ukurannya lebih besar, dikenal sebagai tanaman obat. Salah satu pemanfaatannya adalah untuk menghambat pertumbuhan jamur kulit.

Rimpang umbi lengkuas memiliki serat kasar dan beraroma khas. Sifatnya yang panas sangat tepat digunakan sebagai obat luar untuk mengatasi penyakit kulit seperti panu, kadas dan kurap.

Kandungan

Lengkuas merah memiliki sifat antijamur dan antikembung. Efek ini berasal dari rimpangnya yang mengandung basoni, eugenol, galangan dan galangol. Eugenol inilah yang bermanfaat sebagai anti jamur.

Hasil uji laboratorium juga membuktikan bahwa kandungan methanol dan minyak atsiri dalam lengkuas efektif untuk menghambat pertumbuhan jamur kulit.


Pengobatan

Penyakit kulit seperti panu, kadas dan kurap umum dialami banyak orang terutama yang tinggal di daerah beriklim tropis. Kadas dan kurap kemunculannya ditandai dengan bercak berbentuk bulat atau lonjong dan berbatas tegas, memiliki warna kemerahan, bersisik dan berbintil-bintil. Sementara panu biasanya berupa bercak putih yang muncul pada permukaan kulit dan terasa gatal.

Cara mengatasi :

Sediakan 1 jari rimpang lengkuas segar yang telah dipotong miring serta daun sirih secukupnya. Tumbuk halus dua bahan tersebut lalu gosokan ramuan pada kulit yang terinfeksi jamur. Gosokan secara perlahan agar tidak menyebabkan iritasi kulit. Lakukanlah perawatan ini dua kali sehari, setiap pagi dan sore hari.

veve
Admiral

581
Age: 36
Lokasi: Jakarta
20.01.09

Re: Jamur Kulit

Post veve on Thu Jul 02, 2009 3:07 pm

Bangle, Kecilkan Perut Pasca Melahirkan


Bangle (Zingiber purpureum Roxb.), digolongkan sebagai rempah-rempah yang memiliki khasiat obat, salah satunya adalah untuk mengecilkan perut perempuan setelah melahirkan. Tanaman ini tumbuh di daerah Asia tropika, mulai dari dataran rendah sampai 1.300 m dpi.

Jenis herba ini harus cukup mendapat sinar matahari. Pertumbuhannya akan terhambat pada tanah yang tergenang atau becek dan dapat membuat rimpang menjadi cepat busuk. Tinggi tanaman semusim ini sekitar 1-1.5 m dengan batang semu dan terdiri dari pelepah daun yang dipinggir ujungnya berambut sikat. Bentuk daun tunggal dengan letak berseling dan bewarna hijau. Bunganya bunga majemuk, berbentuk tandan dan keluar di ujung batang. Daun kelopak tersusun seperti sisik tebal dengan ujung bergerigi tiga dan warna merah menyala.

Kandungan :

Rimpang pada herba ini memiliki bau khas aromatik dengan rasa agak pahit dan pedas. Dalam rimpang ini terkandung minyak atsiri (sineol, pinen), damar, pati dan tanin.

Khasiatnya :

Selain digunakan sebagai ramuan jamu pada perempuan setelah melahirkan, mengecilkan perut setelah melahirkan dan juga kegemukan, bangle juga dipercaya dapat mengatasi berbagai macam penyakit. Rimpangnya dapat dimanfaatkan untuk mengobati demam, sakit kepala, batuk, perut nyeri, masuk angin, sembelit, sakit kuning, cacingan dan reumatik.

Cara pemakaian :

Mengecilkan perut setelah melahirkan: Sediakan rimpang bangle secukupnya lalu dicuci dan parut. Letakan hasil parutan tadi pada bagian perut.

Kegemukan / mengurangi lemak tubuh: Siapkan sepotong rimpang bangle dan 7 lembar daun jati belanda. Cuci bersih lalu rebus kedua bahan tersebut bersama 1.5 gelas air bersih sampai tersisa 1 gelas. Setelah dingin, saring ramuan lalu pisahkan untuk 2 kali minum, pagi dan sore hari.

veve
Admiral

581
Age: 36
Lokasi: Jakarta
20.01.09

Re: Jamur Kulit

Post veve on Thu Jul 02, 2009 3:12 pm

Jamur Shiitake
(Lentinus Edodes


Jenis jamur ini telah digunakan sejak 2000 tahun yang lalu oleh bangsa Cina, Jepang, dan Korea. Jamur ini tidak hanya dimakan, melainkan juga digunakan sebagai obat.

Jamur ini mengandung asam amino yang sangat dibutuhkan oleh tubuh, yaitu; thiamin, riboflavin, niacin, serta beberapa jenis serat dan enzim. Jamur Shiitake juga mengandung ergosterol, yang akan diolah tubuh menjadi vitamin D setelah kulit terkena sinar matahari.

Kandungan asam amino jamur shiitake membuatnya berfungsi mengingkatkan sistem kekebalan tubuh, dan mengatasi gangguan pencernaan, hati, meredakan serangan pilek, dan melancarkan peredaran darah.

Para ahli kesehatan saat ini telah menemukan bahwa dalam jamur ini terkandung lentinan, yang dapat menjadi antikanker, mengobati tekanan darah tinggi, menurunkan kadar kolesterol, dan mengatasi gangguan pada jantung.

Re: Jamur Kulit

Post mayang.ungu on Thu Jul 02, 2009 8:41 pm

veve wrote:Lengkuas Merah Atasi Jamur Kulit
(Alpinia Purpurata R Schum)



Masyarakat lebih mengenal lengkuas sebagai rempah penyedap aneka masakan. Tanaman rimpang ini terdiri atas dua jenis varietas, yaitu lengkuas putih dan lengkuas merah.

Umumnya lengkuas putih lebih popular di gunakan sebagai bumbu masakan. Sementara lengkuas merah yang ukurannya lebih besar, dikenal sebagai tanaman obat. Salah satu pemanfaatannya adalah untuk menghambat pertumbuhan jamur kulit.

Rimpang umbi lengkuas memiliki serat kasar dan beraroma khas. Sifatnya yang panas sangat tepat digunakan sebagai obat luar untuk mengatasi penyakit kulit seperti panu, kadas dan kurap.

Kandungan

Lengkuas merah memiliki sifat antijamur dan antikembung. Efek ini berasal dari rimpangnya yang mengandung basoni, eugenol, galangan dan galangol. Eugenol inilah yang bermanfaat sebagai anti jamur.

Hasil uji laboratorium juga membuktikan bahwa kandungan methanol dan minyak atsiri dalam lengkuas efektif untuk menghambat pertumbuhan jamur kulit.


Pengobatan

Penyakit kulit seperti panu, kadas dan kurap umum dialami banyak orang terutama yang tinggal di daerah beriklim tropis. Kadas dan kurap kemunculannya ditandai dengan bercak berbentuk bulat atau lonjong dan berbatas tegas, memiliki warna kemerahan, bersisik dan berbintil-bintil. Sementara panu biasanya berupa bercak putih yang muncul pada permukaan kulit dan terasa gatal.

Cara mengatasi :

Sediakan 1 jari rimpang lengkuas segar yang telah dipotong miring serta daun sirih secukupnya. Tumbuk halus dua bahan tersebut lalu gosokan ramuan pada kulit yang terinfeksi jamur. Gosokan secara perlahan agar tidak menyebabkan iritasi kulit. Lakukanlah perawatan ini dua kali sehari, setiap pagi dan sore hari.

seingatku admin tuh yang kena penyakit panu
entah canda entah beneran tapi aku sempet baca di status fb dia Smile

retha


181
18.04.09

Re: Jamur Kulit

Post retha on Fri Jul 03, 2009 11:53 am

mayang.ungu wrote:
veve wrote:Lengkuas Merah Atasi Jamur Kulit
(Alpinia Purpurata R Schum)



Masyarakat lebih mengenal lengkuas sebagai rempah penyedap aneka masakan. Tanaman rimpang ini terdiri atas dua jenis varietas, yaitu lengkuas putih dan lengkuas merah.

Umumnya lengkuas putih lebih popular di gunakan sebagai bumbu masakan. Sementara lengkuas merah yang ukurannya lebih besar, dikenal sebagai tanaman obat. Salah satu pemanfaatannya adalah untuk menghambat pertumbuhan jamur kulit.

Rimpang umbi lengkuas memiliki serat kasar dan beraroma khas. Sifatnya yang panas sangat tepat digunakan sebagai obat luar untuk mengatasi penyakit kulit seperti panu, kadas dan kurap.

Kandungan

Lengkuas merah memiliki sifat antijamur dan antikembung. Efek ini berasal dari rimpangnya yang mengandung basoni, eugenol, galangan dan galangol. Eugenol inilah yang bermanfaat sebagai anti jamur.

Hasil uji laboratorium juga membuktikan bahwa kandungan methanol dan minyak atsiri dalam lengkuas efektif untuk menghambat pertumbuhan jamur kulit.


Pengobatan

Penyakit kulit seperti panu, kadas dan kurap umum dialami banyak orang terutama yang tinggal di daerah beriklim tropis. Kadas dan kurap kemunculannya ditandai dengan bercak berbentuk bulat atau lonjong dan berbatas tegas, memiliki warna kemerahan, bersisik dan berbintil-bintil. Sementara panu biasanya berupa bercak putih yang muncul pada permukaan kulit dan terasa gatal.

Cara mengatasi :

Sediakan 1 jari rimpang lengkuas segar yang telah dipotong miring serta daun sirih secukupnya. Tumbuk halus dua bahan tersebut lalu gosokan ramuan pada kulit yang terinfeksi jamur. Gosokan secara perlahan agar tidak menyebabkan iritasi kulit. Lakukanlah perawatan ini dua kali sehari, setiap pagi dan sore hari.

10 hal penting tentang penyakit jamur

1. Penyakit jamur ada di mana-mana.
Benar. Jamur yang menyerang tumbuh manusia di mana-mana, di alam bebas. Mungkin di toilet umum, di pasar, di terminal, di bioskop, yang sewaktu-waktu bisa hinggap lalu bersarang pada kulit jika kita kurang bersih menjaga kulit.

Jamur candida albicans, misalnya. Ini jamur yang sering menyerang manusia. Selain bikin keputihan, jamur jenis ini juga acap tumbuh di kulit selangkangan, di lipatan payudara, dan tentu bisa juga tumbuh di saluran pencernaan, serta bagian tubuh lain. Jamur yang menyerang kulit bukan hanya satu jenis.

Kita mengenal puluhan jenis jamur kulit, mulai dari yang sederhana dan enteng, sampai jenis yang ganas. Gambaran penyakit jamur kulit kurang lebih sama, namun jamur penyebabnya bisa berbeda-beda. Selain di kulit, jamur juga mungkin tumbuh di bola mata. Ada penyakit jamur khusus pada bola mata, dan jika berat bisa menimbulkan borok pada bola mata. Jamur jenis lain tumbuh pada liang telinga, karena liang telinga kurang dijaga kebersihannya, kebiasaan mengorek liang telinga dengan jari (yang tentu sudah tercemar jamur), sehingga jamur tumbuh di sana.

Keluhannya gatal minta ampun. Awalnya disangka kotoran telinga penyebab gatalnya, namun setelah diperiksa, ternyata ada jamurnya. Seringkali liang telinga jadi lecet dan terbentuk bisul saking seringnya dikorek-korek akibat hebatnya rasa gatal.

Jamur khusus ada yang yang menyerang paru-paru. Gejalanya mungkin cuma batuk-batuk berbulan-bulan, dan tak sembuh diobati dengan cara biasa. Baru dari foto rontgen paru-paru akan tampak gambaran khas yang menunjukkan adanya jamur paru-paru.

Demikian pula jika jamur candida tumbuh di usus, sering berakibat kondisi tubuh melorot untuk waktu lama, selain gangguanpencernaan tak kunjung menyembuh, dan biasanya baru ketahuan setelah diperiksa tinja yang ternyata ada jamurnya.

2. Penyakit jamur menular.
Ya, penyakit jamur menular. Tak ubahnya panu, dan panu memang tergolong jamur juga, semua penyakit jamur menular. Ada jamur kulit yang berpindah dari kulit jamuran ke kulit sehat lewat persinggungan kulit, ada juga yang lewat spora, lewat udara, dan lewat hubungan seks, atau pada bagian lain tubuh sendiri.

Jamur yang tumbuh di kulit pipi kemungkinan tertular lewat bantal tidur bekas pasien jamur kulit pipi. Jamur di leher, dada, atau perut, kemungkinan lewat pakaian bekas pengidap jamur kulit. Jamur di jemari tangan, sekitar tangan, kemungkinan tertular lewat bersalaman. Dan jamur keputihan pada wanita, sering menjalar sampai ke kulit selangkangan. Jemari yang habis menggaruk kulit berjamur dapat memindahkan penyakit jamurnya ke kulit sehat lainnya.

3. Jamur kulit sukar sembuh?
Umumnya penyakit jamur kulit berlangsung menahun. Diobati, mereda, lalu kambuh lagi, seolah sukar sembuh. Namun sesungguhnya tidak demikian. Umumnya, pertama, lantaran jamur kulit tidak diobati sampai tuntas, dan kedua, karena salah memilih obat antijamur. Mungkin jamur kulit dianggap eksim. Kita tahu obat jamur berbeda dengan obat eksim. Jika eksim diobati sebagai jamur, tentu tidak menyembuhkan. Begitu juga jika penyakit jamur diobati sebagai eksim.

Hal lain, sebagaimana halnya eksim, selama pengobatan sebaiknya tidak berkontak dengan bahan atau zat kimiawi yang bersifat iritatif terhadap kulit, seperti sabun cuci, deterjen, dan bahan kimiawi dalam obat gosok, minyak wangi, krim obat, dan apa pun zat lainnya yang dioleskan pada kulit.

Jika eksim maupun jamur kulit masih terus berkontak dengan bahan atau zat kimiawi, selain akan menghambat proses penyembuhan, penyakit jamur kulitnya akan mudah kambuh, terutama di bagian-bagian kulit tersembunyi, seperti di selangkangan, di sela jemari kaki, lipatan kulit yang lembab, di bawah lipatan payudara, atau di lipatan bokong. Bagian-bagian kulit tersebut selain lembab, sering tidak kering betul setiap kali habis mandi.

Air mandi atau air pembasuh tangan dan kaki yang masih tertinggal di bagian kulit tubuh tertentu mengundang masuk jamur kulit. Kita menyebutnya kutu air. Padahal bukan betul-betul kutu, melainkan kapang jamur yang menyukai bagian kulit yang sering dibiarkan basah dan lembab.

4. Jamur kulit bukan eksim.
Eksim dan jamur kulit sepintas kelihatan sama, namun sesungguhnya berbeda. Dengan melihat saja, dokter bisa memastikan apakah itu eksim ataukah jamur kulit. Namun, acap terjadi eksim tidak sepenuhnya menampakkan gambaran penyakit eksim, karena sudah sejak awal diobati secara tidak tepat. Pemberian obat salep, krim, atau cairan lotion obat yang tidak tepat akan memperburuk penyakit kulit asalnya. Selain tidak spesifik gambaran penyakit kulitnya, pengobatannya tidak sederhana lagi.

Mungkin sudah terjadi infeksi, selain kelainan kulitnya bertambah parah. Demikian pula halnya dengan jamur kulit. Jika dari awal salah diberi obat, kelainan kulitnya jadi kacau, dan tentu tak sembuh-sembuh. Jamur kulit yang diberi obat eksim akan tetap berkembang sebagai jamur kulit, kendati mungkin keluhannya dirasakan mereda, padahal sesungguhnya belum sembuh.

Secara kasar, gambaran eksim itu bercorak aneka ragam pada kulit yang terkena, namun batas kelainan kulitnya dengan kulit yang sehat tidak begitu tegas. Sedang jamur kulit, corakannya tidak begitu beragam, namun batas kelainan kulitnya tegas, menyerupai gambar peta bumi. Keduanya sering menimbulkan kesan rancu, atau memang mengidap kedua-duanya. Ada eksim pada awalnya, yang kemudian ditumpangi jamur kulit juga. Pada kasus demikian, selain diberi obat eksim, perlu ditambah antijamurnya juga.

5. Pengobatan jamur jika sudah komplikasi.
Penyakit jamur yang salah diberi obat biasanya selain tidak menyembuh, akibat sering digaruk, menimbulkan infeksi juga. Pada kulit yang berjamur, terbentuk infeksi yang berarti ditumpangi kuman kulit juga. Pada kasus demikian, infeksinya diobati dulu, baru setelah infeksinya mereda, diobati jamur kulitnya. Jika tidak demikian, tidak bakal sembuh.

Adakalanya, jamur kulit yang sudah terinfeksi menimbulkan semacam borok kulit. Jamur kulit yang tadinya kering menjadi basah, bernanah, dan terasa nyeri selain gatal. Pada kasus demikian, perlu dilakukan kompres untuk mengeringkannya selama beberapa hari. Setelah kering, baru diberi salep antibiotika untuk infeksi kulitnya. Dan setelah kelainan kulitnya mereda, mulai diberikan obat antijamurnya.

Jamur kulit yang menjadi borok dan basah tidak akan sembuh jika langsung diberi antijamur atau salep antibiotika untuk infeksinya. Jika kelainan kulitnya bersifat basah, perlu dikompres dulu dengan cara basah (larutan rivanol), sedang kelainan kulit yang kering tidak boleh diberi kompres, melainkan dilawan dengan yang kering, yakni langsung diberi salep, atau krim yang cocok dan sesuai dengan kelainan kulitnya.

6. Obat antijamur ada yang dioleskan, ada yang diminum.
Benar, ada obat antijamur oles, ada yang diminum. Tidak semua jenis penyakit jamur kulit perlu obat minum selain obat oles. Hanya jenis penyakit jamur tertentu yang sudah menyebar lewat aliran darah (penyakit jamur dalam), yang juga memerlukan obat atijamur minum. Pada kasus penyakit jamur keputihan, jamur usus, jamur paru-paru, misalnya.

7. Kalau jamur kulit tak sembuh-sembuh.
Jika jamur kulit tak kunjung sembuh, selain sebab tidak tepat memilih obat, kemungkinan jenis jamur penyebabnya sudah tak mempan dengan obat antijamur biasa. Untuk itu perlu pemeriksaan dengan mengerok kulit yang berjamur untuk diperiksa jenis jamur penyebabnya di laboratorium.

Setelah jamur penyebabnya diketahui, dapat dipilih obat antijamur yang tepat.
Jangan lupa, panu juga penyakit jamur kulit. Namun, panu perlu dibedakan dengan kusta. Ada jenis kusta yang gambarannya mirip sekali dengan panu. Kusta yang diobati dengan antijamur tentu tidak akan menyembuh. Maka, perlu dipastikan apakah yang dikira panu itu bukan kusta. Dokter dapat membedakannya dengan pemeriksaan sederhana di kamar praktik.

8. Jamur di selangkangan wanita apakah selalu keputihan penyebabnya?
Tidak. Bisa jadi jamur di selangkangan berdiri sendiri. Namun tidak jarang, awalnya hanya keputihan jamur (candida albicans), yang jika tidak diobati, keputihannya akan menjalar merembas ke kulit selangkangan, sehingga bersarang di kulit sela paha juga, atau ke mana-mana bagian tubuh lain. Tidak jarang di lipatan bawah payudara.

9. Jamur di sela jari kaki, berbahayakah?
Jamur di sela jemari kaki biasanya disebabkan oleh candida albicans, jenis jamur yang bisa ke mana-mana bagian tubuh, termasuk ke kemaluan dan saluran pencernaan. Sebagaimana umumnya jamur candida, yang menimbulkan keputihan berwarna susu jika menyerang kemaluan, demikian pula jika tumbuh di sela jemari kaki. Kulit sela jari kaki mengelupas dan warnanya seperti susu, dengan rasa gatal yang hebat.

Jamur kaki tidak berbahaya. Namun jika jamur menyerang kuku, sering kuku harus dibuang dengan operasi. Pasalnya, jika tidak dibuang, jamur akan tetap bersarang di bawah kuku, dan obat antijamur biasanya tidak sampai merembas memasuki bantalan kuku. Ingat, pengidap kencing manis rentan terserang jamur apa saja. Termasuk jamur kulit dan jamur kuku, selain keputihan.

10. Waspada pakaian dalam lembap, dan sehabis konsumsi antibiotika lama.
Benar. Jika pakaian dalam lembap atau basah tetap dipakai, bisa mengundang jamur datang bersarang, khususnya di bagian kulit yang juga sering lembab, seperti di sela jemari, di selangkangan, dan bokong.

Di bagian-bagian kulit inilah jamur kerap bersarang. Pada anak-anak, jamur kulit sering bersarang di belakang daun telinga. Bagian ini sering terluput dari sabun mandi dan pengeringan oleh handuk mandi. Kulit di sela belakang daun telinga tampak kuning berkerak. Jamur yang sama juga sering tumbuh di sela-sela lipatan daun telinga sendiri, gatal dan berkerak kuning.

Pemakaian antibiotika yang lama juga mengganggu keseimbangan kuman-jamur tubuh. Oleh karena kuman yang hidup berdampingan di tubuh kita ikut musnah oleh pemakaian antibiotika, maka jamur yang tadinya jinak dan ramah menjadi lebih dominan, dan muncul berubah sifat menjadi penyakit. Anak dan bayi yang seriawan (berwarna putih susu) di rongga mulutnya sehabis berobat antibiotika, kemungkinan terserang jamur.(complete_record)

Artikel Terkait dengan kategori ini:

flu singapura

FLU SINGAPURA - HFMD - KTM

"Flu Singapura" sebenarnya adalah penyakit yang didunia kedokteran dikenal sebagai Hand, Foot, and Mouth Disease (HFMD) atau penyakit Kaki, Tangan dan Mulut ( KTM )
Penyakit KTM ini adalah penyakit infeksi yang disebabkan oleh virus RNA yang masuk dalam famili Picornaviridae (Pico, Spanyol = kecil ), Genus Enterovirus ( non Polio ). Genus yang lain adalah Rhinovirus, Cardiovirus, Apthovirus. Didalam Genus enterovirus terdiri dari Coxsackie A virus, Coxsackie B virus, Echovirus dan Enterovirus.
Penyebab KTM yang paling sering pada pasien rawat jalan adalah Coxsackie A16, sedangkan yang sering memerlukan perawatan karena keadaannya lebih berat atau ada komplikasi sampai meninggal adalah Enterovirus 71. Berbagai enterovirus dapat menyebabkan berbagai penyakit.

EPIDEMIOLOGI:
Penyakit ini sangat menular dan sering terjadi dalam musim panas. KTM adalah penyakit umum/?biasa? pada kelompok masyarakat yang ?crowded? dan menyerang anak-anak usia 2 minggu sampai 5 tahun ( kadang sampai 10 tahun ).
Orang dewasa umumnya kebal terhadap enterovirus. Penularannya melalui kontak langsung dari orang ke orang yaitu melalui droplet, pilek, air liur (oro-oro), tinja, cairan dari vesikel atau ekskreta. Penularan kontak tidak langsung melalui barang, handuk, baju, peralatan makanan, dan mainan yang terkontaminasi oleh sekresi itu. Tidak ada vektor tetapi ada pembawa (?carrier?) seperti lalat dan kecoa. Penyakit KTM ini mempunyai imunitas spesifik, namun anak dapat terkena KTM lagi oleh virus strain Enterovirus lainnya. Masa Inkubasi 2 ? 5 hari.

GAMBARAN KLINIK :

Mula-mula demam tidak tinggi 2-3 hari, diikuti sakit leher (pharingitis), tidak ada nafsu makan, pilek, gejala seperti ?flu? pada umumnya yang tak mematikan. Timbul vesikel yang kemudian pecah, ada 3-10 ulcus dumulut seperti sariawan ( lidah, gusi, pipi sebelah dalam ) terasa nyeri sehingga sukar untuk menelan.
Bersamaan dengan itu timbul rash/ruam atau vesikel (lepuh kemerahan/blister yang kecil dan rata), papulovesikel yang tidak gatal ditelapak tangan dan kaki.
Kadang-kadang rash/ruam (makulopapel) ada dibokong. Penyakit ini membaik sendiri dalam 7-10 hari.
Bila ada muntah, diare atau dehidrasi dan lemah atau komplikasi lain maka penderita tersebut harus dirawat. Pada bayi/anak-anak muda yang timbul gejala berat , harus dirujuk kerumah sakit sebagai berikut :

o Hiperpireksia ( suhu lebih dari 39 der. C).
o Demam tidak turun-turun (?Prolonged Fever?)
o Tachicardia.
o Tachypneu
o Malas makan, muntah atau diare dengan dehidrasi.
o Lethargi
o Nyeri pada leher,lengan dan kaki.
o Serta kejang-kejang.

Komplikasi penyakit ini adalah :

o Meningitis (aseptic meningitis, meningitis serosa/non bakterial)
o Encephalitis ( bulbar )
o Myocarditis (Coxsackie Virus Carditis) atau pericarditis
o Paralisis akut flaksid (?Polio-like illness? )

Satu kelompok dengan penyakit ini adalah :

1. Vesicular stomatitis dengan exanthem (KTM) - Cox A 16, EV 71 (Penyakit ini)
2. Vesicular Pharyngitis (Herpangina) - EV 70
3. Acute Lymphonodular Pharyngitis - Cox A 10

LABORATORIUM :

Sampel ( Spesimen ) dapat diambil dari tinja, usap rektal, cairan serebrospinal dan usap/swab ulcus di mulut/tenggorokan, vesikel di kulit spesimen atau biopsi otak.
Spesimen dibawa dengan ?Hank?s Virus Transport?. Isolasi virus dencara biakan sel dengan suckling mouse inoculation.
Setelah dilakukan ?Tissue Culture?, kemudian dapat diidentifikasi strainnya dengan antisera tertentu / IPA, CT, PCR dll. Dapat dilakukan pemeriksaan antibodi untuk melihat peningkatan titer.

Diagnosa Laboratorium adalah sebagai berikut :

1. Deteksi Virus :

o Immuno histochemistry (in situ)
o Imunofluoresensi antibodi (indirek)
o Isolasi dan identifikasi virus.
Pada sel Vero ; RD ; L20B
Uji netralisasi terhadap intersekting pools
Antisera (SCHMIDT pools) atau EV-71 (Nagoya) antiserum.

2. Deteksi RNA :

RT-PCR
Primer : 5? CTACTTTGGGTGTCCGTGTT 3?
5? GGGAACTTCGATTACCATCC 3?
Partial DNA sekuensing (PCR Product)

3. Serodiagnosis :

Serokonversi paired sera dengan uji serum netralisasi terhadap virus EV-71 (BrCr, Nagoya) pada sel Vero.
Uji ELISA sedang dikembangkan.
Sebenarnya secara klinis sudah cukup untuk mendiagnosis KTM, hanya kita dapat mengatahui apakah penyebabnya Coxsackie A-16 atau Enterovirus 71.

TATALAKSANA :

o Istirahat yang cukup
o Pengobatan spesifik tidak ada.
o Dapat diberikan :

Immunoglobulin IV (IGIV), pada pasien imunokompromis atau neonatus

Extracorporeal membrane oxygenation.

o Pengobatan simptomatik :
Antiseptik didaerah mulut
Analgesik misal parasetamol
Cairan cukup untuk dehidrasi yang disebabkan sulit minum dan karena demam
Pengobatan suportif lainnya ( gizi dll )
Penyakit ini adalah ?self limiting diseases? ( berobat jalan ) yang sembuh dalam 7-10 hari, pasien perlu istirahat karena daya tahan tubuh menurun. Pasien yang dirawat adalah yang dengan gejala berat dan komplikasi tersebut diatas.

PENCEGAHAN DAN PENGENDALIAN PENYAKIT:
Penyakit ini sering terjadi pada masyarakat dengan sanitasi yang kurang baik. Pencegahan penyakit adalah dengan menghilangkan ?Overcrowding?, kebersihan (Higiene dan Sanitasi). Lingkungan dan perorangan misal cuci tangan, desinfeksi peralatan makanan, mainan, handuk yang memungkinkan terkontaminasi.
Bila perlu anak tidak bersekolah selama satu minggu setelah timbul rash sampai panas hilang. Pasien sebenarnya tak perlu diasingkan karena ekskresi virus tetap berlangsung beberapa minggu setelah gejala hilang, yang penting menjaga kebersihan perorangan.
Di Rumah sakit ? Universal Precaution? harus dilaksanakan.
Penyakit ini belum dapat dicegah dengan vaksin (Imunisasi)

UPAYA PEMERINTAH DALAM HAL INI :
Meningkatkan survailans epidemiologi (perlu definisi klinik)
Memberikan penyuluhan tentang cara-cara penularan dan pencegahan KTM untuk memotong rantai penularan.
Memberikan penyuluhan tentang tamda-tanda dan gejala KTM
Menjaga kebersihan perorangan.
Bila anak tidak dirawat, harus istirahat di rumah karena :
o Daya tahan tubuh menurun.
o Tidak menularkan kebalita lainnya.
Menyiapkan sarana kesehatan tentang tatalaksana KTM termasuk pelaksanaan ?Universal Precaution?nya.

Hand-Foot-Mouth Disease (HFMD)

Etiologi : Coxsackievirus A 16
Cara Penularan : Droplets
Masa Inkubasi : 4 ? 6 Hari

Manifestasi Klinis :
Masa prodromal ditandai dengan panas subfebris, anoreksia, malaise dan nyeri tenggorokan yang timbul 1 ? 2 hari sebelum timbul enantem. Enantem adalah manifestasi yang paling sering pada HFMD. Lesi dimulai dengan vesikel yang cepat menjadi ulkus dengan dasar eritem, ukuran 4-8 mm yang kemudian menjadi krusta, terdapat pada mukosa bukal dan lidah serta dapat menyebar sampai palatum uvula dan pilar anterior tonsil. Eksantema tampak sebagai vesiko pustul berwarna putih keabu-abuan, berukuran 3-7 mm terdapat pada lengan dan kaki, pada permukaan dorsal atau lateral, pada anak sering juga terdapat di bokong. Lesi dapat berulang beberapa minggu setelah infeksi, jarang menjadibula dan biasanya asimptomatik, dapat terjadi rasa gatal atau nyeri pada lesi. Lesi menghilang tanpa bekas.

Diagnosis :
Manifestasi klinis dan isolasi virus dengan preparat Tzank.

Diagnosis Banding : Varisela, herpes

Terapi : Simptomatis

"Flu Singapura" sebenarnya adalah penyakit yang didunia kedokteran dikenal sebagai Hand, Foot, and Mouth Disease (HFMD) atau penyakit Kaki, Tangan dan Mulut ( KTM )
Penyakit KTM ini adalah penyakit infeksi yang disebabkan oleh virus RNA yang masuk dalam famili Picornaviridae (Pico, Spanyol = kecil ), Genus Enterovirus ( non Polio ). Genus yang lain adalah Rhinovirus, Cardiovirus, Apthovirus. Didalam Genus enterovirus terdiri dari Coxsackie A virus, Coxsackie B virus, Echovirus dan Enterovirus.
Penyebab KTM yang paling sering pada pasien rawat jalan adalah Coxsackie A16, sedangkan yang sering memerlukan perawatan karena keadaannya lebih berat atau ada komplikasi sampai meninggal adalah Enterovirus 71. Berbagai enterovirus dapat menyebabkan berbagai penyakit.

EPIDEMIOLOGI:
Penyakit ini sangat menular dan sering terjadi dalam musim panas. KTM adalah penyakit umum/?biasa? pada kelompok masyarakat yang ?crowded? dan menyerang anak-anak usia 2 minggu sampai 5 tahun ( kadang sampai 10 tahun ). Orang dewasa umumnya kebal terhadap enterovirus. Penularannya melalui kontak langsung dari orang ke orang yaitu melalui droplet, pilek, air liur (oro-oro), tinja, cairan dari vesikel atau ekskreta. Penularan kontak tidak langsung melalui barang, handuk, baju, peralatan makanan, dan mainan yang terkontaminasi oleh sekresi itu. Tidak ada vektor tetapi ada pembawa (?carrier?) seperti lalat dan kecoa. Penyakit KTM ini mempunyai imunitas spesifik, namun anak dapat terkena KTM lagi oleh virus strain Enterovirus lainnya. Masa Inkubasi 2 ? 5 hari.

GAMBARAN KLINIK :
Mula-mula demam tidak tinggi 2-3 hari, diikuti sakit leher (pharingitis), tidak ada nafsu makan, pilek, gejala seperti ?flu? pada umumnya yang tak mematikan. Timbul vesikel yang kemudian pecah, ada 3-10 ulcus dumulut seperti sariawan ( lidah, gusi, pipi sebelah dalam ) terasa nyeri sehingga sukar untuk menelan.
Bersamaan dengan itu timbul rash/ruam atau vesikel (lepuh kemerahan/blister yang kecil dan rata), papulovesikel yang tidak gatal ditelapak tangan dan kaki.
Kadang-kadang rash/ruam (makulopapel) ada dibokong. Penyakit ini membaik sendiri dalam 7-10 hari.
Bila ada muntah, diare atau dehidrasi dan lemah atau komplikasi lain maka penderita tersebut harus dirawat. Pada bayi/anak-anak muda yang timbul gejala berat , harus dirujuk kerumah sakit sebagai berikut :

o Hiperpireksia ( suhu lebih dari 39 der. C).
o Demam tidak turun-turun (?Prolonged Fever?)
o Tachicardia.
o Tachypneu
o Malas makan, muntah atau diare dengan dehidrasi.
o Lethargi
o Nyeri pada leher,lengan dan kaki.
o Serta kejang-kejang.

Komplikasi penyakit ini adalah :

o Meningitis (aseptic meningitis, meningitis serosa/non bakterial)
o Encephalitis ( bulbar )
o Myocarditis (Coxsackie Virus Carditis) atau pericarditis
o Paralisis akut flaksid (?Polio-like illness? )

Satu kelompok dengan penyakit ini adalah :

1. Vesicular stomatitis dengan exanthem (KTM) - Cox A 16, EV 71 (Penyakit ini)
2. Vesicular Pharyngitis (Herpangina) - EV 70
3. Acute Lymphonodular Pharyngitis - Cox A 10

LABORATORIUM :
Sampel ( Spesimen ) dapat diambil dari tinja, usap rektal, cairan serebrospinal dan usap/swab ulcus di mulut/tenggorokan, vesikel di kulit spesimen atau biopsi otak.
Spesimen dibawa dengan ?Hank?s Virus Transport?. Isolasi virus dencara biakan sel dengan suckling mouse inoculation.
Setelah dilakukan ?Tissue Culture?, kemudian dapat diidentifikasi strainnya dengan antisera tertentu / IPA, CT, PCR dll. Dapat dilakukan pemeriksaan antibodi untuk melihat peningkatan titer.
Diagnosa Laboratorium adalah sebagai berikut :
1. Deteksi Virus :
o Immuno histochemistry (in situ)
o Imunofluoresensi antibodi (indirek)
o Isolasi dan identifikasi virus.
Pada sel Vero ; RD ; L20B
Uji netralisasi terhadap intersekting pools
Antisera (SCHMIDT pools) atau EV-71 (Nagoya) antiserum.
2. Deteksi RNA :
RT-PCR
Primer : 5? CTACTTTGGGTGTCCGTGTT 3?
5? GGGAACTTCGATTACCATCC 3?
Partial DNA sekuensing (PCR Product)
3. Serodiagnosis :
Serokonversi paired sera dengan uji serum netralisasi terhadap virus EV-71 (BrCr, Nagoya) pada sel Vero.
Uji ELISA sedang dikembangkan.
Sebenarnya secara klinis sudah cukup untuk mendiagnosis KTM, hanya kita dapat mengatahui apakah penyebabnya Coxsackie A-16 atau Enterovirus 71.

TATALAKSANA :
o Istirahat yang cukup
o Pengobatan spesifik tidak ada.
o Dapat diberikan :
Immunoglobulin IV (IGIV), pada pasien imunokompromis atau neonatus

Extracorporeal membrane oxygenation.

o Pengobatan simptomatik :
Antiseptik didaerah mulut Analgesik misal parasetamol Cairan cukup untuk dehidrasi yang disebabkan sulit minum dan karena demam Pengobatan suportif lainnya ( gizi dll )
Penyakit ini adalah ?self limiting diseases? ( berobat jalan ) yang sembuh dalam 7-10 hari, pasien perlu istirahat karena daya tahan tubuh menurun. Pasien yang dirawat adalah yang dengan gejala berat dan komplikasi tersebut diatas.

PENCEGAHAN DAN PENGENDALIAN PENYAKIT:

Penyakit ini sering terjadi pada masyarakat dengan sanitasi yang kurang baik. Pencegahan penyakit adalah dengan menghilangkan ?Overcrowding?, kebersihan (Higiene dan Sanitasi). Lingkungan dan perorangan misal cuci tangan, desinfeksi peralatan makanan, mainan, handuk yang memungkinkan terkontaminasi.
Bila perlu anak tidak bersekolah selama satu minggu setelah timbul rash sampai panas hilang. Pasien sebenarnya tak perlu diasingkan karena ekskresi virus tetap berlangsung beberapa minggu setelah gejala hilang, yang penting menjaga kebersihan perorangan.
Di Rumah sakit ? Universal Precaution? harus dilaksanakan.
Penyakit ini belum dapat dicegah dengan vaksin (Imunisasi)

UPAYA PEMERINTAH DALAM HAL INI :
Meningkatkan survailans epidemiologi (perlu definisi klinik)
Memberikan penyuluhan tentang cara-cara penularan dan pencegahan KTM untuk memotong rantai penularan.
Memberikan penyuluhan tentang tamda-tanda dan gejala KTM
Menjaga kebersihan perorangan.
Bila anak tidak dirawat, harus istirahat di rumah karena :
o Daya tahan tubuh menurun.
o Tidak menularkan kebalita lainnya.
Menyiapkan sarana kesehatan tentang tatalaksana KTM termasuk pelaksanaan ?Universal Precaution?nya.

Hand-Foot-Mouth Disease (HFMD)
Etiologi : Coxsackievirus A 16
Cara Penularan : Droplets
Masa Inkubasi : 4 ? 6 Hari

Manifestasi Klinis :
Masa prodromal ditandai dengan panas subfebris, anoreksia, malaise dan nyeri tenggorokan yang timbul 1 ? 2 hari sebelum timbul enantem. Enantem adalah manifestasi yang paling sering pada HFMD. Lesi dimulai dengan vesikel yang cepat menjadi ulkus dengan dasar eritem, ukuran 4-8 mm yang kemudian menjadi krusta, terdapat pada mukosa bukal dan lidah serta dapat menyebar sampai palatum uvula dan pilar anterior tonsil. Eksantema tampak sebagai vesiko pustul berwarna putih keabu-abuan, berukuran 3-7 mm terdapat pada lengan dan kaki, pada permukaan dorsal atau lateral, pada anak sering juga terdapat di bokong. Lesi dapat berulang beberapa minggu setelah infeksi, jarang menjadibula dan biasanya asimptomatik, dapat terjadi rasa gatal atau nyeri pada lesi. Lesi menghilang tanpa bekas.

Diagnosis :
Manifestasi klinis dan isolasi virus dengan preparat Tzank.
Diagnosis Banding : Varisela, herpes
Terapi : Simptomatis

askep gagal ginjal

GAGAL GINJAL

  • Pengertian

    Gagal ginjal kronis atau penyakit renal tahap akhir (ESRD) merupakan gangguan fungsi renal yang progresif dan irreversibel dimana kemampuan tubuh gagal untuk mempertahankan metabolisme dan keseimbangan cairan dan elektrolit. Gagal ginjal kronis terjadi dengan lambat selama berbulan-bulan atau bertahun-tahun, dengan penurunan bertahap dengan fungsi ginjal dan peningkatan bertahap dalam gejala-gejala, menyebabkan penyakit ginjal tahap akhir (PGTA). Gagal ginjal kronis biasanya akibat akhir dari kehilangan fungsi ginjal lanjut secara bertahap. Gangguan fungsi ginjal adalah penurunan laju filtrasi glomerulus yang dapat digolongkan ringan, sedang dan berat. Azotemia adalah peningkatan nitrogen urea darah (BUN) dan ditegakkan bila konsentrasi ureum plasma meningkat.


  • Etiologi

    Gagal ginjal kronik merupakan suatu keadaan klinis kerusakan ginjal yang progresif dan irreversible dari berbagai penyebab. Sebab-sebab gagal ginjal kronik yang sering ditemukan dapat dibagi menjadi delapan kelas.
    Klasifikasi sebab-sebab gagal ginjal kronik :

    • Infeksi : Pielonefritis kronik
    • Penyakit peradangan : Glomerulonefritis
    • Penyakit vascular hipertensi : Nefrosklerosis benigna, nefrosklerosis maligna, stenosis arteria renalis.
    • Gangguan jaringan penyambung : Lupus eritematosus sistemik, Poliarteritis nodosa, sklerosis sistemik progresif.
    • Gangguan kongerital dan hereditas : Penyakit ginjal polikistik, asidosis tubulus ginjal.
    • Penyakit metabolic : Diabetes militus, gout, hiperpara tiroidisme, amiloidosis.
    • Nefropati toksik : Penyalahgunaan analgesik, nefropati timbale
    • Nefropati obstruktif : Saluran kemih bagian atas kalkuli , neoplasma, fibrosisretroperitoneal. Saluran kemih bagian bawah: hipertropi prostate, struktur urea, anomaly kongetal pada leher kandung kemih dan uretra.

  • Tanda dan gejala

    Penurunan fungsi ginjal akan mengakibatkan berbagai manifestasi klinik mengenai dihampir semua sistem tubuh manusia, seperti:

    • Gangguan pada Gastrointestinal
      Dapat berupa anoreksia, nausea, muntah yang dihubungkan dengan terbentuknya zat toksik (amoniak, metal guanidin) akibat metabolisme protein yang terganggu oleh bakteri usus sering pula faktor uremikum akibat bau amoniak dari mulut. Disamping itu sering timbul stomatitis, cegukan juga sering yang belum jelas penyebabnya. Gastritis erosif hampir dijumpai pada 90 % kasus Gagal Ginjal Kronik, bahkan kemungkinan terjadi ulkus peptikum dan kolitis uremik.
    • Kulit
      Kulit berwarna pucat, mudah lecet, rapuh, kering, timbul bintik-bintik hitam dan gatal akibat uremik atau pengendapan kalsium pada kulit.
    • Hematologi
      Anemia merupakan gejala yang hampr selalu ada pada Gagal Ginjal Kronik. Apabila terdapat penurunan fungsi ginjal tanpa disertai anemia perlu dipikirkan apakah suatu Gagal Ginjal Akut atau Gagal Ginjal Kronik dengan penyebab polikistik ginjal yang disertai polistemi. Hemolisis merupakan sering timbul anemi, selain anemi pada Gagal Ginjal Kronik sering disertai pendarahan akibat gangguan fungsi trombosit atau dapat pula disertai trombositopeni. Fungsi leukosit maupun limposit dapat pula terganggu sehingga pertahanan seluler terganggu, sehingga pada penderita Gagal Ginjal Kronik mudah terinfeksi, oleh karena imunitas yang menurun.
    • Sistem Saraf Otot
      Penderita sering mengeluh tungkai bawah selalu bergerak-gerak (restlesslessleg syndrome), kadang tersa terbakar pada kaki, gangguan syaraf dapat pula berupa kelemahan, gangguan tidur, gangguan konsentrasi, tremor, kejang sampai penurunan kesadaran atau koma.
    • Sistem Kardiovaskuler
      Pada gagal ginjal kronik hampir selalu disertai hipertensi, mekanisme terjadinya hipertensi pada Gagal Ginjal Kronik oleh karena penimbunan garam dan air, atau sistem renin angiostensin aldosteron (RAA). Sesak nafas merupakan gejala yang sering dijumpai akibat kelebihan cairan tubuh, dapat pula terjadi perikarditis yang disertai efusi perikardial. Gangguan irama jantung sering dijmpai akibat gangguan elektrolit.
    • Sistem Endokrin
      Gangguan seksual seperti penurunan libido, ion fertilitas sering dijumpai pada Gagal Ginjal Kronik, pada wanita dapat pula terjadi gangguan menstruasi sampai aminore. Toleransi glukosa sering tergangu paa Gagal Ginjal Kronik, juga gangguan metabolik vitamin D.
    • Gangguan lain
      Akibat hipertiroid sering terjadi osteoporosis, osteitis, fibrasi, gangguan elektrolit dan asam basa hampir selalu dijumpai, seperti asidosis metabolik, hiperkalemia, hiperforfatemi, hipokalsemia.


  • Pemerikasaan Penunjang
    Urine
    Volume : Biasanya kurang dari 400 ml/24 jam (oliguria) atau urine tak keluar (anuria)
    Warna : Secara abnormal urine keruh mungkin disebabkan oleh pus bakteri, lemak, partikel koloid, forfat atau urat. Sedimen kotor, kecoklatan menunjukan adanya darah, HB, mioglobin.
    Berat jenis : Kurang dari 1,015 (menetap pada 1,010 menunjukan kerusakan ginjal berat).
    Osmolalitas : Kurang dari 350 mosm/kg menunjukan kerusakan tubular, dan rasio urine/serum sering 1:1
    Klirens keratin : Mungkin agak menurun
    Natrium : Lebih besar dari 40 m Eq/L karena ginjal tidak mampu mereabsorbsi natrium.
    Protein : Derajat tinggi proteinuria (3-4+) secara kuat menunjukan kerusakan glomerulus bila SDM dan fragmen juga ada.
    Darah
    BUN / Kreatin : Meningkat, biasanya meningkat dalam proporsi kadar kreatinin 16 mg/dL diduga tahap akhir (mungkin rendah yaitu 5)
    Hitung darah lengkap : Ht : Menurun pada adanya anemia Hb:biasanya kurang ari 78 g/dL
    SDM : Waktu hidup menurun pada defisiensi aritropoetin seperti pada azotemia.
    GDA : pH : Penurunan asidosis metabolik (kurang dari 7,2) terjadi karena kehilangan kemampuan ginjal untuk mengeksresi hydrogen dan amonia atau hasil akhir katabolisme protein. Bikarbonat menurun, PCO2 menurun .
    Natrium Serum : Mungkin rendah (bila ginjal “kehabisan Natrium” atas normal (menunjukan status dilusi hipernatremia).
    Kalium : Peningkatan sehubungan dengan retensi sesuai dengan perpindahan seluler (asidosis) atau pengeluaran jaringan. Pada tahap akhir, perubahan EKG mungkin tidak terjadi sampai kalium 6,5 MPq atau lebih besar.
    Magnesium/Fosfat : Meningkat
    Kalsium : Menurun
    Protein (khususnya Albumin) : Kadar serum menurun dapat menunjukkan kehilangan protein melalui urine, perpindahan cairan, penurunan pemasukan, atau penurunan sintesis karena kurang asam amino esensial.
    Osmolalitas Serum : Lebih besar dari 285 mOsm/kg, sering sama dengan urine.
    KUB fota : Menunujukkan ukuran ginjal / ureter / kandung kemih dan adanya obstruksi (batu)
    Piolegram Retrograd : Menunujukkan abnormallitas pelvis ginjal dan ureter.
    Arteriogram Ginjal : Mengkaji sirkulasi ginjal dan mengidentifikasi ekstravaskular massa.
    Sistouretrogram Berkemih : Menunjukan ukuran kandung kemih, refluks ke dalam ureter, terensi.
    Ultrasono Ginjal : Menentukan ukuran ginjal dan adanya massa, kista, obstruksi pada saluran perkemihan bagian atas.
    Biopsi Ginjal : Mungkin dilakukan secara endoskopik untuk menentukan sel jaringan untuk diagnosis histoligis.
    Endoskopi Ginjal, Nefroskopi : Dilakukan untuk menentukan pelvis ginjal, keluar batu, hematuria dan pengangkatan tumor selektif.
    EKG : Mungkin abnormal menunjukan ketidakseimbangan elektrolit dan asam/basa.
    Foto Kaki, Tengkorak, Kolmna Spiral dan Tangan : Dapat menunjukan demineralisasi.
    (Rencana Askep, Marilyn E Doenges dkk)


  • Pencegahan

    Pemeliharaan kesehatan umum dapat menurunkan jumlah individu yang menjadi insufisiensi. Sampai menjadi kegagalan ginjal. Perawatan ditujukan kepada pengobatan masalah medis dengan sempurna dan mengawasi status kesehatan orang pada waktu mengalami stress (infeksi, kehamilan).


  • Pengobatan / Penatalaksanaan

    Tujuan penatalaksaan adalah untuk mempertahankan fungsi ginjal dan homeostasis selama mungkin. Adapun penatalaksaannya sebagai berikut :

    • Diet tinggi kalori dan rendah protein
      Diet rendah protein (20-40 g/hari) dan tinggi kalori menghilangkan gejala anoreksia dan nausea dari uremia, menyebabkan penurunan ureum dan perbaikan gejala. Hindari masukan berlebihan dari kalium dan garam.
    • Optimalisasi dan pertahankan keseimbangan cairan dan garam.
      Biasanya diusahakan hingga tekanan vena juga harus sedikit meningkat dan terdapat edema betis ringan. Pada beberapa pasien, furosemid dosis besar (250-1000 mg/hari) atau diuretic 100p (bumetanid, asam etakrinat) diperlukan untuk mencegah kelebihan cairan, sementara pasien lain mungkin memerlukan suplemen natrium klorida atau natrium bikarbonat oral. Pengawasan dilakukan melalui berat badan, urine, dan pencatatan keseimbangan cairan (masukan melebihi keluaran sekitar 500 ml).
    • Kontrol hipertensi
      Bila tidak terkontrol dapat terakselerasi dengan hasil akhir gagal kiri pada pasien hipertensi dengan penyakit ginjal, keseimbangan garam dan cairan diatur tersendiri tanpa tergantung tekanan darah, sering diperlukan diuretik loop, selain obat anti hipertensi.
    • Kontrol ketidaksemibangan elektrolit
      Yang sering ditemukan adalah hiperkalemia dan asidosis berat. Untuk mencegah hiperkalemia, dihindari masukan kalium yang besar (batasi hingga 60 mmol/hari), diuretik hemat kalium, obat-obatan yang berhubungan dengan eksresi kalium (misalnya penghambat ACE dan obat anti inflamasi non steroid), asidosis berat, atau kekurangan garam yang menyebabkan pelepasan kalium dari sel dan ikut dalam kaliuresis. Deteksi melalui kadar kalium plasma dan EKG.
      Gejala-gejala asidosis baru jelas bila bikarbonat plasma kurang dari 15 mmol/liter biasanya terjadi pada pasien yang sangat kekurangan garam dan dapat diperbaiki secara spontan dengan dehidrasi. Namun perbaikan yang cepat dapat berbahaya.
    • Mencegah dan tatalaksana penyakit tulang ginjal
      Hiperfosfatemia dikontrol dengan obat yang mengikat fosfat seperti alumunium hidroksida (300-1800 mg) atau kalsium karbonat (500-3000mg) pada setiap makan. Namun hati-hati dengan toksisitas obat tertentu. Diberikan supplemen vitamin D dan dilakukan paratiroidektomi atas indikasi.
    • Deteksi dini dan terapi infeksi
      Pasien uremia harus diterapi sebagai pasien imuosupresif dan diterapi lebih ketat.
    • Modifikasi terapi obat dengan fungsi ginjal
      Banyak obat-obatan yang harus diturunkan dosisnya karena metabolitnya toksik dan dikeluarkan oleh ginjal. Misalnya digoksin, aminoglikosid, analgesic opiat, amfoterisin dan alupurinol. Juga obat-obatan yang meningkatkan katabolisme dan ureum darah, misalnya tetrasiklin, kortikosteroid dan sitostatik.
    • Deteksi dan terapi komplikasi
      Awasi denagn ketat kemungkinan ensefelopati uremia, perikarditis, neurepati perifer, hiperkalemia yang meningkat, kelebihan cairan yang meningkat, infeksi yang mengancam jiwa, kegagalan untuk bertahan, sehingga diperlukan dialysis.
    • Persiapan dialysis dan program transplantasi
      Segera dipersiapkan setelah gagal ginjal kronik dideteksi. Indikasi dilakukan dialysis biasanya adalah gagal ginjal dengan klinis yang jelas meski telah dilakukan terapi konservatif atau terjadi komplikasi.

  • askep meningitis

    Meningitis

    A. Pengertian

    Meningitis adalah radang pada meningen (membran yang mengelilingi otak dan medula spinalis) dan disebabkan oleh virus, bakteri atau organ-organ jamur(Smeltzer, 2001).

    Meningitis merupakan infeksi akut dari meninges, biasanya ditimbulkan oleh salah satu dari mikroorganisme pneumokok, Meningokok, Stafilokok, Streptokok, Hemophilus influenza dan bahan aseptis (virus) (Long, 1996).

    Meningitis adalah peradangan pada selaput meningen, cairan serebrospinal dan spinal column yang menyebabkan proses infeksi pada sistem saraf pusat (Suriadi & Rita, 2001).


    B. Etiologi
    1. Bakteri : Mycobacterium tuberculosa, Diplococcus pneumoniae (pneumokok), Neisseria meningitis (meningokok), Streptococus haemolyticuss, Staphylococcus aureus, Haemophilus influenzae, Escherichia coli, Klebsiella pneumoniae, Peudomonas aeruginosa.
    2. Penyebab lainnya lues, Virus, Toxoplasma gondhii dan Ricketsia.
    3. Faktor predisposisi : jenis kelamin lakilaki lebih sering dibandingkan dengan wanita.
    4. Faktor maternal : ruptur membran fetal, infeksi maternal pada minggu terakhir kehamilan.
    5. Faktor imunologi : defisiensi mekanisme imun, defisiensi imunoglobulin.
    6. Kelainan sistem saraf pusat, pembedahan atau injury yang berhubungan dengan sistem persarafan.

    C. Klasifikasi

    Meningitis dibagi menjadi 2 golongan berdasarkan perubahan yang terjadi pada cairan otak, yaitu :
    1. Meningitis serosa
      Adalah radang selaput otak araknoid dan piameter yang disertai cairan otak yang jernih. Penyebab terseringnya adalah Mycobacterium tuberculosa. Penyebab lainnya lues, Virus, Toxoplasma gondhii dan Ricketsia.

    2. Meningitis purulenta
      Adalah radang bernanah arakhnoid dan piameter yang meliputi otak dan medula spinalis. Penyebabnya antara lain : Diplococcus pneumoniae (pneumokok), Neisseria meningitis (meningokok), Streptococus haemolyticuss, Staphylococcus aureus, Haemophilus influenzae, Escherichia coli, Klebsiella pneumoniae, Peudomonas aeruginosa.

    D. Patofisiologi

    Meningitis bakteri dimulai sebagai infeksi dari oroaring dan diikuti dengan septikemia, yang menyebar ke meningen otak dan medula spinalis bagian atas.

    Faktor predisposisi mencakup infeksi jalan nafas bagian atas, otitis media, mastoiditis, anemia sel sabit dan hemoglobinopatis lain, prosedur bedah saraf baru, trauma kepala dan pengaruh imunologis. Saluran vena yang melalui nasofaring posterior, telinga bagian tengah dan saluran mastoid menuju otak dan dekat saluran vena-vena meningen; semuanya ini penghubung yang menyokong perkembangan bakteri.

    Organisme masuk ke dalam aliran darah dan menyebabkan reaksi radang di dalam meningen dan di bawah korteks, yang dapat menyebabkan trombus dan penurunan aliran darah serebral. Jaringan serebral mengalami gangguan metabolisme akibat eksudat meningen, vaskulitis dan hipoperfusi. Eksudat purulen dapat menyebar sampai dasar otak dan medula spinalis. Radang juga menyebar ke dinding membran ventrikel serebral. Meningitis bakteri dihubungkan dengan perubahan fisiologis intrakranial, yang terdiri dari peningkatan permeabilitas pada darah, daerah pertahanan otak (barier oak), edema serebral dan peningkatan TIK.

    Pada infeksi akut pasien meninggal akibat toksin bakteri sebelum terjadi meningitis. Infeksi terbanyak dari pasien ini dengan kerusakan adrenal, kolaps sirkulasi dan dihubungkan dengan meluasnya hemoragi (pada sindromWaterhouse-Friderichssen) sebagai akibat terjadinya kerusakan endotel dan nekrosis pembuluh darah yang disebabkan oleh meningokokus.


    E. Manifestasi klinis

    Gejala meningitis diakibatkan dari infeksi dan peningkatan TIK :
    1. Sakit kepala dan demam (gejala awal yang sering)
    2. Perubahan pada tingkat kesadaran dapat terjadi letargik, tidak responsif, dan koma.
    3. Iritasi meningen mengakibatkan sejumlah tanda sbb :
      • Rigiditas nukal (kaku leher). Upaya untuk fleksi kepala mengalami kesukaran karena adanya spasme otot-otot leher.
      • Tanda kernik positip: ketika pasien dibaringkan dengan paha dalam keadan fleksi kearah abdomen, kaki tidak dapat di ekstensikan sempurna.
      • Tanda brudzinki : bila leher pasien di fleksikan maka dihasilkan fleksi lutut dan pinggul. Bila dilakukan fleksi pasif pada ekstremitas bawah pada salah satu sisi maka gerakan yang sama terlihat peda sisi ektremita yang berlawanan.
    4. Mengalami foto fobia, atau sensitif yang berlebihan pada cahaya.
    5. Kejang akibat area fokal kortikal yang peka dan peningkatan TIK akibat eksudat purulen dan edema serebral dengan tanda-tanda perubahan karakteristik tanda-tanda vital(melebarnya tekanan pulsa dan bradikardi), pernafasan tidak teratur, sakit kepala, muntah dan penurunan tingkat kesadaran.
    6. Adanya ruam merupakan ciri menyolok pada meningitis meningokokal.
    7. Infeksi fulminating dengan tanda-tanda septikimia : demam tinggi tiba-tiba muncul, lesi purpura yang menyebar, syok dan tanda koagulopati intravaskuler diseminata.

    F. Pemeriksaan Diagnostik
    1. Analisis CSS dari fungsi lumbal :
      • Meningitis bakterial : tekanan meningkat, cairan keruh/berkabut, jumlah sel darah putih dan protein meningkat glukosa meningkat, kultur positip terhadap beberapa jenis bakteri.
      • Meningitis virus : tekanan bervariasi, cairan CSS biasanya jernih, sel darah putih meningkat, glukosa dan protein biasanya normal, kultur biasanya negatif, kultur virus biasanya dengan prosedur khusus.
    2. Glukosa serum : meningkat (meningitis)
    3. LDH serum : meningkat (meningitis bakteri)
    4. Sel darah putih : sedikit meningkat dengan peningkatan neutrofil (infeksi bakteri)
    5. Elektrolit darah : Abnormal.
    6. Kultur darah/ hidung/ tenggorokan/ urine : dapat mengindikasikan daerah pusat infeksi atau mengindikasikan tipe penyebab infeksi.
    7. MRI/ skan CT : dapat membantu dalam melokalisasi lesi, melihat ukuran/letak ventrikel; hematom daerah serebral, hemoragik atau tumor.
    8. Rontgen dada/kepala/ sinus ; mungkin ada indikasi sumber infeksi intra kranial.

    G. Komplikasi
    1. Hidrosefalus obstruktif
    2. MeningococcL Septicemia (mengingocemia)
    3. Sindrome water-friderichen (septik syok, DIC,perdarahan adrenal bilateral)
    4. SIADH (Syndrome Inappropriate Antidiuretic hormone)
    5. Efusi subdural
    6. Kejang
    7. Edema dan herniasi serebral
    8. Cerebral palsy
    9. Gangguan mental
    10. Gangguan belajar
    11. Attention deficit disorder.
    Download Askep Meningitis di sini


    Asuhan Keperawatan Pada Pasien Dengan Meningitis

    A. Pengkajian
    1. Biodata klien.

    2. Riwayat kesehatan yang lalu
      • Apakah pernah menderita penyait ISPA dan TBC ?
      • Apakah pernah jatuh atau trauma kepala ?
      • Pernahkah operasi daerah kepala ?

    3. Riwayat kesehatan sekarang
      • Aktivitas
        Gejala : Perasaan tidak enak (malaise). Tanda : ataksia, kelumpuhan, gerakan involunter.
      • Sirkulasi
        Gejala : Adanya riwayat kardiopatologi : endokarditis dan PJK. Tanda : tekanan darah meningkat, nadi menurun, dan tekanan nadi berat, taikardi, disritmia.
      • Eliminasi
        Tanda : Inkontinensi dan atau retensi.
      • Makanan/cairan
        Gejala : Kehilangan nafsu makan, sulit menelan. Tanda : anoreksia, muntah, turgor kulit jelek dan membran mukosa kering.
      • Higiene
        Tanda : Ketergantungan terhadap semua kebutuhan perawatan diri.
      • Neurosensori
        Gejala : Sakit kepala, parestesia, terasa kaku pada persarafan yang terkena, kehilangan sensasi, hiperalgesia, kejang, diplopia, fotofobia, ketulian dan halusinasi penciuman. Tanda : letargi sampai kebingungan berat hingga koma, delusi dan halusinasi, kehilangan memori, afasia,anisokor, nistagmus,ptosis, kejang umum/lokal, hemiparese, tanda brudzinki positif dan atau kernig positif, rigiditas nukal, babinski positif,reflek abdominal menurun dan reflek kremastetik hilang pada laki-laki.
      • Nyeri/keamanan
        Gejala : sakit kepala(berdenyut hebat, frontal). Tanda : gelisah, menangis.
      • Pernafasan
        Gejala : riwayat infeksi sinus atau paru. Tanda : peningkatan kerja pernafasan.

    B. Diagnosa Keperawatan
    1. Resiko tinggi terhadap penyebaran infeksi sehubungan dengan diseminata hematogen dari patogen.

    2. Risiko tinggi terhadap perubahan serebral dan perfusi jaringan sehubungan dengan edema serebral, hipovolemia.

    3. Risisko tinggi terhadap trauma sehubungan dengan kejang umum/fokal, kelemahan umum, vertigo.

    4. Nyeri (akut) sehubungan dengan proses inflamasi, toksin dalam sirkulasi.

    5. Kerusakan mobilitas fisik sehubungan dengan kerusakan neuromuskular, penurunan kekuatan

    6. Anxietas berhubungan dengan krisis situasi, ancaman kematian.

    C. Intervensi
    1. Resiko tinggi terhadap penyebaran infeksi sehubungan dengan diseminata hematogen dari patogen.
      Mandiri :
      • Beri tindakan isolasi sebagai pencegahan
      • Pertahan kan teknik aseptik dan teknik cuci tangan yang tepat.
      • Pantau suhu secara teratur
      • Kaji keluhan nyeri dada, nadi yang tidak teratur demam yang terus menerus
      • Auskultasi suara nafas ubah posisi pasien secara teratur, dianjurkan nafas dalam
      • Cacat karakteristik urine (warna, kejernihan dan bau)

      Kolaborasi :
      • Berikan terapi antibiotik iv: penisilin G, ampisilin, klorampenikol, gentamisin.

    2. Resiko tinggi terhadap perubahan cerebral dan perfusi jaringan sehubungan dengan edema serebral, hipovolemia.
      Mandiri :
      • Tirah baring dengan posisi kepala datar.
      • Pantau status neurologis.
      • Kaji regiditas nukal, peka rangsang dan kejang.
      • Pantau tanda vital dan frekuensi jantung, penafasan, suhu, masukan dan haluaran.
      • Bantu berkemih, membatasi batuk, muntah mengejan.

      Kolaborasi :
      • Tinggikan kepala tempat tidur 15-45 derajat.
      • Berikan cairan iv (larutan hipertonik, elektrolit).
      • Pantau BGA.
      • erikan obat : steoid, clorpomasin, asetaminofen.

    3. Resiko tinggi terhadap trauma sehubungan dengan kejang umum/vokal, kelemahan umum vertigo.
      Mandiri :
      • Pantau adanya kejang
      • Pertahankan penghalang tempat tidur tetap terpasang dan pasang jalan nafas buatan.
      • Tirah baring selama fase akut kolaborasi berikan obat : venitoin, diaepam, venobarbital.

    4. Nyeri (akut ) sehubungan dengan proses infeksi, toksin dalam sirkulasi.
      Mandiri :
      • Letakkan kantung es pada kepala, pakaian dingin di atas mata, berikan posisi yang nyaman kepala agak tinggi sedikit, latihan rentang gerak aktif atau pasif dan masage otot leher.
      • Dukung untuk menemukan posisi yang nyaman(kepala agak tingi)
      • Berikan latihan rentang gerak aktif/pasif.
      • Gunakan pelembab hangat pada nyeri leher atau pinggul.

      Kolaborasi :
      • Berikan anal getik, asetaminofen, codein

    5. Kerusakan mobilitas fisik sehubungan dengan kerusakan neuromuskuler.
      • Kaji derajat imobilisasi pasien.
      • Bantu latihan rentang gerak.
      • Berikan perawatan kulit, masase dengan pelembab.
      • Periksa daerah yang mengalami nyeri tekan, berikan matras udsra atau air perhatikan kesejajaran tubuh secara fumgsional.
      • Berikan program latihan dan penggunaan alat mobiluisasi.

    6. Perubahan persepsi sensori sehubungan dengan defisit neurologis
      • Pantau perubahan orientasi, kemamapuan berbicara,alam perasaaan, sensorik dan proses pikir.
      • Kaji kesadara sensorik : sentuhan, panas, dingin.
      • Observasi respons perilaku.
      • Hilangkan suara bising yang berlebihan.
      • Validasi persepsi pasien dan berikan umpan balik.
      • Beri kessempatan untuk berkomunikasi dan beraktivitas.
      • Kolaborasi ahli fisioterapi, terapi okupasi,wicara dan kognitif.

    7. Ansietas sehubungan dengan krisis situasi, ancaman kematian.
      • Kaji status mental dan tingkat ansietasnya.
      • Berikan penjelasan tentang penyakitnya dan sebelum tindakan prosedur.
      • Beri kesempatan untuk mengungkapkan perasaan.
      • Libatkan keluarga/pasien dalam perawatan dan beri dukungan serta petunjuk sumber penyokong.

    H. Evaluasi

    Hasil yang diharapkan :
    1. Mencapai masa penyembuhan tepat waktu, tanpa bukti penyebaran infeksi endogen atau keterlibatan orang lain.
    2. Mempertahankan tingkat kesadaran biasanya/membaik dan fungsi motorik/sensorik, mendemonstrasikan tanda-tanda vital stabil.
    3. Tidak mengalami kejang/penyerta atau cedera lain.
    4. Melaporkan nyeri hilang/terkontrol dan menunjukkan postur rileks dan mampu tidur/istirahat dengan tepat.
    5. Mencapai kembali atau mempertahankan posisi fungsional optimal dan kekuatan.
    6. Meningkatkan tingkat kesadaran biasanya dan fungsi persepsi.
    7. Tampak rileks dan melaporkan ansietas berkurang dan mengungkapkan keakuratan pengetahuan tentang situasi.


    DAFTAR PUSTAKA

    Doenges, Marilyn E, dkk.(1999).Rencana Asuhan Keperawatan : Pedoman untuk Perencanaan dan Pendokumentasian Perawatan Pasien. Alih Bahasa, I Made Kariasa, N Made Sumarwati. Editor edisi bahasa Indonesia, Monica Ester, Yasmin asih. Ed.3. Jakarta : EGC.

    Harsono.(1996).Buku Ajar Neurologi Klinis.Ed.I.Yogyakarta : Gajah Mada University Press.

    Smeltzer, Suzanne C & Bare,Brenda G.(2001).Buku Ajar Keperawatan Medikal Bedah Brunner & Suddarth.Alih bahasa, Agung Waluyo,dkk.Editor edisi bahasa Indonesia, Monica Ester.Ed.8.Jakarta : EGC.

    Tucker, Susan Martin et al. Patient care Standards : Nursing Process, diagnosis, And Outcome. Alih bahasa Yasmin asih. Ed. 5. Jakarta : EGC; 1998.

    Price, Sylvia Anderson. Pathophysiology : Clinical Concepts Of Disease Processes. Alih Bahasa Peter Anugrah. Ed. 4. Jakarta : EGC; 1994.

    Long, Barbara C. perawatan Medikal Bedah : Suatu Pendekatan Proses Keperawatan. Bandung : yayasan Ikatan Alumni Pendidikan Keperawatan; 1996.

    Minggu, 04 Juli 2010

    patofisiologi gagal jantung

    Gagal jantung adalah keadaan ketidakmampuan jantung sebagai pompa darah untuk memenuhi secara adekuat kebutuhan metabolisme tubuh. Keadaan ini dapat disebabkan oleh karena gangguan primer otot jantung atau beban jantung yang berlebihan atau kombinasi keduanya. (1)

    Untuk memenuhi kebutuhan metabolisme tubuh, jantung yang bertindak sebagai pompa sentral akan memompa darah untuk menghantarkan bahan-bahan metabolisme yang diperlukan ke seluruh jaringan tubuh dan mengangkut sisa-sisa metabolisme untuk dikeluarkan dari tubuh. (2)

    Beban jantung yang berlebihan pada preload atau beban volume terjadi pada defek dengan pirau kiri ke kanan, regurgitasi katup, atau fistula arteriovena. Sedangkan beban yang berlebihan pada afterload atau beban tekanan terjadi pada obstruksi jalan keluar jantung, misalnya stenosis aorta, stenosis pulmonal atau koarktasio aorta. (2)

    Gagal jantung kongestif pada bayi dan anak merupakan kegawatdaruratan yang sangat sering dijumpai oleh petugas kesehatan dimanapun berada. Keluhan dan gejala sangat bervariasi sehingga sering sulit dibedakan dengan akibat penyakit lain di luar jantung. (3)

    Gagal jantung yang merupakan ketidakmampuan jantung mempertahankan curah jantung (cardiac output=CO) dalam memenuhi kebutuhan metabolisme tubuh. Penurunan CO mengakibatkan volume darah yang efektif berkurang.

    Untuk mempertahankan fungsi sirkulasi yang adekuat, maka di dalam tubuh terjadi suatu refleks homeostasis atau mekanisme kompensasi melalui perubahan-perubahan neurohumoral, dilatasi ventrikel dan mekanisme Frank-Starling. Dengan demikian manifestasi klinik gagal jantung terdiri dari berbagai respon hemodinamik, renal, neural dan hormonal yang tidak normal. Salah satu respon hemodinamik yang tidak normal adalah peningkatan tekanan pengisian (filling pressure) dari jantung atau preload. (4)

    Gagal jantung adalah keadaan patifisiologik di mana jantung sebagai pompa tidak mampu memenuhi kebutuhan darah untuk metabolisme jaringan. Ciri-ciri yang penting dari definisi ini adalah pertama, definisi gagal adalah relatif terhadap kebutuhan metabolisme tubuh, dan kedua, penekanan arti gagal ditujukan pada fungsi pompa jantung secara keseluruhan.

    Istilah gagal miokardium ditujukan spesifik pada fungsi miokardium; gagal miokardium umumnya mengakibatkan gagal jantung, tetapi mekanisme kompensatorik sirkulasi dapat menunda atau bahkan mencegah perkembangan menjadi gagal jantung dalam fungsi pompanya. (5)

    Gagal jantung merupakan suatu masalah kesehatan masyarakat yang banyak dijumpai dan menjadi penyebab morbiditas dan mortalitas utama baik di negara maju maupun di negara sedang berkembang. (6)

    Etiologi Gagal Jantung
    Terdapat tiga kondisi yang mendasari terjadinya gagal jantung, yaitu :

    1. Gangguan mekanik ; beberapa faktor yang mungkin bisa terjadi secara tunggal atau bersamaan yaitu :

    • Beban tekanan
    • Beban volume
    • Tamponade jantung atau konstriski perikard, jantung tidak dapat diastole
    • Obstruksi pengisian ventrikel
    • Aneurisma ventrikel
    • Disinergi ventrikel
    • Restriksi endokardial atu miokardial

    2. Abnormalitas otot jantung

    • Primer : kardiomiopati, miokarditis metabolik (DM, gagal ginjal kronik, anemia) toksin atau sitostatika.
    • Sekunder: Iskemia, penyakit sistemik, penyakit infiltratif, korpulmonal

    3. Gangguan irama jantung atau gangguan konduksi (3)

    Di samping itu penyebab gagal jantung berbeda-beda menurut kelompok umur, yakni pada masa neonatus, bayi dan anak (1)

    Periode Neonatus
    Disfungsi miokardium relatif jarang terjadi pada masa neonatus, dan bila ada biasanya berhubungan dengan asfiksia lahir, kelainan elektrolit atau gangguan metabolik lainnya. Lesi jantung kiri seperti sindrom hipoplasia jantung kiri, koarktasio aorta, atau stenosis aorta berat adalah penyebab penting gagal jantung pada 1 atau 2 minggu pertama.(1)

    Periode Bayi
    Antara usia 1 bulan sampai 1 tahun penyebab tersering ialah kelainan struktural termasuk defek septum ventrikel, duktus arteriosus persisten atau defek septum atrioventrikularis. Gagal jantung pada lesi yang lebih kompleks seperti transposisi, ventrikel kanan dengan jalan keluar ganda, atresia tricuspid atau trunkus arteriosus biasanya juga terjadi pada periode ini. (1)

    Periode Anak
    Gagal jantung pada penyakit jantung bawaan jarang dimulai setelah usia 1 tahun. Di negara maju, karena sebagian besar pasien dengan penyakit jantung bawaan yang berat sudah dioperasi, maka praktis gagal jantung bukan menjadi masalah pada pasien penyakit jantung bawaan setelah usia 1 tahun. (1)

    Patofisiologi Gagal Jantung
    Gagal jantung bukanlah suatu keadaan klinis yang hanya melibatkan satu sistem tubuh melainkan suatu sindroma klinik akibat kelainan jantung sehingga jantung tidak mampu memompa memenuhi kebutuhan metabolisme tubuh. Gagal jantung ditandai dengan dengan satu respon hemodinamik, ginjal, syaraf dan hormonal yang nyata serta suatu keadaan patologik berupa penurunan fungsi jantung.

    Respon terhadap jantung menimbulkan beberapa mekanisme kompensasi yang bertujuan untuk meningkatkan volume darah, volume ruang jantung, tahanan pembuluh darah perifer dan hipertropi otot jantung. Kondisi ini juga menyebabkan aktivasi dari mekanisme kompensasi tubuh yang akut berupa penimbunan air dan garam oleh ginjal dan aktivasi system saraf adrenergik. (3)

    Kemampuan jantung untuk memompa darah guna memenuhi kebutuhan tubuh ditentukan oleh curah jantung yang dipengaruhi oleh empar faktor yaitu: preload; yang setara dengan isi diastolik akhir, afterload; yaitu jumlah tahanan total yang harus melawan ejeksi ventrikel, kontraktilitas miokardium; yaitu kemampuan intrinsik otot jantung untuk menghasilkan tenaga dan berkontraksi tanpa tergantung kepada preload maupun afterload serta frekuensi denyut jantung.

    Dalam hubungan ini, penting dibedakan antara kemampuan jantung untuk memompa (pump function) dengan kontraktilias otot jantung (myocardial function). Pada beberapa keadaan ditemukan beban berlebihan sehingga timbul gagal jantung sebagai pompa tanpa terdapat depresi pada otot jantung intrinsik. Sebaliknya dapat pula terjadi depresi otot jantung intrinsik tetapi secara klinis tidak tampak tanda-tanda gagal jantung karena beban jantung yang ringan. (1)

    Pada awal gagal jantung, akibat CO yang rendah, di dalam tubuh terjadi peningkatan aktivitas saraf simpatis dan sistem renin angiotensin aldosteron, serta pelepasan arginin vasopressin yang kesemuanya merupakan mekanisme kompensasi untuk mempertahankan tekanan darah yang adekuat. Penurunan kontraktilitas ventrikel akan diikuti penurunan curah jantung yang selanjutnya terjadi penurunan tekanan darah dan penurunan volume darah arteri yang efektif. Hal ini akan merangsang mekanisme kompensasi neurohumoral. (4)

    Vasokonstriksi dan retensi air untuk sementara waktu akan meningkatkan tekanan darah sedangkan peningkatan preload akan meningkatkan kontraktilitas jantung melalui hukum Starling. Apabila keadaan ini tidak segera teratasi, peninggian afterload, peninggian preload dan hipertrofi/ dilatasi jantung akan lebih menambah beban jantung sehingga terjadi gagal jantung yang tidak terkompensasi.(4)

    Manifestasi Klinik Gagal Jantung
    Manifestasi klinis gagal jantung bervariasi, tergantung dari umur pasien, beratnya gagal jantung, etiologi penyakit jantung, ruang-ruang jantung yang terlibat, apakah kedua ventrikel mengalami kegagalan serta derajat gangguan penampilan jantung. (1,6)

    Pada bayi, gejala Gagal jantung biasanya berpusat pada keluhan orang tuanya bahwa bayinya tidak kuat minum, lekas lelah, bernapas cepat, banyak berkeringat dan berat badannya sulit naik. Pasien defek septum ventrikel atau duktus arteriosus persisten yang besar seringkali tidak menunjukkan gejala pada hari-hari pertama, karena pirau yang terjadi masih minimal akibat tekanan ventrikel kanan dan arteri pulmonalis yang masih tinggi setelah beberapa minggu (2-12 minggu), biasanya pada bulan kedua atau ketiga, gejala gagal jantung baru nyata.

    Anak yang lebih besar dapat mengeluh lekas lelah dan tampak kurang aktif, toleransi berkurang, batuk, mengi, sesak napas dari yang ringan (setelah aktivitas fisis tertentu), sampai sangat berat (sesak napas pada waktu istirahat).

    Pasien dengan kelainan jantung yang dalam kompensasi karea pemberian obat gagal jantung, dapat menunjukkan gejala akut gagal jantung bila dihadapkan kepada stress, misalnya penyakit infeksi akut. (1)

    Pada gagal jantung kiri atau gagal jantung ventrikel kiri yang terjadi karena adanya gangguan pemompaan darah oleh ventrikel kiri, biasanya ditemukan keluhan berupa perasaan badan lemah, berdebar-debar, sesak, batuk, anoreksia, keringat dingin.

    Tanda obyektif yang tampak berupa takikardi, dispnea, ronki basah paru di bagian basal, bunyi jantung III, pulsus alternan. Pada gagal jantung kanan yang dapat terjadi karena gangguan atau hambatan daya pompa ventrikel kanan sehingga isi sekuncup ventrikel kanan menurun, tanpa didahului oleh adanya Gagal jantung kiri, biasanya gejala yang ditemukan berupa edema tumit dan tungkai bawah, hepatomegali, lunak dan nyeri tekan; bendungan pada vena perifer (vena jugularis), gangguan gastrointestinal dan asites. Keluhan yang timbul berat badan bertambah akibat penambahan cairan badan, kaki bengkak, perut membuncit, perasaan tidak enak di epigastrium. (2)

    Pada penderita gagal jantung kongestif, hampir selalu ditemukan :

    • Gejala paru berupa : dyspnea, orthopnea dan paroxysmal nocturnal dyspnea.
    • Gejala sistemik berupa lemah, cepat lelah, oliguri, nokturi, mual, muntah, asites, hepatomegali, dan edema perifer.
    • Gejala susunan saraf pusat berupa insomnia, sakit kepala, mimpi buruk sampai delirium.

    Pada kasus akut, gejala yang khas ialah gejala edema paru yang meliputi : dyspnea, orthopnea, tachypnea, batuk-batuk dengan sputum berbusa, kadang-kadang hemoptisis, ditambah gejala low output seperti : takikardi, hipotensi dan oliguri beserta gejala-gejala penyakit penyebab atau pencetus lainnya seperti keluhan angina pectoris pada infark miokard akut. Apabila telah terjadi gangguan fungsi ventrikel yang berat, maka dapat ditemukn pulsus alternan. Pada keadaan yang sangat berat dapat terjadi syok kardiogenik.(4)

    Diagnosis Gagal Jantung
    Bayi dan anak yang menderita gagal jantung yang lama biasanya mengalami gangguan pertumbuhan. Berat badan lebih terhambat daripada tinggi badan. Tanda yang penting adalah takikardi (150x/mnt atau lebih saat istirahat), serta takipne (50x/mnt atau lebih saat istirahat). Pada prekordium dapat teraba aktivitas jantung yang meningkat.

    Bising jantung sering ditemukan pada auskultasi, yang tergantung dari kelainan struktural yang ada. Terdapatnya irama derap merupakan penemuan yang berarti, khususnya pada neonatus dan bayi kecil. Ronki juga sering ditemukan pada gagal jantung. Bendungan vena sistemik ditandai oleh peninggian tekanan vena jugular, serta refluks hepatojugular.

    Kedua tanda ini sulit diperiksa pada neonatus dan bayi kecil, tampak sianosis perifer akibat penurunan perfusi di kulit dan peningkatan ekstraksi oksigen jaringan ekstremitas teraba dingin, pulsasi perifer melemah, tekanan darah sistemik menurun disertai penurunan capillary refill dan gelisah. Pulsus paradoksus (pirau kiri ke kanan yang besar), pulsus alternans (penurunan fungsi ventrikel stadium lanjut). Bising jantung menyokong diagnosis tetapi tidak adanya bising jantung tidak dapat menyingkirkan bahwa bukan gagal jantung. (1,3)

    • Foto dada : dengan sedikit perkecualian, biasanya disertai kardiomegali. Paru tampak bendungan vena pulmonal. (1)
    • Elektrokardiografi : di samping frekuensi QRS yang cepat atau disritmia, dapat ditemukan pembesaran ruang-ruang jantung serta tanda-tanda penyakit miokardium/ pericardium. (1)
    • Ekokardiografi : M-mode dapat menilai kuantitas ruang jantung dan shortening fraction yaitu indeks fungsi jantung sebagai pompa. Pemeriksaan Doppler dan Doppler berwarna dapat menambah informasi secara bermakna. (1)

    Penatalaksanaan Gagal Jantung
    Terdapat tiga aspek yang penting dalam menanggulangi Gagal jantung : pengobatan terhadap Gagal jantung, pengobatan terhadap penyakit yang mendasari dan pengobatan terhadap faktor pencetus. Termasuk dalam pengobatan medikamentosa yaitu mengurangi retensi cairan dan garam, meningkatkan kontraktilitas dan mengurangi beban jantung.

    Pengobatan umum meliputi istirahat, pengaturan suhu dan kelembaban, oksigen, pemberian cairan dan diet. Selain itu, penatalaksanaa gagal jantung juag berupa:
    Medikamentosa :

    • Obat inotropik (digitalis, obat inotropik intravena),
    • Vasodilator : (arteriolar dilator : hidralazin), (venodilator : nitrat, nitrogliserin), (mixed dilator : prazosin, kaptopril, nitroprusid)
    • Diuretik
    • Pengobatan disritmia

    Pembedahan :
    - Penyakit jantung bawaan (paliatif, korektif)
    - Penyakit jantung didapat (valvuloplasti, penggantian katup)

    Komplikasi Gagal Jantung
    Pada bayi dan anak yang menderita gagal jantung yang lama biasanya mengalami gangguan pertumbuhan. Berat badan lebih terhambat daripada tinggi badan. Pada gagal jantung kiri dengan gangguan pemompaan pada ventrikel kiri dapat mengakibatkan bendungan paru dan selanjutnya dapat menyebabkan ventrikel kanan berkompensasi dengan mengalami hipertrofi dan menimbulkan dispnea dan gangguan pada sistem pernapasan lainnya. Pada gagal jantung kanan dapat terjadi hepatomegali, ascites, bendungan pada vena perifer dan gangguan gastrointestinal. (1,3,6)

    Prognosis Gagal Jantung
    Pada sebagian kecil pasien, gagal jantung yang berat terjadi pada hari/ minggu-minggu pertama pasca lahir, misalnya sindrom hipoplasia jantung kiri, atresia aorta, koarktasio aorta atau anomali total drainase vena pulmonalis dengan obstruksi. Terhadap mereka, terapi medikmentosa saja sulit memberikan hasil, tindakan invasif diperlukan segera setelah pasien stabil. Kegagalan untuk melakukan operasi pada golongan pasien ini hampir selalu akan berakhir dengan kematian. (1,3)

    Pada gagal jantung akibat PJB yang kurang berat, pendekatan awal adalah dengan terapi medis adekuat, bila ini terlihat menolong maka dapat diteruskan sambil menunggu saat yang bik untuk koreksi bedah. (1,4)
    Pada pasien penyakit jantung rematik yang berat yang disertai gagal jantung, obat-obat gagal jantung terus diberikan sementara pasien memperoleh profilaksis sekunder, pengobatan dengan profilaksis sekunder mungkin dapat memperbaiki keadaan jantung. (1)

    DAFTAR PUSTAKA

    1. Oesman I.N, 1994. Gagal Jantung. Dalam buku ajar kardiologi anak. Binarupa Aksara. Jakarta. Hal 425 – 441

    2. Abdurachman N. 1987. Gagal Jantung. Dalam Ilmu Penyakit Dalam. Balai penerbit FKUI. Jakarta. Hal 193 – 204

    3. Ontoseno T. 2005. Gagal Jantung Kongestif dan Penatalaksanaannya pada Anak. Simposium nasional perinatologi dan pediatric gawat darurat. IDAI Kal-Sel. Banjarmasin. Hal 89 – 103

    4. Kabo P, Karim S. 1996. Gagal Jantung Kongestif. Dalam : EKG dan penanggulangan beberapa penyakit jantung untuk dokter umum. Balai Penerbit FKUI. Jakarta. Hal 187 – 205

    5. Price, Sylvia A 1994. Gangguan Fungsi Mekanis Jantung dan Bantuan Sirkulasi. Dalam : Patofisiologi konsep klinis proses-proses penyakit. EGC. Jakarta. 582 – 593

    6. Mappahya, A.A. 2004. Dari Hipertensi Ke Gagal Jantung. Pendidikan Profesional Berkelanjutan Seri II. FKUH. Makassar. 2004.

    patofisilogi demam berdarah

    infeksi.com info infeksi
    Pusat Informasi  Penyakit Infeksi [in]  [en]
    News

    + ARTIKEL
    + GAYA HIDUP
    + HIDUP SEHAT
    + IMUNISASI
    + INFORMASI
    + KAMP. KESEHATAN
    + KUPIN
    + PANDEMIC H1N1
    + PELAYANAN MEDIS
    + PENELITIAN
    + PENUNJANG MEDIS
    + PENYAKIT
    + PERMENKES
    + PLASMID
    + PROFIL RSPI-SS
    + REDAKSI
    + RS. RUJUKAN
    + S O P
    + W H O


    Kalender


    Links

    Poll
    Pendapat Anda Tentang Situs Ini
    Bagus Sekali
    Bagus
    Cukup Bagus
    Kurang
    Hasil

    Webmaster - Infos
    Layangkan kepada Dr.H.Ilham Patu,SpBS Webmaster
    Tambahkan ke Favorites Favorites
    Rekomendasikan situs ini kepada teman Beritahu teman
    mobile mobile

    Search





    Demam Berdarah

    DEMAM BERDARAH

    Gambaran Klinis
    Demam yang akut, selama 2 hingga 7 hari, dengan 2 atau lebih gejala ? gejala berikut : nyeri kepala, , nyeri otot, nyeri persendian, bintik-bintik pada kulit sebagai manifestasi perdarahan dan leukopenia.
    Kriteria Untuk Diagnosa Laboratorium
    Satu atau lebih dari hal-hal berikut :
    Isolasi virus dengue dari serum, plasma, leukosit ataupun otopsi.
    Ditemukannya anti bodi IgG ataupun AgM yang meningkatkan tinggi titernya mencapai empat kali lipat terhadap satu atau lebih antigen dengue dalam spesimen serta berpadangan.
    Dibuktikan adanya virus dengue dari jaringan otopsi dengan cara immunokimiawi atau dengan cara immuno-flouresens, ataupun didalam spesimen serum dengan uji ELISA
    Dibuktikan dengan keberadaan gambaran genomic sekuen virus dari jaringan otopsi, sediaan serum atau cairan serebro spinal (CSS), dengan uji Polymerase Chain Reaction ( PCR).

    Klarifikasi Kasus
    Dicurigai sebagai kasus : Yaitu kasus yang jelas dengan melihat gejala klinisnya.
    Kemungkinan sebagai Kaus : ialah kasus yang menunjukkan gejala klinis dan didukung oleh satu atau lebih dari ;
    Uji serologi berupa munculnya titer anti bodi dengan hemaglutinasi ? inhibisi 1280 atau lebih yang sebanding dengan titer positif IgG dengan uji ELISA, ataupun titer positif zat anti bodi IgM pada fase akhir yang akut pada fase konvalesens.
    Munculnya kasus DD lain dilokasi dan waktu yang sama
    Kasus yang Pasti : ialah kasus yang secara klinis benar, serta didukung pula kebenarannya secara laboratoris.
    Kriteria Untuk Demam Berdarah Dengue (DBD) dan Sindrom Syok Dengue (SSD)
    Demam Berdarah Dengue (DBD) adalah kasus tersangka ataupun kasus yang pasti dari dengue dengan kecenderungan perdarahan disertai adanya satu atau lebih dari hal ? hal berikut :

    Tes Tourniquet yang positif.
    Adanya perdarahan dalam bentuk petekiae, ekimosis atau purpura.
    Perdarahan selaput lendir mukosa, alat cerna gastrrointestinal, tempat suntikan atau ditempat lainnya.
    Hematemesis atau melena
    Dan trombositopenia ( < 100.000 per mm3)
    Dan perembesan plasma yang erat hubungannya dengan kenaikan permiabilitas dinding pembuluh darah, yang ditandai dengan munculya satu atau lebih dari :
    Kenaikan nilai 20 % (hematokrit atau lebih tergantung umur dan jenis kelamin)
    Menurunnya nilai hematokrit dari nilai dasar 20 % atau lebih sesudah pengobatan.
    Tanda ? tanda perembesan plasma ( yaitu, efusi pleura, asites, hipoproteinaemia

    2. Sindrom Syok Dengue (SSD)
    Mencakup semua kriteria DBD diatas ditambah lagi dengan munculnya gangguan sirkulasi darah dengan tanda-tanda denyut nadi menjadi lemah dan cepat, menyempitnya tekanan nadi (20 mmHg atau kurang) atau hipotesi berdasar umur, kedinginan, keringat dingin dan gelisah.

    Dokter Ahli Anak: Menyesatkan, Jambu Biji Obat Demam Berdarah

    Mataram- Rol --Ketua SMF Anak Rumah Sakit Umum (RSU) Mataram, Dr dr Hananto Wiryo SpA mengingatkan masyarakat untuk tidak mudah percaya dengan pendapat bahwa buah jambu biji merupakan obat ampuh untuk menyembuhkan penyakit demam berdarah.
    "Anjuran memakan buah jambu biji sebagai obat demam berdarah sangat menyesatkan masyarakat, karena obat untuk demam berdarah belum ada, dan penyembuhannya sangat tergantung kepada kecepatan perawatan," katanya di Mataram, Rabu.
    Kepada masyarakat diingatkan agar setiap anggota keluarganya mengalami gejala panas tinggi yang tidak turun-turun untuk segera diperiksakan ke pusat kesehatan masyarakat (puskesmas) untuk mengetahui secara pasti penyakit tersebut. "Ini dimaksudkan agar penanganannya dapat dilakukan secara tepat dan cepat, jangan sampai terlambat, karena akibat keterlambatan akan sangat fatal bagi jiwa pasien," katanya. Virus demam berdarah yang disebarkan oleh nyamuk 'Aedes Aegypti' tersebut tidak bisa disembuhkan dengan hanya memakan buah jambu biji.
    "Anjuran orang agar mereka yang terkena demam berdarah memakan jambu biji sebagai obat penyembuh sangat menyesatkan. Bisa saja orang itu justru tambah menderita sakit dan mempercepat kematiannya," ujarnya.
    Hananto menyatakan anjuran tersebut sama sekali tidak bisa dibenarkan dan menyesatkan masyarakat, karena hingga saat ini belum ada hasil penelitian yang membenarkan bahwa buah jambu biji sebagai obat penyembuh demam berdarah. Virus demam berdarah yang ditularkan nyamuk 'Aedes Aegypti' menyerang sel darah merah dalam tubuh, sehingga penyembuhannya hanya menambah sel darah merah yang berkurang di samping perawatan lainnya.
    Hingga saat ini belum ada obat untuk mematikan 'virus dengue' yang menyebabkan penyakit demam berdarah tersebut. Untuk penyembuhannya sangat tergantung pada kecepatan penderita dibawa ke rumah sakit serta ketepatan pihak rumah sakit menolong pasien. "Tidak ada jaminan dengan dibawa ke rumah sakit pasien tersebut sembuh, karena kalau pasiennya sudah parah, artinya terlambat dibawa, maka pihak rumah sakit tidak bisa berbuat banyak," ujarnya.ant/mim

    Presiden Megawati Kunjungi Penderita Demam Berdarah

    KUNJUNGAN PRESIDEN: Presiden Megawati Soekarnoputri saat mengunjungi seorang anak penderita demam berdarah di RS Persabahatan, Rawamangun, Jakarta. Sedikitnya 300 orang meninggal dan ribuan lainnya dirawat di rumah sakit akibat wabah demam berdarah.
    Presiden Megawati Soekarnoputri, Senin, mengunjungi penderita wabah demam berdarah di Rumah Sakit Persahabatan, Rawamangun, Jakarta Timur. Presiden Megawati menganjurkan masyarakat untuk lebih sering membersihkan dan menguras tempat-tempat penampungan air guna menghindarkan meluasnya penyakit demam berdarah dengue (DBD).
    "Kalau bisa ibu-ibu lebih sering menguras bak-bak penampungan air," kata Megawati ketika berdialog dengan keluarga penderita DBD di RS Persahabatan, Jaktim, Senin. Megawati yang didampingi suaminya Taufik Kiemas serta Menkes Achmad Sujudi, Senin pagi menjenguk puluhan penderita DBD yang sedang menjalani perawatan di rumah sakit tersebut.
    Dirut RS Persahaatan Hardi Yusa melaporkan bahwa sampai saat ini rumah sakit tersebut telah merawat 88 anak penderita, serta 106 dewasa sehingga jumlah adalah 194 orang. Dari jumlah tersebut dua di antaranya meninggal yaitu seorang anak dan satu dewasa.
    Dalam kunjungan sektiar dua jam tersebut Megawati melihat puluhan anak terpaksa berbaring di tempat-tempat tidur lipat karena terbatasnya ruang rawat inap bagi para penderita. Ketika berdialog dengan seorang anak lelaki yang masih duduk di Sekolah Dasar, Megawati berkata, "Lebih baik kamu sekarang kegerahan daripada digigit nyamuk lagi." Ucapan spontan itu dilontarkan Megawati karena ruang perawatan itu terasa panas akibat terlalu banyaknya pasien.
    Sampai sekarang kasus DBD di tanah air telah mencapai 19.031 kasus, dan 336 di antara para korban itu telah meninggal dunia. Menurun
    Jumlah korban meninggal akibat demam berdarah dengue (DBD) di Indonesia telah menurun dari 2.0 persen pada pertengahan Februari 2004 menjadi 1,8 persen pada akhir Februari 2004, kata Menkes Achmad Sujudi.
    "Penurunan kematian DBD karena para korban cepat dibawa ke rumah sakit (RS) dan adanya peningkatan kegiatan masyarakat membersihkan sarang nyamuk (PSN)," katanya.
    Seusai melantik 15 pejabat eselon II di lingkungan Depkes, Menkes mengatakan, data jumah DBD (19/2) sekitar 9.000 orang, meninggal 188 orang atau kematiannya dua persen, sedang data (27/2) jumlahnya 17.289 orang, meninggal 312 orang atua kematiannya 1,8 persen.
    Menkes mengingatkan masyarakat, agar segera membawa ke RS jika ada keluarganya menderita gejala DBD, seperti demam terus menerus, sakit ulu hati, otot, sakit kepala. "Jika penderita sampai syok, pingsan dan mengeluarkan pendarahan, maka tim medis RS akan mengalami kesulitan untuk menolong," katanya. Menkes menyatakan, saat ini masih ada tiga provinsi yang jumlah penderita DBD masih tinggi atau naik dibanding selama Januari 2004 yakni DKI, Bali, dan NTB.
    "Depkes minta Pemda DKI, Bali, dan NTB untuk meningkatkan pertolongan penderita DBD dan menggalakkan warganya pada kegiatan PSN, " katanya.
    Sementara itu, jumlah penderita DBD 1 Januari-29 Februari 2004 di 25 provinsi mencapai 17.707 orang, 322 orang diantaranya meninggal, sedang penderita DBD di DKI sebanyak 6.431 orang, 58 diantaranya meninggal.
    Menkes menegaskan, Depkes telah mengalokasikan dana Rp50 miliar untuk penanggulangan KLB DBD di seluruh Indonesia, sehingga tidak dibenarkan jika RS menolak pasien DBD dari kalangan miskin.
    "Seluruh RS khususnya milik pemerintah harus menerima pasien DBD dari kalangan miskin karena total biaya pengobatan diganti pemerintah," katanya.Pejabat eselon II Depkes yang dilantik, antara lain Suprijadi, SKM (Kepala Biro Umum dan Humas), dr Gunawan Setiadi, MPH (Kepala Biro Perencanaan dan Anggaran) dan Bambang Hartono, SKM, MSc (Kepala Pusat Promosi Kesehatan). (Ant/O-1),Kompas.com.

    Ekstrak Daun Jambu Biji Bisa Mengatasi DBD
    Konferensi pers BPOM beserta Fakultas Kedokteran Unair. Merujuk hasil kerja sama penelitian Fakultas Kedokteran Unair dan BPOM, ekstrak daun jambu biji bisa menghambat pertumbuhan virus dengue. Bahan itu juga meningkatkan trombosit tanpa efek samping. Masyarakat mesti memperhatikan informasi penting ini. Berdasarkan hasil kerja sama dalam uji pre klinis Fakultas Kedokteran Universitas Airlangga, Surabaya, Jawa Timur dan Badan Pengawas Obat dan Makanan (BPOM) yang dilansir di Jakarta, Rabu (10/3) siang, ekstrak daun jambu biji dipastikan bisa menghambat pertumbuhan virus dengue penyebab demam berdarah dengue (DBD). Bahan itu juga mampu meningkatkan jumlah trombosit hingga 100 ribu milimeter per kubik tanpa efek samping. Peningkatan tersebut diperkirakan dapat tercapai dalam tempo delapan hingga 48 jam setelah ekstrak daun jambu biji dikonsumsi.
    Menurut Kepala BPOM dokter Sampurno, sampai saat ini obat demam berdarah memang belum ditemukan. Tak heran bila pola pengobatannya pun hanya bersifat pendukung semata. Sampurno menambahkan, setelah uji lebih lanjut yang dilakukan tim peneliti yang dipimpin Profesor Doktor Sugeng Sugiarto itu, diharapkan ekstrak daun jambu biji dapat dijadikan obat antivirus dengue berupa suplemen yang dipasarkan ke masyarakat. Di antaranya dalam bentuk kapsul buat orang dewasa dan sirup untuk anak-anak.
    Berdasarkan informasi yang dihimpun Liputan6.com dari berbagai sumber, sebenarnya di Bangkok, Thailand, Badan Kesehatan Dunia (WHO) pernah berhasil membuat vaksin Dengue Divalen dan Trivalen, buat mengatasi wabah demam berdarah alias Dengue Hemorrhagic Fever. Namun sampai saat ini, vaksin tersebut belum dipasarkan di Indonesia. Alternatif yang muncul adalah memperbanyak minum air putih untuk mengembalikan homeostatis (kecenderungan menetap dalam keadaan tubiuh normal dalam organisme) cairan tubuh. Solusi lainnya adalah pasien diberi jus bambu biji yang memiliki kandungan vitamin C dan vitamin A yang tinggi. Vitamin C berfungsi dalam meningkatkan kecerdasan sel, sedangkan vitamin A berfungsi menjaga regenerasi sel agar selalu tepat waktu.
    Kehadiran dua vitamin ekstra dalam ekstrak jambu biji tadi amat penting. Merujuk pada contoh kasus uji coba, pasien DBD yang menerima kapsul ekstrak jambu biji berdosis 3X2 setiap hari selama lima hari, mendapat pasokan trombosit baru lebih besar dari 100 ribu per ml pada hari terakhir. Itu lantaran asam amino dalam jambu biji mampu membentuk trombopoitin dari serin dan threonin, yang berfungsi dalam proses maturasi megakariosit menjadi trombosit.(BMI/Tim Liputan 6 SCTV)

    Depkes: Stok Infus Masih Mencukupi

    Kondisi RS Tarakan yang sempat kekurangan cairan infus, kini sudah teratasi lewat persediaan yang dimiliki Dinas Kesehatan Provinsi DKI Jakarta. Wabah DBD merenggut tiga nyawa di Maluku Utara.
    Masalah krisis cairan infus yang sempat melanda sejumlah rumah sakit di Jakarta pada Senin kemarin, akhirnya sudah teratasi. Rumah sakit yang terus menerima lonjakan jumlah pasien demam berdarah dengue (DBD) tersebut kini sudah memiliki cadangan infus buat para pasien. Kondisi itu lantaran stok di Dinas Kesehatan Provinsi DKI Jakarta yang masih mencukupi. "Infus itu kurang karena pada saat ditanya memang habis. Meski, pada saat bersamaan sudah diminta ke Dinas Kesehatan," kata Direktur Jenderal Pelayanan Medik Departemen Kesehatan Sri Astuti Suparmanto, di Jakarta, Selasa (9/3) pagi.
    Seperti diberitakan sebelumnya, sejumlah rumah sakit yang merawat pasien DBD mengaku kekurangan stok infus. RS Tarakan di Jakarta Pusat, misalnya. Rumah sakit itu mengaku memerlukan sedikitnya 800 botol cairan infus setiap hari [baca: Rumah Sakit di Jakarta Kekurangan Cairan Infus]. Sementara persediaan yang ada di sana mulai menipis dan hanya cukup untuk dua hari, walau sejak awal Maret sudah menerima 5.700 botol infus dari Dinkes DKI. Rumah sakit ini membutuhkan sedikitnya 5.000 botol cairan infus tambahan.
    Dalam kesempatan itu Sri memberi angin segar dalam kasus wabah DBD. Menurut dia, wabah DBD diperkirakan bakal berkurang secara signifikan dalam dua pekan mendatang. "Menurut patronnya, DBD ini ada kecenderungan untuk menurun. Mudah-mudahan dalam waktu dua minggu ini," ujar Sri. Walau begitu, masyarakat dan pihak rumah sakit diminta tetap waspada. Sebab saat ini ada indikasi merebaknya wabah diare, yang juga memerlukan cairan infus untuk penyembuhannya. "Stok ndak boleh kosong, selalu harus ada," cetus dia mengingatkan. Kewaspadaan memang menjadi kunci utama mengatasi penyebaran wabah DBD di negeri ini. Tengok saja kasus serupa yang dilaporkan telah merenggut tiga nyawa di kawasan Ternate, Maluku Utara, baru-baru ini. Menurut data di Rumah Sakit Umum Daerah Ternate dan RS Hasan Busoiri, hingga kini masih ada 19 pasien DBD lainnya yang menjalani perawatan.
    Sejauh ini Gubernur Maluku Utara Thayib Armain telah membebaskan biaya perawatan bagi para korban DBD. Pemerintah daerah setempat juga sudah memberantas sarang nyamuk dan melakukan pengasapan secara gratis. Berdasarkan informasi, daerah endemis DBD di Maluku Utara tersebar di 22 kelurahan, di antaranya Kelurahan Dupa-Dupa, Salero, dan Kelurahan Ternate Utara.
    Kesiagaan serupa juga dilakukan di wilayah Banjar, Priangan Timur, Jawa Barat. Pemda Kota Banjar dilaporkan menintensifkan gerakan pemberantasan sarang nyamuk dengan abatesasi dan pengasapan ke rumah-rumah penduduk. Kegiatan itu diutamakan di sejumlah daerah endemis DBD. Hingga pekan ini, sebanyak 22 orang--yang sebagian besar terdiri dari anak-anak--telah dirawat di RSUD Banjar. Menurut data Pemda setempat, DBD di wilayah Priangan Timur telah menewaskan tiga orang, masing-masing di Tasikmalaya, Ciamis, dan Banjar.
    Perhatian buat para penderita DBD pun tak berkurang dari waktu ke waktu. Simak saja dalam aksi mendonorkan darah yang diselenggarakan Pundi Amal SCTV (PD SCTV) bekerja sama dengan Palang Merah Indonesia cabang DKI Jakarta, Selasa siang. Pada kesempatan yang digelar kali kedua ini, PD SCTV telah mengumpulkan 200 kantong darah yang akan diserahkan ke PMI Pusat. Seluruh donor itu disumbangkan oleh karyawan SCTV dan masyarakat di sekitar lingkungan Gedung Grha SCTV Jakarta.
    Pada kesempatan pertama, PD SCTV hanya berhasil mengumpulkan sebanyak 150 kantong darah buat disumbang kepada para penderita wabah DBD [baca: Balita di Semarang Meninggal Karena Demam Berdarah]. Maklumlah, kala itu, penyelenggara hanya menyediakan 150 kantong darah, sedangkan pendaftar donor darah lebih dari 250 orang.(BMI/Tim Liputan 6 SCTV)

    Para Tenaga Medis di Luar RS Siap Bantu Cegah DBD

    Depkes bekerjasama Ikatan Dokter Indonesia (IDI), Perhimpunan Perawat Indonesia (PPI) dan Palang Merah Indonesia (PMI) akan memobilisasi tenaga medis guna membantu perawatan pasien demam berdarah dengue (DBD), kata Menkes Achmad Sujudi. "Tenaga medis dari IDI, PPI dan PMI akan dikirim ke RS yang memiliki banyak penderita DBD mulai Sabtu (6/3)," katanya usai pertemuan tentang penanggulangan DBD dengan pemda provinsi, kab/kota, di Jakarta, Jumat. Menurut Menkes, Depkes akan memberikan honor bagi tenaga medis bantuan dari IDI, PMI, dan PPI agar mereka dapat mempercepat bantuan pemulihan kesehatan pasien DBD di rumah sakit (RS).
    "Depkes akan merekrut lulusan perawat yang masih menganggur dan mahasiswa dari akademi perawat untuk menjadi tenaga honorer membantu perawatan korban DBD di RS di berabgai provinsi," katanya. Selain itu, para tenaga medis di luar RS yang akan direkrut Depkes itu juga akan diikutkan dalam penyuluhan program pemberantasan sarang nyamuk (PSN) dan gerakan kebersihan di lingkungan terdekat. Menkes menambahkan, pendirian rumah sakit (RS) lapangan terbuat dari tenda untuk merawat penderita DBD di DKI saat ini belum diperlukan, karena 16 RS milik pemerintah dan 60 RS swasta di ibukota masih mampu menampung penderita.
    "Kebijaksanaan yang dilakukan menambah jumlah tempat tidur di tiap RS dan memberikan bantuan tenaga perawat guna merawat penderita DBD," katanya. Menkes menjelaskan, pemerintah memprogramkan penyelesaian kejadian luar biasa (KLB) DBD di seluruh Indonesia dalam tiga bulan mendatang. "Target selama tiga bulan itu jumlah penderita DBD tidak mencapai 35.000 orang dan angka kematiannya tinggal satu persen," katanya.
    Sementara itu, jumlah penderita DBD sejak 1 Januari - 5 Maret di 25 provinsi 24.349 orang, 372 orang diantaranya meninggal, sedang jumlah DBD di DKI sebanyak 8.727 orang, 61 orang diantaranya meninggal. (Ant/O-1)

    Wapres Haz: Anggaran Bidang Kesehatan Perlu Ditambah

    JENGUK PASIEN: Wakil Presiden Hamzah Haz mengunjungi salah seorang pasien yang terkena demam berdarah di sebuah rumah sakit di Jakarta, Sabtu. Wabah demam berdarah telah menewaskan sedikitnya 312 orang dan ribuan lainnya dirawat di rumah sakit.
    JAKARTA--MIOL: Wakil Presiden (Wapres) Hamzah Haz mengatakan, kasus demam berdarah yang kini merupakan kejadian luar biasa di Indonesia menuntut pemerintah untuk menambah alokasi anggaran bidang kesehatan pada APBN mendatang. "Idealnya untuk kesehatan sekitar 10-15 persen dari total anggaran," kata Wapres ketika mengunjungi pasien demam berdarah di RS Budi Asih, Jaktim, Sabtu.
    Wapres mengatakan saat ini anggaran bidang kesehatan hanya sekitar tujuh persen. Menurut dia, anggaran kesehatan idealnya hampir sama dengan anggaran bidang pendidikan yang juga penting.
    Kasus demam berdarah pada tahun ini merupakan pengalaman berharga bagi pemerintah bahwa musibah itu bukan hanya dari bencana alam saja, tetapi juga wabah penyakit. Oleh sebab itu perlu dana kesehatan yang memadai.
    Anggaran tersebut tentunya bukan hanya untuk pengobatan tetapi juga untuk upaya-upaya pencegahan. "Jadi lebih baik kita sudah sediakan anggaran yang cukup untuk itu," katanya.
    Wapres yang didampingi Ibu Nani Hamzah Haz juga melakukan dialog dengan beberapa orang tua pasien, serta direktur RS Budi Asih, dr Hasanudin, dan Kepala Dinas Kesehatan DKI Abdul Cholik Masulili. Wapres mengatakan bahwa ia telah mendapat informasi bahwa bulan ini belum merupakan puncak wabah demam berdarah, dan puncak itu diperkirakan baru pada bulan Juli mendatang. Namun sekarang saja jumlah kasus demam berdarah itu sudah 300 persen lebih banyak dibandingkan dengan tahun sebelumnya. "Jadi ini tentunya cukup mengkhawatirkan," kata Wapres.

    Kunjungan ke RS
    Wapres Hamzah Haz, Sabtu siang, melakukan kunjungan ke sejumlah rumah sakit yang merawat para pasien demam berdarah diantaranya RS Budi Asih, Jakarta Timur yang kini merawat 145 pasien penyakit tersebut. Wapres beserta Ibu Nani Hamzah Haz tiba sekitar pukul 13.00 WIB dan langsung melakukan peninjauan ke ruang perawatan anak-anak korban demam berdarah bersama Direktur RS, dr Hasanudin.
    RS Budi Asih sendiri tampak penuh dengan pasien demam berdarah maupun penyakit lainnya. Menurut dr Hasanudin, hari Sabtu ini terdaftar sebanyak 500 pasien yang berobat jalan maupun rawat inap di RS itu. Di lantai 2 tempat perawatan anak-anak korban demam berdarah, seluruh ruangan penuh hingga lorong-lorong terpaksa dijadikan tempat perawatan darurat dengan penambahan tempat tidur. "Kapasitas kami sebenarnya sudah maksimal, tapi kami berusaha untuk tidak menolak pasien demam berdarah yang datang," katanya.
    Dikatakannya pula bahwa hingga saat ini belum ada pasien yang ditolak dan kalaupun RS Budi Asih sudah tidak mampu menampung lagi, maka pasien akan dirujuk ke RS lainnya. Sementara itu karena banyaknya pasien yang dirawat, suasana ruang perawatan tampak pengap dan fasilitas yang tersedia hanya kipas angin saja. (Ant/O-1)


    ARTIKEL

    DHF / DBD

    Demam Berdarah Dengue (DBD) atau Dengue Haemorrhagic Fever (DHF) adalah suatu penyakit yang disebabkan oleh virus Dengue Famili Flaviviridae,dengan genusnya adalah flavivirus. Virus ini mempunyai empat serotipe yang dikenal dengan DEN-1, DEN-2, DEN-3 dan DEN-4. Selama ini secara klinik mempunyai tingkatan manifestasi yang berbeda, tergantung dari serotipe virus Dengue. Morbiditas penyakit DBD menyebar di negara-negara Tropis dan Subtropis. Disetiap negara penyakit DBD mempunyai manifestasi klinik yang berbeda.
    Di Indonesia Penyakit DBD pertama kali ditemukan pada tahun 1968 di Surabaya dan sekarang menyebar keseluruh propinsi di Indonesia. Timbulnya penyakit DBD ditenggarai adanya korelasi antara strain dan genetik, tetapi akhir-akhir ini ada tendensi agen penyebab DBD disetiap daerah berbeda. Hal ini kemungkinan adanya faktor geografik, selain faktor genetik dari hospesnya. Selain itu berdasarkan macam manifestasi klinik yang timbul dan tatalaksana DBD secara konvensional sudah berubah.
    Infeksi virus Dengue telah menjadi masalah kesehatan yang serius pada banyak negara tropis dan sub tropis. Kejadian penyakit DBD semakin tahun semakin meningkat dengan manifestasi klinis yang berbeda mulai dari yang ringan sampai berat. Manifestasi klinis berat yang merupakan keadaan darurat yang dikenal dengan Dengue Hemorrhagic Fever (DHF) dan Dengue Shock Syndrome (DSS).
    Manifestasi klinis infeksi virus Dengue termasuk didalamnya Demam Berdarah Dengue sangat bervariasi, mulai dari asimtomatik, demam ringan yang tidak spesifik, Demam Dengue, Demam Berdarah Dengue, hingga yang paling berat yaitu Dengue Shock Syndrome (DSS). Dalam praktek sehati-hari, pada saat pertama kali penderita masuk rumah sakit tidaklah mudah untuk memprediksikan apakah penderita Demam Dengue tersebut akan bermanifestasi menjadi ringan atau berat. Infeksi sekunder dengan serotipe virus dengue yang berbeda dari sebelumnya merupakan faktor resiko terjadinya manifestasi Deman Berdarah Dengue yang berat atau Dengue Shock Syndrome (DSS). Namun sampai saat ini mekanisme respons imun pada infeksi oleh virus Dengue masih belum jelas, banyak faktor yang mempengaruhi kejadian penyakit Demam Berdarah Dengue, antara lain faktor host, lingkugan (environment) dan faktor virusnya sendiri. Faktor host yaitu kerentanan (susceptibility) dan respon imun. Faktor lingkungan (environment) yaitu kondisi geografi (ketinggian dari permukaan laut, curah hujan, angin, kelembaban, musim); Kondisi demografi (kepadatan, mobilitas, perilaku, adat istiadat, sosial ekonomi penduduk). Jenis nyamuk sebagai vektor penular penyakit juga ikut berpengaruh. Faktor agent yaitu sifat virus Dengue, yang hingga saat ini telah diketahui ada 4 jenis serotipe yaitu Dengue 1, 2, 3 dan 4. Penelitian terhadap epidemi Dengue di Nicaragua tahun 1998, menyimpulkan bahwa epidemiologi Dengue dapat berbeda tergantung pada daerah geografi dan serotipe virusnya..
    Untuk menegakkan diagnosa infeksi virus Dengue diperlukan dua kriteria yaitu kriteria klinik dan kriteria laboratorium (WHO, 1997). Pengembangan tehnologi laboratorium untuk mendiagnosa infeksi virus Dengue terus berlanjut hingga sensitivitas dan spesifitasnya menjadi lebih bagus dengan waktu yang cepat pula. Ada 4 jenis pemeriksaan laboratorium yang digunakan yaitu : uji serologi, isolasi virus, deteksi antigen dan deteksi RNA/DNA menggunakan tehnik Polymerase Chain Reaction (PCR). (Mariyam, 1999).
    Wabah Dengue yang baru terjadi di Bangladesh yang diidentifikasi dengan PCR ternyata Den-3 yang dominan. Sedangkan wabah di Salta Argentina pada tahun 1997 ditemukan bahwa serotipe Den-2 yang menyebabkan transmisinya. Sistem surveillance Dengue di Nicaragua pada bulan Juli hingga Desember 1998 mengambil sampel dari beberapa rumah sakit dan pusat kesehatan (Health Center) yang terdapat pada berbagai lokasi menghasilkan temuan 87% DF, 7% DHF, 3% DSS, 3% DSAS. Den-3 paling dominan, Den-2 paling sedikit. Disimpulkan bahwa epidemiologi Dengue dapat berbeda tergantung pada wilayah geografi dan serotipe virusnya.

    Virus Dengue
    Virus Dengue merupakan virus RNA untai tunggal, genus flavivirus, terdiri dari 4 serotipe yaitu Den-1, 2, 3 dan 4. Struktur antigen ke-4 serotipe ini sangat mirip satu dengan yang lain, namun antibodi terhadap masing-masing serotipe tidak dapat saling memberikan perlindungan silang.. Variasi genetik yang berbeda pada ke-4 serotipe ini tidak hanya menyangkut antar serotipe, tetapi juga didalam serotipe itu sendiri tergantung waktu dan daerah penyebarannya. Pada masing-masing segmen codon, variasi diantara serotipe dapat mencapai 2,6 ? 11,0 % pada tingkat nukleotida dan 1,3 ? 7,7 % untuk tingkat protein (Fu et al, 1992). Perbedaan urutan nukleotida ini ternyata menyebabkan variasi dalam sifat biologis dan antigenitasnya.
    Virus Dengue yang genomnya mempunyai berat molekul 11 Kb tersusun dari protein struktural dan non-struktural. Protein struktural yang terdiri dari protein envelope (E), protein pre-membran (prM) dan protein core (C) merupakan 25% dari total protein, sedangkan protein non-struktural merupakan bagian yang terbesar (75%) terdiri dari NS-1 ? NS-5. Dalam merangsang pembentukan antibodi diantara protein struktural, urutan imunogenitas tertinggi adalah protein E, kemudian diikuti protein prM dan C. Sedangkan pada protein non-struktural yang paling berperan adalah protein NS-1.

    Vektor
    Virus Dengue ditularkan dari orang ke orang melalui gigitan nyamuk Aedes (Ae.) dari ssubgenus Stegomyia. Ae. aegypti merupakan vektor epidemi yang paling utama, namun spesies lain seperti Ae. albopictus, Ae. polynesiensis, anggota dari Ae. Scutellaris complex, dan Ae. (Finlaya) niveus juga dianggap sebagai vektor sekunder. Kecuali Ae. aegyti semuanya mempunyai daerah distribusi geografis sendiri-sendiri yang terbatas. Meskipun mereka merupakan host yang sangat baik untuk virus Dengue, biasanya mereka merupakan vektor epidemi yang kurang efisien dibanding Ae. aegypti. (WHO, 2000)

    Manifestasi Klinis
    Manifestasi klinis infeksi virus Dengue pada manusia sangat bervariasi. Spektrum variasinya begitu luas, mulai dari asimtomatik, demam ringan yang tidak spesifik, Demam Dengue, Demam Berdarah Dengue, hingga yang paling berat yaitu Dengue Shock Syndrome (DSS), (Soegijanto, 2000). Diagnosis Demam Berdarah Dengue ditegakkan berdasarkan kriteria diagnosis menurut WHO tahun 1997, terdiri dari kriteria klinis dan laboratoris. Penggunaan kriteria ini dimaksudkan untuk mengurangi diagnosis yang berlebihan (overdiagnosis).

    Kriteria Klinis

    Demam tinggi mendadak, tanpa sebab jelas, berlangsung terus menerus selama 1-7 hari.
    Terdapat manifestasi perdarahan yang ditandai dengan :
    ? Uji tourniquet positif
    ? Petekia, ekimosis, purpura
    ? Perdarahan mukosa, epistaksis, perdarahan gusi
    ? Hematemesis dan atau melena
    ? Hematuria
    Pembesaran hati (hepatomegali).
    Manifestasi syok/renjatan

    Kriteria Laboratoris :

    Trombositopeni (trombosit < 100.000/ml)
    Hemokonsentrasi (kenaikan Ht > 20%)

    Manifestasi klinis DBD sangat bervariasi, WHO (1997) membagi menjadi 4 derajat, yaitu :
    Derajat I:
    Demam disertai gejala-gejala umum yang tidak khas dan manifestasi perdarahan spontan satu-satunya adalah uji tourniquet positif.

    Derajat II :
    Gejala-gejala derajat I, disertai gejala-gejala perdarahan kulit spontan atau manifestasi perdarahan yang lebih berat.

    Derajat III:
    Didapatkan kegagalan sirkulasi, yaitu nadi cepat dan lemah, tekanan nadi menyempit (< 20 mmHg), hipotensi, sianosis disekitar mulut, kulit dingin dan lembab, gelisah.

    Derajat IV :
    Syok berat (profound shock), nadi tidak dapat diraba dan tekanan darah tidak terukur.

    Patogenesis dan Patofisiologi
    Patogenesis DBD tidak sepenuhnya dipahami, namun terdapat dua perubahan patofisiologis yang menyolok, yaitu
    Meningkatnya permeabilitas kapiler yang mengakibatkan bocornya plasma, hipovolemia dan terjadinya syok. Pada DBD terdapat kejadian unik yaitu terjadinya kebocoran plasma ke dalam rongga pleura dan rongga peritoneal. Kebocoran plasma terjadi singkat (24-48 jam).
    Hemostasis abnormal yang disebabkan oleh vaskulopati, trombositopeni dan koagulopati, mendahului terjadinya manifestasi perdarahan.
    Aktivasi sistem komplemen selalu dijumpai pada pasien DBD. Kadar C3 dan C5 rendah, sedangkan C3a serta C5a meningkat. Mekanisme aktivasi komplemen tersebut belum diketahui. Adanya kompleks imun telah dilaporkan pada DBD, namun demikian peran kompleks antigen-antibodi sebagai penyebab aktivasi komplemen pada DBD belum terbukti.
    Selama ini diduga bahwa derajat keparahan penyakit DBD dibandingkan dengan DD dijelaskan dengan adanaya pemacuan dari multiplikasi virus di dalam makrofag oleh antibodi heterotipik sebagai akibat infesi Dengue sebelumnya. Namun demikian, terdapat bukti bahwa faktor virus serta respons imun cell-mediated terlibat juga dalam patogenesis DBD. (WHO, 2000).

    Epidemiologi Molekuler
    Infeksi virus Dengue telah menjadi masalah kesehatan yang serius pada banyak negara tropis dan subtropis, oleh karena peningkatan jumlah penderita, menyebarluasnya daerah yang terkena wabah dan manifestasi klinis berat yang merupakan keadaan darurat yaitu Dengue Hemorrhagic Fever (DHF) danb Dengue Shock Syndrome (DSS).
    Antara tahun 1975 dan 1995, DD/DBD terdeteksi keberadaannya di 102 negara di dari lima wilayah WHO yaitu : 20 negara di Afrika, 42 negara di Amerika, 7 negara di Asia Tenggara, 4 negara di Mediterania Timur dan 29 negara di Pasifik Barat. Seluruh wilayah tropis di dunia saat ini telah menjadi hiperendemis dengan ke-empat serotipe virus secara bersama-sama diwilayah Amerika, Asia Pasifik dan Afrika. Indonesia, Myanmar, Thailand masuk kategori A yaitu : KLB/wabah siklis) terulang pada jangka waktu antara 3 sampai 5 tahun. Menyebar sampai daerah pedesaan, sirkulasi serotipe virus beragam (WHO, 2000).

    Dua Dokter RS Labuang Baji Terserang Demam Berdarah Meninggal
    Dari 51 pasien demam berdarah yang sedang dirawat di Rumah Sakit (RS) Labuang Baji Makassar saat ini, dua orang diantaranya adalah dokter RS tersebut yakni dr Ratna Maria (45) dan dr Darmawati (48). Dr Ratna Maria yang sehari-hari bertugas di poliklinik umum itu, kini terbaring di tempat tidur perawatan RS Labuang Baji akibat serangan virus yang disebarkan nyamuk aedes aegypti ini. Sedangkan dr Darmawati yang bertugas di laboratorium dirawat di rumahnya.
    Dr Ratna Maria yang sudah tujuh hari terbaring di RS itu Kamis dijenguk Gubernur Sulsel HM Amin Syam di ruang Unit Gawat Darurat (UGD). Sebelum ke ruang UGD, Gubernur yang didampingi Kadis Kesehatan Sulsel Basir Palu menyempatkan diri ke ruangan pasien anak dan orang dewasa penderita demam berdarah. Keluarga pasien rata-rata baru melarikan anggota keluarganya ke RS setelah tiga hari menderita demam berdarah tersebut.
    "Anak saya dilarikan ke rumah sakit setelah seluruh badannya panas selama empat hari dan tidak pernah turun," kata Ny Sudarmawati yang mendampingi anaknya, M Imas Anugrah (10) saat berdialog dengan Gubernur Amin Syam. Murid SD Mongindisi kelas IV ini baru ketahuan terserang demam berdarah setelah tiba di RS tersebut yang kemudian langsung diberi cairan. "Sudah tiga hari anak saya dirawat di sini dan sudah ada perubahan pak Gubernur," katanya sambil menatap anaknya yang tampak tersenyum karena dibesuk orang nomor satu di provinsi ini.
    Kepada pasien penderita demam berdarah di RS itu, Gubernur mengatakan perlunya masyarakat ikut menjaga dan membersihkan lingkungan yang bisa menjadi sarang nyamuk penyebar virus tersebut. Selain itu, dinas kesehatan dan aparatnya perlu melakukan sosialisasi kepada masyarakat menyangkut kasus demam berdarah yang akhir-akhir ini meningkat. "Sosialisasi penyakit ini sangat penting agar masyarakat lebih mengetahui dan berupaya mengantisipasi sehingga korban dapat ditekan," katanya seraya berharap agar pasien demam berdarah segera sembuh dan kembali ke rumahnya.
    Di RS Labuang Baji sejak Januari hingga minggu keempat Pebruari 2004, sudah enam orang meninggal dunia dari 194 orang penderita yang dirawat di RS itu. Korban meninggal berasal dari Kabupaten Gowa tiga orang, Takalar satu orang dan Kota Makassar dua orang.
    Usai meninjau RS Labuang Baji, gubernur juga melihat dari dekat kegiatan pengasapan di beberapa kelurahan yang sedang dilakukan Dinas Kesehatan Sulsel dan Kota Makassar untuk memberantas nyamuk aedes aegypti. Di Kota Makassar diperkirakan terdapat 100 lebih titik rawan penyebaran penyakit demam berdarah. (Ant/O-1)

    Pemerintah Mengangkat Jumantik di Seluruh Indonesia
    Pemerintah akan mengangkat juru pemantau jentik nyamuk (Jumantik) honorer di setiap rukun warga (RW) di seluruh Indonesia, agar dapat membantu mencegah wabah demam berdarah dengue (DBD), kata Menko Kesra Jusuf Kalla.
    "Keputusan mengangkat Jumantik dan peningkatan gerakan pemberantasan sarang nyamuk akan dilakukan dalam pertemuan para menteri dengan para gubernur di Jakarta, 5 Maret 2004," katanya di Jakarta, Sabtu sore.
    Seusai memberikan penghargaan dari pemerintah kepada 59 anggota Tim Bantuan Kemanusiaan RI ke Iran (1 Januari - 25 Februari 2004) itu, Kalla mengatakan, pemantau jentik nyamuk sejak dini akan mencegah adanya kejadian luar biasa (KLB) DBD. "Pemda DKI sejak Januari 2004 telah mengangkat tenaga Jumantik yang ditempatkan di setiap RW, sehingga jika ditemukan jentik nyamuk di salah satu rumah, maka segera diberantasnya," katanya. Sementara itu, jumlah penderita DBD 1 Januari - 28 Februari 2004 di 25 provinsi mencapai 17.707 orang, 322 orang di antaranya meninggal, sedang penderita DBD di DKI sebanyak 5.431 orang, 59 diantaranya meninggal.
    Menurut Menko Kesra, banyaknya penderita DBD pada 2004 karena masyarakat kurang memperhatikan kebersihan lingkungan dan gerakan pemberantasan sarang nyamuk (PSN).
    Karena itu, perlu penggalakan gerakan PSN melalui tiga M, yakni menguras bak mandi dan penampungan air seminggu sekali, mengubur benda bekas yang berisi genangan air, dan menambur zat abate pada tempat penampungan air untuk membunuh jentik nyamuk. Kalla menegaskan, pemerintah telah mengalokasikan dana Rp100 miliar untuk penanggulangan KLB DBD di seluruh Indonesia, sehingga tidak dibenarkan jika rumah sakit (RS) menolak pasien DBD dari kalangan miskin.
    "Seluruh RS wajib langsung menerima pasien DBD dari kalangan miskin yang total biaya perawatan dan pengobatan akan diganti pemerintah," katanya.
    Mengenai banyaknya penderita DBD yang meninggal dunia, Kalla menjelaskan, mereka yang meninggal antara lain saat memeriksakan ke RS keadaan pasein sudah pada stadium akhir yakni parah dan syok akibat pendarahan. (Ant/O-1)

    Korban Demam Berdarah Terus Bertambah
    Serangan demam berdarah dengue (DBD) terus mengganas. Di Jakarta, dalam dua hari terakhir, jumlah penderita bertambah hingga 600-an orang. Data Dinas Kesehatan DKI Jakarta menunjukkan, jumlah penderita sepanjang Januari sebanyak 1.579 orang, sedangkan Februari 1.133 orang. Sehingga, secara keseluruhan, pasien DBD tahun ini hingga kemarin mencapai 2.712 orang. Dua hari sebelumnya, jumlah penderita 2.059 orang.
    Menurut Kepala Dinas Kesehatan DKI Jakarta, Chalik Masulili, tercatat 174 kelurahan di 10 kecamatan di Jakarta dinyatakan sebagai daerah waspada kejadian luar biasa (KLB). Tidak tertutup kemungkinan, jumlah daerah KLB ini bertambah. Di Jakarta Pusat, daerah KLB mencakup Kecamatan Kemayoran dan Tanah Abang. KLB di Jakarta Utara terjadi di Kecamatan Koja dan Tanjung Priok. Di Jakarta Barat terjadi di Kecamatan Kebon Jeruk dan Palmerah. Di Jakarta Selatan menimpa Kecamatan Pasar Minggu dan Kebayoran Lama. Di Jakarta Timur, KLB terjadi di Kecamatan Ciracas dan Kramat Jati.
    Kota Bekasi, Jawa Barat, tiga orang meninggal akibat penyakit tersebut selama Januari-Februari. Angka tersebut sama dengan jumlah korban meninggal sepanjang 2003. Dinas Kesehatan Kota Bekasi mencatat peningkatan tajam kasus DBD tahun ini. Sedikitnya 73 pasien dirawat pada periode Januari hingga 17 Februari 2004. Padahal, sepanjang 2003, hanya terjadi 15 kasus DBD.
    Serangan DBD juga menghantui warga Jawa Tengah. Sebanyak 29 kabupaten/kota di provinsi tersebut terjangkiti penyakit ini. Kota/kabupaten tersebut, antara lain, Rembang, Kudus, Pati, Jepara, Kota Semarang, Kendal, Pekalongan, Kabupaten Tegal, dan Brebes.
    ''Terjadi peningkatan kasus DBD, terutama di wilayah pantura,'' ujar dr Budihardja MPH, wakil kepala Dinas Kesehatan Provinsi Jawa Tengah. Kepala Bidang Pemberantasan dan Pencegahan Penyakit Menular Dinkes Provinsi Jateng, dr Lily Herawati, menyatakan telah mempersiapkan 187 orang pemantau jentik di beberapa kabupaten/kota. Anggaran untuk pemantauan sebesar Rp 1 miliar.
    Sementara itu, Wakil Gubernur DKI Jakarta, Fauzi Bowo, menyayangkan lambannya penanganan DBD di rumah-rumah sakit swasta. Ketidaklancaran, katanya, terutama terjadi pada pasien miskin.
    Menurut Fauzi, rumah sakit swasta sebenarnya tidak perlu khawatir melayani warga tidak mampu. ''Rumah sakit tinggal klaim ke Dinas Kesehatan,'' ujarnya kemarin. Pemprov DKI Jakarta telah mengeluarkan surat edaran kepada masyarakat agar melakukan pemberantasan sarang nyamuk (PSN) serta program 3M (menguras, menutup, dan mengubur). Surat edaran juga ditujukan kepada sejumlah perkantoran, sekolah, pasar, dan tempat publik lain. Penyakit DBD menyerang manusia melalui gigitan nyamuk Aedes aegypti.

    Demam Berdarah Kian Mengganas di Jakarta
    Dinas Kesehatan DKI Jakarta menyatakan, ibu kota memasuki waspada kejadian luar biasa (KLB). Penyakit demam berdarah di Jakarta kian mengganas. Dalam tempo lebih dari satu bulan, jumlah penderita demam berdarah sebanyak 2.046 orang dan 13 di antaranya meninggal dunia. Dinas Kesehatan DKI Jakarta menyatakan, ibu kota memasuki waspada kejadian luar biasa (KLB).
    Menurut Kepala Dinas Kesehatan DKI Jakarta, Chalik Masulili, pihaknya mencatat 174 kelurahan di 10 kecamatan di Jakarta dinyatakan sebagai daerah KLB. Pihaknya tak menutup diri jika penyakit yang disebabkan gigitan nyamuk aedes aegypti ini bakal menyerang daerah lainnya. ''Daerah lainnya masih mengintip untuk dinyatakan KLB,'' ujar Chalik Masulili kepada wartawan, Sabtu (14/2). Masulili merinci, wilayah kecamatan yang dinyakan sebagai daerah KLB masing-masing di wilayah Jakarta Pusat, yakni Kecamatan Kemayoran dan Tanah Abang.
    KLB di Jakarta Utara terjadi di Kecamatan Koja dan Tanjung Priok. Di Jakarta Barat terjadi di Kecamatan Kebon Jeruk dan Palmerah. Wilayah Jakarta Selatan masing-masing Kecamatan Pasar Minggu dan Kebayoran Lama. Di Jakarta Timur, KLB terjadi di Kecamatan Ciracas dan Kramat Jati. Total kelurahan yang terjangkit KLB sebnayak 174 kelurahan.
    Dijelaskan, penyakit yang disebabkan gigitan penyakit ini perlu penanganan yang serius mengingat bisa membahayakan keselamatan nyawa manusia. Tahun lalu, katanya, jumlah penderita demam berdarah mencapai lebih dari 14.000 orang dengan jumlah korban meninggal 59 orang. Penyakit ini muncul hampir setiap tahun terutama mulai bulan Oktober hingga Februari. Mengatasi masalah itu pihaknya sudah melakukan antisipasi sebelum penyakit ini merebak.
    Salah satu cara memerangi demam berdarag dengan memberantas sarang nyamuk (PSN) dan program menguras, menutup dan mengubur atau (program 3M). Upaya lainnya dengan melakukan pengasapan (fogging) di beberapa daerah yang dikategorikan rawan demam berdarah. Tak hanya itu, pihaknya telah menyiapkan alat fogging hingga di puskesmas tingkat kelurahan. Pada mulanya, alat fogging itu ditempatkan di puskesmas kecamatan. Menurut dia, penanganan masalah demam berdarah tidak lepas dari partisipasi masyarakat.
    Hanya saja diakuinya, aspek kepedulian masyarakat menangani masalah ini relatif kurang. Buktinya, meski sudah disosialisasikan program PSN dan 3M, masyarakat masih banyak yang belum mau melakukan. ''Masyarakat seolah budek, kita sudah ngomong berbusa tetap saja partisipasi mash rendah,'' ujarnya sambil mengatakan, minimnya partisipasi masyarakat itu justru berasal dari golongan masyarakat menengah ke atas.
    ''Rumah-rmah mereka itu sulit dimasuki petugas''. Atas sikap masyarakat yang tak peduli itu, Dinas Kesehatan DKI membuat terobosan dengan melibatkan juru pemantau jentik (jumantik). Petugas yang dijadikan sebagai jumantik itu direkrut dari masyarakat sekitar daerah yang rawan demam berdarah dengan gaji di atas upah minimum regional (UMR). '' Sebelum diterjunkan ke lapangan, para jumantik ini akan dilatih terlebih dahulu,'' ujarnya.
    Jumlah petugas yang direkrut sebagai jumantik tergantung kebutuhan di daerah masing-masing. Puskesmas Kemayoran, misalnya, jumlah petugas jumantiknya mencapai 27 orang. Beda dengan jumantik di Puskesmas Kebon Jeruk yang jumlahnya hanya 22 orang saja. ''Jumlah jumantik itu tergantung banyaknya rukun warga (RW) serta kondisi penyebaran penyakit ini,'' katanya. Didampingi Wakadis Kesehaan Jakarta, Wanda Ningsig, dia menyatakan, program jumantik ini akan digelar secara bersamaan, Senin (16/2) hingga 16 Maret.
    Program pembentukan jumantik itu dilakukan seiring dengan digelarnya bulan bakti kesehatan. Dia mengingatkan, daerah rawan demam berdarah tidak hanya terjadi di pemukiman padat, melainkan juga pemukiman orang-orang kaya. Rumah yang jarang dihuni pun dinyatakan rawan DBD, perkantoran, mushala, termasuk juga areal sekitar sekolah. ''Sebenarnya dari hasil evaluasi itu daerah yang terkena DBD dari waktu ke waktu ya itu-itu juga,''ujarnya.

    433 Orang Terserang Demam Berdarah
    Wabah demam berdarah dengue (DBD) beberapa minggu ini terus menelan banyak korban di beberapa wilayah Jakarta. Di Wilayah Jakarta Timur, DBD bahkan telah menyerang 433 penderita dan 2 orang meninggal. ''Dari 433 penderita, 20 persen usia sekolah,'' tandas Cahyono, Seksi Penyakit Menular Sudin Kesmas, Jakarta Timur. Selain di sejumlah sekolah, DBD juga mewabah di beberapa kelurahan.
    Beberapa kelurahan yang rawan DBD adalah Kelurahan Kramatjati, Cililitan, Cawang dan Kampung Tengah. Dari keempat lokasi itu terdapat 50 rukun warga (RW) yang rawan DBD. Penderita DBD yang cukup besar menimpa Kelurahan Ciracas dan Cipinang Besar Utara, Jakarta Timur. Korban DBD juga banyak dilarikan di Rumah Sakit Budi Asih, Cawang. Menurut Cahyono, sebagian besar penderita DBD warga RW3, Cawang.
    Kawasan itu rawan DBD karena ditemukan banyak genangan di tempat tersebut, dan sering dilanda banjir. Bahkan Cawang telah dinyatakan sebagai wilayah endemis DBD. Wilayah endemis DBD merupakan sumber penyebarluasan penyakit ke wilayah lain. Kejadian luar biasa (KLB) dimulai dengan peningkatan jumlah kasus di wilayah tersebut. Salah satu upaya membatasi penyebaran dan mencegah penyebarluasan adalah dengan pembrantasan sarang Nyamuk (PSN) serta pemantauan jentik berkala (PJB).
    Peningkatan jumlah kasus DBD dari 18 penderita di awal Januari hingga 433 orang pada minggu kedua Februari. Laporan tersebut berasal dari 14 laboratorium rumah sakit di Jakarta Timur. ''Peningkatan penderita DB terjadi karena faktor pasca musim hujan dan perubahan musim,'' tandas Cahyono. Bahkan 20 persen dari total penderita DBD adalah anak usia sekolah dasar (5-14 tahun).
    Karena itu antisipasi DBD selanjutnya tidak hanya berorientasi pada pemukiman tapi juga lingkungan sekolah. Menurut Cahyono, sosialisasi kebersihan telah dilakukan di beberapa sekolah, bahkan penyemprotan juga telah dilakukan di beberapa sekolah yang teridentifikasi positif DBD. ''Sekolah-sekolah yang ada kasus DBD segera disemprot,'' tandas Cahyono. Menurutnya, Sudin Kesmas berencana melakukan penyemprotan pada beberapa lokasi yang rawan DBD.
    ''Kami menggerakan kader dan personel puskesmas,'' ungkap dr Netry, kepala seksi Penyehatan Lingkungan, Jakarta Timur. Netri mengungkapkan bahwa Sudin Kesmas Jaktim sedang gencar menanggulangi DBD. Dinas Kesehatan DKI pun menggelar beberapa program untuk menanggulangi DBD, tanggal 9 Februari sampai 14 Maret 2004 dicanangkan sebagai bulan bakti PSN. Karena itu, Sudin Kesmas Jakarta Timur telah melakukan antisipasi, yaitu dengan melaksanakan early warning system atau sistem peringatan dini.
    Sistem ini merupakan pencegahan mewabahnya demam berdarah. ''Kami akan berupaya untuk mengantisipasi DBD, salah satunya dengan gerakan PSN,'' ungkap Netri. Salah satu upaya membatasi penyebaran dan mencegah penyebarluasan adalah dengan PSN serta PJB. Dia menambahkan, nyamuk aides aegepty dapat diberantas dengan penyemprotan, tapi ini tidak cukup karena penyemprotan hanya mematikan nyamuk dewasa.
    Karena itu, diperlukan penanggulangan atau pengendali vektor penular nyamuk aides aegepty dan virus dengue. Penanggulangan DBD berupa kegiatan pengelolaan lingkungan, secara masal maupun individu atau keluarga berupa menguras, menutup dan mengubur. Dapat pula dilakukan pengendalian secara kimia (larvasi selektif/abatisasi), serta biologis (predator ikan kepala timah). Selain itu, bisa ditempuh modifikasi lingkungan (ovitrap), langkah-langkah tersebut harus dilaksanakan secara berkesinambungan.

    Empat Warga Jakut Meninggal Karena Demam Berdarah
    Empat orang warga Jakarta Utara dilaporkan meninggal dunia akibat menderita penyakit demam berdarah dengue (DBD). Tiga orang berasal dari kecamatan Koja dan seorang lagi dari kecamatan Tanjung Priok. Selain itu, jumlah penderita DBD di Jakarta Utara juga meningkat tajam, dari sebelumnya hanya delapan orang pasien (per 12 Januari) menjadi 201 pasien pada 12 Februari ini.
    Menyikapi hal tersebut, Suku Dinas Kesehatan Masyarakat (Sudin Kesmas) langsung menggelar pertemuan yang melibatkan pihak-pihak terkait. "Kita sedang membicarakan langkah-langkah yang harus diambil," kata Kepala Seksi Penyakit Menular Sudin Kesmas, Dr Ketut Sudarsana.
    Kasus terbanyak terjadi di kecamatan Tanjung Priok, dengan jumlah penderita 75 orang, disusul kecamatan Koja sebanyak 56 pasien. Menurut Ketut, Sudin Kesmas masih melakukan proses validitas data di seluruh rumah sakit dan puskesmas.
    Wali kota Jakarta Utara, Effendi Anas, mengakui kejadian ini merupakan kasus besar. Menurutnya, melonjaknya kasus ini disebabkan banyak genangan air di kawasan perumahan yang tidak diatasi dengan baik oleh warga. "Tidak hanya di daerah kumuh. Perumahan elit juga berpotensi terjangkit demam berdarah," katanya.
    Bila dibandingkan data dua tahun sebelumnya, kasus DBD tahun ini tergolong tinggi. Pada tahun 2003 dan 2002, tidak ada penderita DBD yang meninggal dunia sepanjang bulan Januari. Jumlah pasien juga sedikit, masing-masing 12 pasien dan 8 pasien pada Januari 2003 dan 2002.
    Sebagaimana diberitakan sebelumnya, Pemkot Jakarta Utara telah mencanangkan Bulan Bakti Gerakan Menguras, Menutup dan Mengubur (BBG3M) di seluruh kelurahan. Namun gerakan ini hanya dilaksanakan pada bulan Januari sebagai pancingan bagi warga (Republika, 23/1).
    Ketika ditanya kemungkinan pencanangan kembali gerakan tersebut, Ketut tidak menjawab pasti. Dia mengharapkan warga di tingkat kelurahan tetap menghidupkan gerakan 3M ini dalam rangka menekan angka penderita dan korban DBD. "Bulan bakti itu adalah rangsangan bagi warga untuk peduli pada lingkungannya. Tapi kalau dibutuhkan, mungkin akan dilaksanakan kembali," lanjut Ketut. Meskipun demikian, Effendi memastikan pihaknya akan terus melakukan langkah-langkah pencegahan dalam bentuk sosialisasi kepada masyarakat di tingkat kelurahan dan RT/RW. Sosialisasi ini, lanjutnya, disesuaikan dengan tingkat kerawanan daerah terhadap DBD.
    Sudin Kesmas mendata 17 kelurahan dari 31 kelurahan yang rentan terhadap menyebaran nyamuk aedes aigepty. Selain mencanangkan kerja bakti mingguan di setiap kelurahan, pihaknya akan memberikan penyuluhan kepada masyarakat tentang penyebaran penyakit DBB, khususnya di ke-17 kelurahan tersebut.
    Sebelumnya dilaporkan, tiga orang warga di Jakarta Pusat meninggal terserang demam berdarah dalam periode periode 1 Januari hingga 4 Februari 2004. Sementara itu, jumlah penderitanya sendiri sudah menembus angka 111 orang di seluruh wilayah Jakarta Pusat.
    Padahal, sepanjang tahun 2003 saja hanya terdapat 4 orang pasien meninggal dunia akibat demam berdarah. Namun sekarang, baru 1,5 bulan tahun 2004 berjalan, pasien meninggal akibat penyakit ini sudah ada 3 orang.
    Menurut Rum Istriati, Kasudin Kesmas Jakarta Pusat, ketika dihubungi, dua orang korban meninggal merupakan warga Bungur, Kecamatan Kemayoran, dan satu orang lagi merupakan warga Petamburan. Korban meninggal diduga akibat telat diagnosa dan telat penanganan hingga akhirnya mereka meninggal dunia.


    Tanggal dibuat : 21/03/2005 . 10:45
    Revisi terakhir : 03/02/2007 . 12:08
    Kategori : PENYAKIT
    Halaman pernah dibaca 174861 kali


    Tampilan  Print Tampilan Print Cetak  halaman ini Cetak halaman ini


    react.gifTanggapan atas artikel ini


    Tanggapan #60

    oleh YAntiRoseSimanjuntak 28/06/2010 . 06:54

    Apakah penyakit demam berdarah itu bisa diatasi.?
    setelah sembuh dari deman berdarah apakah penyakitnya bisa kambuh lagi...?
    Tri's....


    Tanggapan #59

    oleh IntanAnggunWitama 26/06/2010 . 02:05

    Thankssssss,
    Artikelnya sangat membantu dalam pembuatan tugas saya...
    winksmile jadi bisa senyum sendiri....


    Tanggapan #58

    oleh bagdja 17/06/2010 . 10:01

    Semua artikel utk kesehatan bagus,sangat menolong orang cari informasi utk sehat..,tambahan Informasi dapat juga dibaca di web :http://4lifetransferfactorjakarta.com/


    Tanggapan #57

    oleh Nurul 11/06/2010 . 23:00

    Infrmsi ini sgt brguna skali bagi orang disekitar kita Tapi,lbih bagus lagi apabila hlman ini dilngkapi dgn fitur" pndukung, sperti gambar atau sjenisnya,Jadi hlman ini akan terlihat lebih berisi,


    Tanggapan #56

    oleh DedenSulaiman 04/05/2010 . 04:02

    Lindungi Keluarga Anda Dari Demam Berdarah dengan menggunakan kelambu nyamuk made in Indonesia merk rhematex. Mutu Premium dengan harga Terjangkau.

    Kunjungi Situs Kami di http://kelambunyamuk.com

    Turut Membantu Pemerintah Mencegah DBB.


    Sebelumnya

    1 / 12

    Selanjutnya

    [ 1 ] [ 2 ] [ 3 ] [ 4 ] [ 5 ] [ 6 ] [ 7 ] [ 8 ] [ 9 ] [ 10 ] [ 11 ] [ 12 ]


    Cari

    Berlangganan Email

    Google  Groups
    Daftarkan email anda untuk informasi dunia kesehatan terkini infodokter
    Pasang form ini di web/blog loe!

    Newsletter
    untuk menerima berita tentang situs ini, anda bisa mendaftar langganan Newsletter.
    Langganan
    Berhenti Langganan
    5379 Pelanggan

    sponsor

    StatCounter - Free Web Tracker and Counter


    PUSAT INFORMASI PENYAKIT INFEKSI DAN PENYAKIT MENULAR INDONESIA

    infeksi.com
    Situs Resmi RSPI - SS © 2003 - 2010
    Rumah Sakit Penyakit Infeksi Prof. Dr. Sulianti Saroso, Jakarta
    email : info@infeksi.com

    Halaman ini ditampilkan dalam 0.1 detik